Alkitab berbicara banyak mengenai akhir zaman. Hampir setiap kitab dalam Alkitab mengandung nubuat mengenai akhir zaman. Berusaha mengerti dan menata setiap nubuat ini dapat merupakan pekerjaan yang sulit. Berikut ini adalah ringkasan yang sangat singkat mengenai apa yang Alkitab katakan akan terjadi pada akhir zaman:
Kristus akan memindahkan semua orang percaya yang merupakan bagian dari Gereja (orang-orang suci Perjanjian Baru) dari dunia ini melalui peristiwa yang disebut Pengangkatan (1 Tesalonika 4:13-18; 1 Korintus 15:51ff). Pada Tahta Penghakiman Kristus, orang-orang percaya ini akan diberikan pahala untuk perbuatan baik dan pelayanan mereka. Mereka mungkin saja kehilangan pahala mereka karena tidak melayani dan tidak taat, namun tidak akan kehilangan hidup kekal (1 Korintus 3:11-15; 2 Korintus 5:10).
Anti Kristus (binatang) akan berkuasa dan menandatangani pakta perdamaian (perjanjian) dengan Israel untuk masa tujuh tahun (Daniel 9:27). Masa tujuh tahun ini dikenal sebagai masa Tribulasi (kesengsaraan). Dalam masa Tribulasi ini akan terjadi peperangan, kelaparan, wabah dan berbagai bencana alam. Tuhan mencurahkan murkanya terhadap dosa dan kejahatan. Tribulasi menjadi tempat untuk ke empat penunggang kuda dalam Wahyu dan ke tujuh meterai, sangkakala dan cawan murka Allah.
Kurang lebih setengah dari masa 7 tahun, antikristus akan melanggar perjanjian damai dengan Israel dan berperang dengan mereka. Antikristus akan melakukan kekejian yang membinasakan dan membuat patung dirinya untuk disembah di tempat kudus (Daniel 9:27, 2 Tesalonika 2:3-10). Bagian kedua dari Tribulasi dikenal sebagai Kesengsaraan Besar dan waktu kesusahan bagi Yakub.
Pada akhir dari tujuh tahun Tribulasi, antikristus akan melakukan serangan terakhir terhadap Yerusalem yang memuncak pada Perang Harmagedon. Yesus Kristus akan datang kembali, membinasakan antikristus dan bala tentaranya dan membuang mereka ke dalam lautan api (Wahyu 19:11-21). Kristus akan membelenggu Iblis dalam jurang maut untuk 1000 tahun dan akan memerintah di atas bumi selama 1000 tahun (Wahyu 20:1-6).
Pada akhir dari 1000 tahun Iblis akan dilepaskan, kembali dikalahkan dan dilemparkan ke dalam lautan api (Wahyu 20:7-10). Kristus akan menghakimi orang-orang yang tidak percaya (Wahyu 20:10-15) di Tahta Putih yang Besar, membuang mereka ke dalam lautan api. Akan ada Langit yang Baru dan Bumi yang Baru " tempat kediaman kekal bagi orang-orang percaya. Tidak akan ada lagi dosa, kesusahan atau kematian. Demikian pula Yerusalem yang Baru akan turun dari Surga (Wahyu 21-22).
Tribulasi adalah masa 7 tahun yang akan datang di mana Tuhan akan mengakhiri masa pendisiplinan terhadap Israel dan menyelesaikan penghakiman terhadap dunia yang tidak percaya. Gereja, yang terdiri dari semua orang yang telah percaya pada pribadi dan karya Tuhan Yesus yang menyelamatkan mereka dari hukuman dosa, tidak akan ada dalam dunia pada saat Tribulasi. Gereja akan diangkat dari dunia ini dalam peristiwa yang disebut Pengangkatan orang percaya (1 Tesalonika 4:13-18; 1 Korintus 15:51-53). Gereja dilepaskan dari murka yang akan datang (1 Tesalonika 5:9). Dalam Alkitab, Tribulasi disebut dengan berbagai nama, seperti misalnya:
1) Hari Tuhan (Yesaya 2:12; 13:6, 9; Yoel 1:15; 2:1, 11, 31, 3:14; 1 Tesalonika 5:2)
2) Kesusahan atau kesengsaraan (Ulangan 4:30; Zefanya 1:15)
3) Kesengsaraan besar yang menunjuk pada masa yang paling berat pada bagian akhir dari masa 7 tahun (Matius 24:21).
4) Hari atau waktu kesesakan (Daniel 12:1; Zefanya 1:15).
5) Waktu kesusahan bagi Yakub (Yeremia 30:7)
Untuk memahami tujuan dan waktu dari Tribulasi, kita perlu mengerti Daniel 9:24-27. Bagian dari kitab Daniel ini berbicara mengenai 70 minggu yang telah ditetapkan atas "bangsamu." "Bangsa" Daniel adalah orang-orang Yahudi, bangsa Israel, dan yang dikatakan oleh Daniel 9:24 adalah masa yang Tuhan berikan untuk "melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus." Tuhan menetapkan "70 minggu" untuk menggenapi semua ini. Adalah penting untuk dimengerti bahwa ketika disebutkan "70 minggu" yang dimaksudkan bukan minggu sebagaimana kita ketahui (7 hari). Kata Bahasa Ibrani (heptad) yang diterjemahkan sebagai minggu dalam Daniel 9:24-27 secara harafiah berarti "7," dan 70 minggu secara harafiah berarti 70 kali 7.
Masa yang Tuhan bicarakan ini sebenarnya adalah 70 kali 7 tahun atau 490 tahun. Ini dikonfirmasikan oleh ayat lain dalam kitab Daniel. Dalam ayat 25 dan 26 Daniel diberitahukan bahwa sang Mesias akan disingkirkan selama 7 minggu dan 62 minggu (total 69 minggu) mulai dari perintah untuk membangun kembali Yerusalem. Dengan kata lain 69 x 7 tahun (483 tahun) setelah perintah untuk mendirikan Yerusalem Mesias akan disingkirkan. Sejarahwan Alkitab mengkonfirmasikan bahwa 483 tahun telah berlalu sejak dari saat perintah untuk mendirikan Yerusalem sampai saat Yesus disalibkan. Kebanyakan sarjana Kristen, apapun pandangan eskatologis (masa-masa/peristiwa-peristiwa yang akan datang) mereka, memahami 70 minggu dalam kitab Daniel dengan pengertian yang sama dengan yang telah diuraikan di atas.
Dengan berlalunya 483 tahun dari perintah untuk mendirikan Yerusalem sampai pada penyingkiran Mesias, maka hanya tinggal 1 minggu (7 tahun) dari Daniel 9:24 yang masih harus digenapi "untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus." Masa 7 tahun yang terakhir ini dikenal sebagai masa Tribulasi " masa di mana Tuhan akan mengakhiri penghakiman atas Israel karena dosa-dosa mereka.
Daniel 9:27 memberi beberapa pokok-pokok penting dalam masa 7 tahun Tribulasi. Daniel 9:27 mengatakan "Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu." Pribadi yang dibicarakan dalam ayat ini adalah yang disebutkan oleh Yesus sebagai "Pembinasa keji" (Matius 24:15) dan disebut binatang dalam Wahyu 13. Daniel 9:27 mengatakan bahwa binatang itu akan menempatkan patung dirinya di tempat suci dan menuntut dunia untuk menyembah dia. Wahyu 13:5 menjelaskan bahwa ini akan terjadi selama 42 bulan, yaitu 3" tahun. Karena Daniel 9:27 mengatakan bahwa ini akan terjadi pada tengah minggu, dan Wahyu 13:5 mengatakan bahwa binatang ini akan melakukan hal ini untuk masa 42 bulan, adalah mudah untuk melihat bahwa total lamanya adalah 84 bulan atau 7 tahun. Lihat pula Daniel 7:25 di mana "satu masa, dua masa dan setengah masa" (satu masa = 1 tahun; dua masa = 2 tahun; setengah masa = " tahun; keseluruhannya 3" tahun) juga merujuk pada Kesengsaraan Besar, bagian terakhir dari 7 tahun Tribulasi ketika "kekejian yang menyebabkan kebinasaan" (binatang) akan berkuasa.
Untuk referensi lebih lanjut mengenai Tribulasi, lihat Wahyu 11:2-3 yang berbicara mengenai 1,260 hari dan 42 bulan, dan Daniel 12:11-12 yang berbicara mengenai 1, 290 hari dan 1,335 hari yang kesemuanya menunjuk pada pertengahan Tribulasi. Hari-hari selebihnya dalam Daniel 12 mungkin termasuk masa pada akhir dari penghakiman terhadap bangsa-bangsa (Matius 25:31-46) dan masa untuk mendirikan Kerajaan Seribu Tahun milik Kristus (Wahyu 20:4-6).
Matius 24:5-8 memberi kita beberapa petunjuk penting sehingga kita dapat memahami mendekatnya akhir zaman. "Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru." Bertambahnya mesias-mesias palsu, bertambahnya peperangan, bertambahnya kelaparan, penyakit dan bencana-bencana alam " semua ini adalah "tanda-tanda" akhir zaman. Bahkan dalam ayat-ayat ini kita diberikan peringatan. Jangan sampai kita ditipu (Matius 24L4), karena peristiwa-peristiwa ini hanyalah permulaan dari sakit melahirkan (Matius 24:8), kesudahannya masih akan datang (Matius 24:6).
Banyak penafsir yang menunjuk pada setiap gempa bumi, setiap pergolakan politik, dan setiap serangan terhadap Israel sebagai tanda bahwa akhir zaman segera tiba. Walaupun peristiwa-peristiwa ini adalah tanda-tanda bahwa akhir zaman sementara mendekat, hal ini tidak berarti bahwa akhir zaman sudah tiba. Rasul Paulus mengingatkan bahwa "di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan" (1 Timotius 4:1). Hari-hari terakhir dilukiskan sebagai "masa yang sukar" karena meningkatnya kejahatan manusia dan orang-orang yang secara aktif "menolak kebenaran" (2 Timotius 3:1-9; lihat pula 2 Tesalonika 2:3).
Tanda-tanda lain yang mungkin antara lain adalah dibangunnya kembali tempat suci orang Yahudi di Yerusalem, meningkatnya permusuhan terhadap Israel dan perkembangan ke arah satu pemerintahan dunia. Tanda akhir zaman yang paling utama adalah negara Israel. Pada tahun 1948 Israel untuk pertama kalinya sejak tahun 70 A.D. diakui sebagai negara yang berdaulat. Tuhan sudah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan memiliki Kanaan sebagai "milik untuk selama-lamanya" (Kejadian 17:8), dan Yehezkiel menubuatkan kebangunan kembali Israel secara fisik dan rohani (Yehezkiel 37). Dari sudut pandang nubuat akhir zaman, adanya Israel sebagai bangsa di tanahnya sendiri adalah hal yang penting karena pentingnya Israel dalam eskatologi (Daniel 10:14; 11:41; Wahyu 11:8).
Dengan mengingat tanda-tanda ini, kita dapat bersikap bijak dalam hal pengharapan akhir zaman. Namun kita tidak boleh menafsirkan salah satu dari tanda-tanda ini sebagai indikasi jelas bahwa akhir zaman akan segera tiba. Tuhan telah memberi kita informasi yang cukup sehingga kita dapat mempersiapkan diri, namun tidak cukup untuk membuat kita menjadi sombong.
Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya adalah pengharapan dari orang-orang percaya bahwa Tuhan mengontrol segala sesuatunya dan setia pada janji-janji dan nubuatan dalam FirmanNya. Pada kedatanganNya yang pertama, Yesus Kristus datang ke dunia ini sebagai seorang bayi di palungan di Betlehem, sebagaimana dinubuatkan. Yesus memenuhi banyak nubuat mengenai Mesias dalam kelahiran, hidup, pelayanan, kematian dan kebangkitanNya. Namun ada beberapa nubuat mengenai Mesias yang Yesus belum genapi. Kedatangan Kristus Kedua Kali akan merupakan kembalinya Kristus untuk memenuhi semua nubuat yang masih tersisa ini. Pada kedatanganNya yang pertama kali, Yesus datang dalam keadaan yang sangat sederhana. Pada kedatanganNya yang kedua kalinya, Yesus akan datang dengan bala tentara Surga mengiringi Dia.
Para nabi Perjanjian Lama tidak membedakan kedua kedatangan ini. Hal ini dapat dilihat pada ayat-ayat seperti Yesaya 7:14; 9:6-7 dan Zakharia 14:4. Akibat dari nubuat yang sepertinya berbicara mengenai dua individu banyak sarjana Yahudi yang percaya bahwa akan ada Mesias yang menderita dan Mesias yang menang. Apa yang mereka tidak pahami adalah bahwa Mesias yang sama akan memenuhi kedua peranan ini. Yesus menggenapi peran dari hamba yang menderita (Yesaya 53) pada kedatanganNya yang pertama. Yesus akan menggenapi peran sebagai Pembebas dan Raja Israel pada kedatanganNya yang kedua. Zakharia 12:10 dan Wahyu 1:7 menggambarkan Kedatangan yang Kedua Kali, mengenang kembali saat Yesus ditikam. Israel, dan seluruh dunia, akan meratap karena tidak menerima Mesias saat Dia datang untuk pertama kalinya.
Setelah Yesus naik ke Surga, para malaikat memberitahukan para rasul, "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." (Kisah 1:11). Zakharia 14:4 mengidentifikasikan tempat Kedatangan yang Kedua Kalinya sebagai Bukit Zaitun. Matius 24:30 menyatakan, "Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya." Titus 2:13 menggambarkan Kedatangan yang Kedua Kalinya sebagai "pernyataan kemuliaan."
Kedatangan yang Kedua Kali dibicarakan dengan terperinci dalam Wahyu 19:11-16, " Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri. Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah." Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "RAJA SEGALA RAJA DAN TUAN DI ATAS SEGALA TUAN"" (Wahyu 19:11-16).
Waktu Pengangkatan orang percaya dalam hubungannya dengan Tribulasi (kesengsaraan) adalah salah satu isu paling kontroversial dalam gereja saat ini. Tiga pandangan utama adalah: Pratribulasi (Pengangkatan orang percaya terjadi sebelum Tribulasi), Midtribulasi (Pengangkatan orang percaya terjadi di tengah-tengah Tribulasi), dan Pascatribulasi (Pengangkatan orang percaya terjadi pada akhir dari Tribulasi). Pandangan ke empat, yang lazimnya dikenal sebagai Pra-Murka adalah posisi Midtribulasi yang dimodifikasi sedikit.
Pertama, adalah penting untuk mengenali tujuan dari Tribulasi. Menurut Daniel 9:27 ada tujuh "masa" (7 tahun) yang masih akan datang. Keseluruhan nubuat Daniel mengenai tujuh puluh masa (Daniel 9:20-27) berbicara mengenai bangsa Israel. Ini adalah masa di mana Tuhan memusatkan perhatianNya secara khusus pada Israel. Walaupun ini tidak merupakan indikasi bahwa gereja tidak lagi ada, hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai mengapa gereja masih perlu ada di atas bumi pada waktu itu.
Ayat Alkitab yang utama mengenai Pengangkatan orang percaya adalah 1 Tesalonika 4:13-18. Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa setiap orang percaya, bersama dengan orang-orang percaya yang telah meninggal, akan bertemu dengan Tuhan di angkasa dan akan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya. Pengangkatan orang percaya adalah Tuhan memindahkan umatNya dari bumi ini. Dalam 5:9 Paulus mengatakan, "Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita" (1 Tesalonika 5:9). Kitab Wahyu yang secara utama berbicara mengenai masa Tribulasi adalah berita nubuatan mengenai bagaimana Tuhan akan mencurahkan murkaNya atas bumi ini pada saat Tribulasi. Adalah tidak konsisten untuk Tuhan menjanjikan orang-orang percaya bahwa mereka tidak akan mengalami murka Tuhan namun membiarkan mereka di bumi pada masa Tribulasi. Fakta bahwa Allah berjanji melepaskan orang-orang Kristen dari murkaNya tidak lama setelah berjanji untuk menyingkirkan umatNya dari bumi ini nampaknya menghubungkan kedua peristiwa ini.
Bagian Alkitab lain yang krusial mengenai waktu dari Pengangkatan orang percaya adalah Wahyu 3:10. Di sana Kristus berjanji melepaskan orang-orang percaya dari "hari pencobaan" yang akan datang atas seluruh dunia. Ini dapat berarti dua hal: (1) Kristus akan melindungi orang-orang percaya di tengah pencobaan, atau (2) Tuhan akan membebaskan orang-orang percaya dari pencobaan. Keduanya adalah arti yang sah dari kata dalam Bahasa Yunani yang diterjemahkan "dari." Ini bukan hanya pencobaan, namun "hari" pencobaan. Kristus berjanji untuk memelihara orang-orang percaya dari masa pencobaan, yaitu Tribulasi. Tujuan dari Tribulasi, tujuan dari Pengangkatan orang percaya, arti dari 1 Tesalonika 5:9, dan penafsiran Wahyu 3:10 semua memberi dukungan jelas pada pandangan Pratribulasi. Jikalau Alkitab ditafsirkan secara harafiah dan konsisten, pandangan Pratribulasi adalah pandangan yang paling konsisten dengan Alkitab.
Kata "pengangkatan" tidak muncul di dalam Alkitab. Namun demikian, konsep mengenai Pengangkatan diajarkan dengan jelas dalam Alkitab. Pengangkatan Gereja adalah peristiwa di mana Allah memindahkan semua orang percaya dari bumi ini untuk membuka jalan bagi penghakimanNya yang adil ditumpahkan ke bumi pada masa Tribulasi. Pengangkatan terutama dilukiskan dalam 1 Tesalonika 4:13-18 dan 1 Korintus 15:50-54. 1 Tesalonika 4:13-18 menggambarkan Pengangkatan sebagai Allah membangkitkan semua orang percaya yang telah meninggal, memberi mereka tubuh kemuliaan, dan kemudian meninggalkan dunia ini bersama dengan orang-orang percaya yang masih hidup, yang juga telah diberikan tubuh kemuliaan. "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan" (1 Tesalonika 4:16-17).
1 Korintus 15:50-54 memusatkan pada natur Pengangkatan yang bersifat mendadak dan pada tubuh kemuliaan yang akan kita terima. "Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah" (1 Korintus 15:51-52). Pengangkatan adalah suatu peristiwa yang mulia yang kita perlu rindukan. Pada akhirnya kita akan bebas dari dosa. Kita akan berada di hadapan Allah untuk selamanya. Ada terlalu banyak perdebatan mengenai makna dan cakupan dari Pengangkatan. Bukan ini maksud Tuhan. Dalam hubungannya dengan Pengangkatan, Allah ingin kita menghiibur "seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini."
Kerajaan Seribu Tahun adalah nama yang diberikan untuk 1000 tahun pemerintahan Yesus Kristus di atas bumi. Sebagian orang berusaha menafsirkan 1000 tahun ini secara allegoris. Sebagian lainnya memahami 1000 tahun sebagai cara figuratif untuk mengatakan "masa yang panjang." Hal ini menyebabkan beberapa orang tidak mengharapkan pemerintahan Yesus secara fisik dalam dunia ini. Namun demikian, dalam Wahyu 20:2-7, enam kali Kerajaan Seribu Tahun dikatakan secara spesifik akan berlangsung selama 1000 tahun. Kalau Allah ingin mengkomunikasikan "masa yang panjang," Dia dapat dengan mudah melakukan itu tanpa secara eksplisit dan berulang kali menyebutkan waktu yang tepat.
Alkitab memberitahu kita ketika Kristus datang kembali, Dia akan menetapkan diriNya sebagai Raja di Yerusalem, duduk di atas tahta Daud (Lukas 1:32-33). Perjanjian-perjanjian yang tanpa syarat menuntut kedatangan Kristus kembali secara harafiah dan secara fisik untuk mendirikan kerajaanNya. Perjanjian dengan Abraham menjanjikan Israel tanah, keturunan, penguasa dan berkat rohani (Kejadian 12:1-3). Perjanjian Palestina menjanjikan Israel pemulihan ke tanah perjanjian dan penguasaan terhadap tanah itu (Ulangan 30:1-10). Perjanjian Daud menjanjikan pengampunan pada Israel, suatu cara bagi bangsa itu untuk mendapat berkat (Yeremia 31:31-34).
Pada kedatangan kedua kali, semua perjanjian ini akan digenapi saat Israel dikumpulkan kembali dari antara bangsa-bangsa (Matius 24:31), bertobat (Zakharia 12:10-14), dan dipulihkan kembali ke tanah perjanjian di bawah pemerintahan Mesias, Yesus Kristus. Alkitab berbicara mengenai keadaan pada zaman 1000 tahun itu sebagai lingkungan yang sempurna, secara fisik dan rohani. Zaman itu akan menjadi zaman damai (Mikha 4:2-4; Yesaya 32:17-18); sukacita (Yesaya 61:7, 10); penghiburan (Yesaya 40:1-2), di mana tidak ada kemiskinan (Amos 9:13-15) atau penyakit (Yoel 2:28-29). Alkitab juga memberitahu kita bahwa hanya orang-orang percaya yang akan memasuki Kerajaan Seribu Tahun. Karena itu, masa ini akan menjadi masa yang penuh dengan keadilan (Matius 25:37, Mazmur 24:3-4); ketaatan (Yeremia 31:33); kesucian (Yesaya 35:8); kebenaran (Yesaya 65:16) dan kepenuhan Roh Kudus (Yoel 2:28-29). Kristus akan memerintah sebagai Raja (Yesaya 9:3-7; 11:1-10) dengan Daud sebagai wali (Yeremia 33:15, 17, 21; Amos 9:11). Para pemimpin juga akan memerintah (Yesaya 32:1; Matius 19:28). Yerusalem akan menjadi pusat "politik" dunia (Zakharia 8:3).
Wahyu 20:2-7 hanya memberi jangka waktu yang tepat untuk Kerajaan Seribu Tahun. Tanpa ayat-ayat inipun ada tak terhingga ayat-ayat lainnya yang menunjuk pada pemerintahan Mesiassecara harafiah di bumi. Penggenapan dari berbagai perjanjian Tuhan bergantung pada kerajaan secara harfiah dan secara fisik di masa yang akan datang. Tidak ada dasar yang kuat untuk menolak pengertian harafiah mengenai Kerajaan Seribu Tahun dan bahwa jangka waktunya adalah seribu tahun.
Frasa "kekejian yang membinasakan" merujuk pada Matius 24:15: ""Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel"para pembaca hendaklah memperhatikannya." Ayat Alkitab ini merujuk pada Daniel 9:27, "Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu." Pada tahun 167 S.M. seorang penguasa Yunani bernama Antiokhus Epiphanes mendirikan mezbah Zeus di atas mezbah korban bakaran di Bait Allah orang Yahudi di Yerusalem. Dia juga mempersembahkan babi di mezbah Bait Allah di Yerusalem. Kejadian ini dikenal sebagai "kekejian yang membinasakan."
Dalam Matius 24:15 Yesus berbicara kurang lebih 200 tahun setelah kekejian yang membinasakan yang dibicarakan di atas terjadi. Jadi pastilah Yesus sementara menubuatkan bahwa suatu ketika di masa yang akan datang kekejian yang membinasakan yang lain akan terjadi di Bait Allah orang Yahudi di Yerusalem. Kebanyakan penafsir Alkitab percaya bahwa Yesus merujuk pada Anti Kristus yang akan melakukan sesuatu yang sangat serupa dengan apa yang dilakukan oleh Antiokhus Epiphanes. Hal ini dikonfirmasikan dengan fakta bahwa beberapa dari apa yang dinubuatkan Daniel dalam Daniel 9:27 tidak terjadi pada tahun 167 S.M. pada zaman Antiokhus Epiphanes. Antiokhus tidak membuat perjanjian dengan Israel untuk tujuh tahun. Adalah Anti Kristus yang pada zaman akhir akan membuat perjanjian dengan Israel untuk tujuh tahun dan kemudian melanggarnya dengan melakukan sesuatu yang serupa dengan kekejian yang membinasakan di Bait Allah orang Yahudi di Yerusalem.
Apapun kekejian yang membinasakan di masa yang akan datang, tidak diragukan dalam benak siapapun bahwa orang yang melakukannya adalah orang yang dikenal sebagai Anti Kristus. Wahyu 13:14 menggambarkan orang itu membuat semacam patung yang kemudian semua orang dipaksa untuk tunduk dan menyembah. Mengubah Bait dari Allah yang hidup menjadi tempat penyembahan untuk diri sendiri adalah merupakan kekejian yang dahsyat di mata Allah. Mereka yang masih hidup dan tinggal pada masa Penganiayaan Besar harus berjaga-jaga dan mengenali bahwa kejadian ini adalah permulaan dari 3 " tahun masa Penganiayaan Besar yang paling mengerikan dan bahwa kembalinya Yesus Kristus sudah dekat. "Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."" (Lukas 21:36).
Kitab Wahyu selalu menyajikan tantangan kepada penafsir. Kitab ini penuh dengan gambaran dan simbolisme yang tajam, yang ditafsirkan orang secara berbeda-beda tergantung pada prakonsepsi mereka terhadap kitab tsb. secara keseluruhan. Ada empat pendekatan utama dalam menafsirkan kitab Wahyu: 1) Preterist (melihat semua atau sebagian besar dari kejadian dalam kitab Wahyu sebagai sudah terjadi pada akhir dari abad pertama); 2) Historicist (melihat kitab Wahyu sebagai survei sejarah Gereja dari zaman para rasul hingga saat ini); 3) Idealist (melihat kitab Wahyu sebagai gambaran pergumulan antara kebaikan dan kejahatan); 4) Futurist (melihat kitab Wahyu sebagai nubuatan dari kejadian-kejadian yang akan datang). Dari keempatnya hanya pendekatan futurist yang menafsirkan kitab Wahyu dengan metode grammatical-historical (tata bahasa dan sejarah) sebagaimana bagian Kitab Suci lainnya. Pendekatan ini juga lebih sesuai dengan klaim dari kitab Wahyu sendiri sebagai nubuat (Wahyu 1:3; 22:7, 10, 18, 19).
Jadi, menjawab pertanyaan, "siapakah ke144.000 itu?" akan tergantung pada pendekatan penafsiran apa yang Anda lakukan untuk kitab Wahyu. Kecuali pendekatan futurist, semua pendekatan lain menafsirkan ke144.000 itu secara simbolis, sebagai wakil dari Gereja, dan angka "144.000" adalah simbol dari totalitas " i.e., angka sempurna " dari gereja. Namun ketika melihat bagian tsb. secara apa adanya, ""Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel." (Wahyu 7:4), tidak ada sesuatupun dalam bagian Alkitab ini yang mengharuskan kita menafsirkan 144.000 ini bukan sebagai secara harafiah 144.000 orang-orang Yahudi, masing-masing 12.000 diambil dari segenap suku "keturunan Israel." Perjanjian Baru tidak menawarkan teks yang jelas untuk menggantikan Israel dengan gereja.
Para orang Yahudi ini "dimeteraikan," yang berarti mereka mendapatkan perlindungan khusus dari Allah terhadap semua penghakiman illahi dan dari Anti Kristus untuk menjalankan misi mereka pada masa Penganiayaan Besar (lihat Wahyu 6:17, di mana orang-orang akan ingin tahu siapa yang dapat bertahan dari murka yang akan datang). Masa Penganiayaan Besar adalah masa tujuh tahun yang akan datang di mana Allah akan melaksanakan penghakiman illahi terhadap mereka yang menolak Dia dan menggenapi rencana keselamatanNya bagi bangsa Israel. Semua ini adalah seturut dengan wahyu Allah kepada nabi Daniel (Daniel 9:24-27). Ke 144.000 orang Yahudi adalah semacam "buah pertama" (Wahyu 14:4) dari bangsa Israel yang ditebus yang sebelumnya telah dinubuatkan (Zakharia 12:10; Roma 11:25-27), dan misi mereka adalah menginjili dunia setelah Pengangkatan (Rapture) dan mengabarkan Injil selama masa Penganiayaan Besar. Sebagai hasil pelayanan mereka jutaan ("Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.") akan beriman kepada Kristus (Wahyu 7:9).
Banyaknya kebingungan mengenai ke 144.000 itu dikarenakan oleh doktrin yang salah dari para Saksi Yehovah. Saksi-Saksi Yehovah mengklaim bahwa 144.000 adalah batas jumlah orang-orang yang akan memerintah bersama Kristus di surga dan menikmati kekekalan bersama dengan Kristus. Ke 144.000 itu memiliki apa yang oleh pada Saksi Yehovah katakan sebagai pengharapan surgawi. Mereka yang tidak lahir kembali akan menikmati apa yang mereka sebut sebagai pengharapan duniawi " surga di atas bumi yang di bawah pemerintahan Kristus dan ke 144.000 itu. Kita melihat dengan jelas bahwa pengajaran dari Saksi-Saksi Yehovah mendirikan kasta dalam masyarakat dengan kelompok penguasa (144.000) dan mereka yang diperintah. Alkitab tidak mengajarkan doktrin "kelas ganda" semacam ini. Adalah benar menurut Wahyu 20:4 bahwa ada orang-orang yang akan memerintah dalam Kerajaan Seribu Tahun bersama dengan Kristus. Orang-orang ini akan terdiri dari Gereja (orang-orang percaya dalam Yesus Kristus), orang-orang suci Perjanjian Lama (orang-orang percaya yang mati sebelum kedatangan Kristus yang pertama kali), dan orang-orang suci zaman Penganiayaan Besar (mereka yang menerima Kristus pada masa Penganiyaan Besar). Namun Alkitab tidak membatasi jumlah dari kelompok ini. Lebih lanjut lagi, Kerajaan Seribu Tahun berbeda dari Kekekalan yang akan ada pada akhir dari masa Seribu Tahun. Pada waktu itu Allah akan berdiam bersama kita di Yerusalem Baru. Dia akan menjadi Allah kita dan kita akan menjadi umatNya (Wahyu 21:3). Warisan yang dijanjikan kepada kita di dalam Kristus dan yang dimeteraikan oleh Roh Kudus (Efesus 1:13-14) akan menjadi milik kita dan kita akan menjadi pewaris bersama dengan Kristus (Roma 8:17).
Kata "apocalypse" berasal dari kata Yunani "apocalupsis" yang berarti "membuka, menyingkapkan, menyingkirkan tutup." Kitab Wahyu sering kali disebut sebagai "Wahyu Yohanes" karena Allah mengungkapkan zaman akhir kepada Rasul Yohanes. Selanjutnya, kata Yunani untuk apocalypse adalah kata pertama dalam naskah Yunani dari kitab Wahyu. Frasa "literatur apokaliptik" digunakan untuk menggambarkan penggunaan simbol-simbol, gambar-gambar, dan bilangan-bilangan untuk menguraikan kejadian di masa yang akan datang. Di luar kitab Wahyu, contoh dari literatur apokaliptik dalam Alkitab adalah Daniel 7-12, Yesaya 24-27, Yehezkiel 37-41, dan Zakharia 9-12.
Mengapa literatur apokaliptik ditulis dengan simbolisme dan kiasan semacam ini? Kitab-kitab apokaliptik ditulis ketika adalah lebih bijak untuk menyamarkan berita yang disampaikan dalam bentuk gambar dan simbol daripada menyampaikannya dalam bahasa sederhana/jelas. Lagipula, simbolisme menciptakan unsur misteri mengenai waktu dan tempat yang terinci. Namun demikian, tujuan dari simbolisme bukan untuk menciptakan kebingungan, namun untuk mengajar dan mendorong para pengikut Allah di zaman yang sukar.
Selain dari makna Akitabiah yang khusus, istilah "kiamat (apocalypse)" sering digunakan untuk merujuk pada zaman akhir secara umum, atau khususnya pada bagian akhir dari zaman akhir. Kejadian-kejadian zaman akhir seperti Kedatangan Kristus yang Kedua Kali dan Peperangan Harmagedon sering disebut sebagai kiamat (apocalypse). Kiamat (apocalypse) akan merupakan pengungkapan paling akhir dari Allah, murkaNya, keadilanNya, dan yang paling penting adalah kasihNya. Yesus Kristus adalah "pengungkapan" Allah yang terutama karena Dia mengungkapkan Allah kepada kita (Yohanes 14:9; Ibrani 1:2).
Kata "Harmagedon" berasal dari kata Bahasa Ibrani "Har-Magedon" yang berarti "Gunung Megido" dan telah menjadi kata sinonim dengan peperangan di masa yang akan datang di mana Allah akan campur tangan dan menghancurkan bala tentara Anti Kristus sebagaimana dinubuatkan dalam Alkitab (Wahyu 16:16; 20:1-3; 7-10). Akan ada jutaan orang yang terlibat dalam peperangan Harmagedon karena semua bangsa akan berkumpul bersama untuk melawan Kristus.
Lokasi persis dari lembah Harmagedon tidaklah jelas karena tidak ada gunung yang bernama Megido. Namun karena "Har" dapat pula berarti bukit, lokasi yang paling mungkin adalah daerah perbukitan yang mengelilingi Dataran Megido, kurang lebih enam puluh mil sebelah Utara Yerusalem. Lebih dari dua ratus peperangan terjadi di daerah tsb. Dataran Megido dan Dataran Esdralon yang berdekatan akan menjadi titik fokus peperangan Harmagedon yang akan berkecamuk di sepanjang wilayah Israel sampai ke bagian Selatan sejauh kota Bozrah di wilayah Edom (Yesaya 63:1). Lembah Harmagedon terkenal dengan dua kemenangan besar dalam sejarah Israel: (1) Kemenangan Barak atas orang-orang Kanaan (Hakim-Hakim 4:15), dan (2) Kemenangan Gideon terhadap orang-orang Midian (Hakim-Hakim pasal 7). Harmagedon juga lokasi dari dua tragedi besar: (1) matinya Saul dan anak-anaknya (1 Samuel 31:8), dan (2) matinya raja Yosia (2 Raja-Raja 23:29-30; 2 Tawarikh 35:22).
Karena sejarah ini, lembah Harmagedon menjadi simbol dari pertempuran terakhir antara Allah dan kekuatan si jahat. Kata "Harmagedon" hanya muncul dalam Wahyu 16:16, "Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon." Ini berbicara soal raja-raja yang setia kepada Anti Kristus berkumpul bersama untuk menyerang Israel untuk terakhir kalinya. Di Harmagedon, "cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya" (Wahyu 16:19) akan dicurahkan, dan Anti Kristus dan para pengikutnya akan dikalahkan. Harmagedon telah merupakan istilah umum yang merujuk pada akhir dari dunia, bukan sekedar peperangan yang mengambil tempat di Dataran Megido.
Frasa "hari Tuhan" biasanya menunjuk pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada akhir dari sejarah (Yesaya 7:18-25) dan sering diasosiasikan secara dekat dengan frasa "hari itu." Salah satu kunci untuk memahami frasa ini adalah dengan memperhatikan bahwa frasa-frasa ini selalu berbicara mengenai suatu masa di mana Allah secara pribadi campur tangan dalam sejarah, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk menggenapi aspek tertentu dari rencanaNya.
Kebanyakan orang mengasosiasikan "hari Tuhan" dengan masa tertentu atau hari tertentu yang akan terjadi pada zaman akhir ketika rencana Allah dan maksudnya bagi dunia milikNya dan bagi umat manusia akan digenapi. Beberapa sarjana percaya bahwa "hari Tuhan" akan merupakan masa yang lebih panjang, dan bukannya satu hari saja " suatu periode waktu di mana Kristus akan memerintah di seluruh dunia sebelum Dia membersihkan langit dan bumi untuk mempersiapkan kekekalan bagi seluruh umat manusia. Namun para sarjana lain percaya bahwa hari Tuhan akan merupakan peristiwa yang cepat yang terjadi ketika Kristus kembali ke dunia untuk menebus orang-orang percaya yang setia dan untuk mengirim orang-orang yang tidak percaya kepada hukuman kekal.
Frasa "hari Tuhan" digunakan sembilan belas kali dalam Perjanjian Lama (Yesaya 2:12; 13:6, 9; Yehezkiel 13:5; 30:3; Yoel 1:15, 2:1,11, 31; 3:14; Amos 5:18, 20; Obaja 15, Zefanya 1:7-14; Zakharia 14:1; Maleakhi 4:5) dan empat kali dalam Perjanjian Baru (Kisah 2:20; 2 Tesalonika 2:2; 2 Petrus 3:10). Hal ini juga disinggung dalam bagian-bagian lainnya (Wahyu 6:17; 16:14).
Bagian-bagian Perjanjian Lama yang berhubungan dengan hari Tuhan sering kali mengandung makna kesegeraan, hampir dan pengharapan: "Merataplah, sebab hari TUHAN sudah dekat!" (Yesaya 13:6); "Hari itu sudah dekat, hari TUHAN sudah dekat" (Yehezkiel 30:3); "Sungguh, hari TUHAN sudah dekat," (Yoel 1:15); "Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat;" (Yoel 2:1); "Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!" (Yoel 3:14); "Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa" (Obaja 1:15); "Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat" (Zefanya 1:7); "Sudah dekat hari TUHAN yang hebat itu, sudah dekat dan datang dengan cepat sekali!" (Zefanya 1:14). Hal ini dikarenakan "hari Tuhan" dalam Perjanjian Lama sering berbicara mengenai penggenapan yang dekat dan jauh, sama halnya dengan nubuatan Perjanjian Lama. Ada kalanya dalam Perjanjian Lama di mana "hari Tuhan" digunakan untuk menggambarkan penghakiman bersejarah yang terlah digenapi dalam pengertian tertentu (Yesaya 13:6-22; Yehezkiel 30:2-19; Yoel 1:15; 3:14; Amos 5:18-20; Zefanya 1:14-18), sementara pada waktu lainnya istilah ini merujuk pada penghakiman illahi yang akan terjadi menjelang berakhirnya zaman (Yoel 2:30-32; Zakharia 14:1; Maleakhi 4:1, 5).
Perjanjian Baru menyebutnya sebagai hari "murka," hari "perlawatan," dan hari Allah Yang Mahakuasa (Wahyu 1:14) dan merujuk pada penggenapan di masa depan ketika murka Allah dicurahkan kepada bangsa Israel yang tidak mau percaya (Yesaya 22; Yeremia 30:1-17; Yoel 1-2; Amoz 5; Zefanya 1) dan dunia yang tidak percaya (Yehezkiel 38-39; Zakharia 14). Kitab Suci menunjukkan bahwa "hari Tuhan" akan datang dengan cepat, seperti pencuri di malam hari (Zefanya 1:14-15; 2 Tesalonika 2:2), dan karena itu kita sebagai orang-orang Kristen harus berjaga-jaga dan siap untuk datangnya Kristus setiap saat.
Selain merupakan saat penghakiman, itu juga akan merupakan saat penyelamatan ketika Allah membebaskan sisa-sisa Israel, menggenapi janjiNya bahwa "seluruh Israel akan diselamatkan" (Roma 11:26), mengampuni dosa mereka dan memulihkan orang-orang pilihanNya ke tanah yang dijanjikannya kepada Abraham (Yesaya 10:27; Yeremia 30:19-31, 40; Mikah 4; Zakharia 13). Hasil terakhir dari hari Tuhan adalah "Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu" (Yesaya 2:17). Penggenapan utama atau yang paling akhir dari nubuat-nubuat mengenai "hari Tuhan" akan terjadi pada akhir dari sejarah ketika dengan kuasa yang ajaib Allah akan menghukum kejahatan dan menggenapi semua janjiNya.
Pengangkatan Orang Percaya dan Kedatangan Kristus yang Kedua Kalinya sering dicampur adukkan. Kadang-kadang sulit untuk menentukan apakah Kitab Suci berbicara mengenai Pengangkatan Orang Percaya atau Kedatangan Kedua Kali. Namun demikian, dalam mempelajari nubuat-nubuat Alkitab mengenai zaman akhir, adalah penting untuk membedakan antara keduanya.
Pengangkatan Orang Percaya adalah saat ketika Yesus Kristus datang kembali untuk memindahkan gereja (semua orang yang percaya dalam Kristus) dari bumi ini. Pengangkatan Orang Percaya digambarkan dalam 1 Tesalonika 4:13-18 dan 1 Korintus 15:50-54. Orang-orang percaya yang sudah meninggal dunia akan mengalami kebangkitan tubuh, dan bersama-sama dengan orang-orang percaya yang masih hidup akan bertemu dengan Tuhan di angkasa. Hal ini akan terjadi dalam sekejap mata. Kedatangan Kedua Kali adalah saat di mana Kristus datang kembali untuk mengalahkan anti Kristus, menghancurkan kejahatan dan menegakkan Kerajaan Seribu Tahun. Kedatangan Kedua Kali digambarkan dalam Wahyu 19:11-16.
Perbedaan penting antara Pengangkatan Orang Percaya dan Kedatangan Kedua Kali adalah sbb:(1) Pada saat Pengangkatan Orang Percaya, orang-orang percaya akan bertemu dengan Tuhan di angkasa (1 Tesalonika 4:17). Pada Kedatangan Kedua Kali orang-orang percaya kembali ke dunia bersama dengan Kristus (Wahyu 19:14).
(2) Kedatangan Kedua Kali terjadi setelah Kesengsaraan Besar yang mengerikan (Wahyu pasal 6-19). Pengangkatan Orang Percaya terjadi sebelum Kesengsaraan Besar (1 Tesalonika 5:9; Wahyu 3:10).
(3) Pengangkatan Orang Percaya adalah orang-orang percaya dipindahkan dari bumi sebagai tindakan pembebasan (1 Tesalonika 4:13-17; 5:9). Kedatangan Kedua Kali termasuk disingkirkannya mereka yang tidak percaya sebagai tindakan penghakiman (Matius 24:40-41).
(4) Pengangkatan Orang Percaya bersifat "rahasia" dan dalam sekejap mata (1 Korintus 15:50-54). Kedatangan Kedua Kali akan kelihatan kepada semua orang (Wahyu 1:7; Matius 24:29-30).
(5) Kedatangan Kristus yang Kedua Kali tidak akan terjadi sampai beberapa kejadian akhir zaman terjadi (2 Tesalonika 2:4; Matius 24:15-30; Wahyu pasal 6-18). Pengangkatan Orang Percaya sudah dekat, dapat terjadi kapan saja (Titus 2:13; 1 Tesalonika 4:13-18; 1 Korintus 15:50-54).
Mengapa penting untuk membedakan Pengangkatan Orang Percaya dan Kedatangan Kedua Kali?(1) Kalau Pengangkatan Orang Percaya dan Kedatangan Kedua Kali adalah peristiwa yang sama, orang-orang percaya harus melalui masa Kesengsaraan Besar (1 Tesalonika 5:9; Wahyu 3:10).
(2) Kalau Pengangkatan Orang Percaya dan Kedatangan Kedua Kali adalah peristiwa yang sama, kembalinya Kristus tidak akan terjadi dalam waktu dekat " ada banyak hal yang harus terjadi sebelum Dia datang kembali (Matius 24:4-30).
(3) Dalam menggambarkan masa Kesengsaraan Besar, Wahyu 6-9 tidak pernah menyebut gereja. Selama masa Kesengsaraan Besar " juga disebut sebagai "masa kesusahan Yakub" (Yeremia 30:7) " Allah akan kembali memberi perhatian utama kepada Israel (Roma 11:17-31).
Pengangkatan Orang Percaya dan Kedatangan Kedua Kali sama namun merupakan kejadian yang berbeda. Keduanya adalah peristiwa akhir zaman. Namun demikian, ada penting untuk mengenali perbedaannya. Secara ringkas, Pengangkatan Orang Percaya adalah kembalinya Kristus di awan-awan untuk memindahkan semua orang percaya dari bumi sebelum masa kemurkaan Allah. Kedatangan Kedua Kali adalah kembalinya Kristus ke bumi untuk mengakhiri Kesengsaraan Besar dan mengalahkan anti Kristus dan kerajaan dunianya yang jahat.
Keempat pengendara kuda zaman akhir digambarkan dalam Wahyu 6 ayat 1-8. Keempat pengendara kuda tsb. adalah gambaran simbolis dari kejadian-kejadian berbeda yang akan terjadi pada zaman akhir. Pengendara kuda pertama dicantumkan dalam Wahyu 6:2, " Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan." Pengendara kuda yang pertama ini kemungkinan merujuk pada anti Kristus, yang akan diberikan otoritas dan akan menaklukkan semua yang melawan dia. Anti Kristus adalah peniru dari Kristus yang sejati, sebagaimana Dia akan datang kembali mengendarai kuda putih (Wahyu 19:11-16).
Pengendara kuda kedua dibicarakan dalam Wahyu 6:4, "Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar." Pengendara kuda kedua merujuk pada peperangan yang mengerikan yang akan terjadi pada zaman akhir. Pengendara kuda ketiga digambarkan dalam Wahyu 6:5-6, "Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."" Pengendara kuda yang ketiga merujuk pada kelaparan dahsyat yang akan terjadi, kemungkinan sebagai akibat dari peperangan dari pengendara kuda kedua. Makanan akan menjadi langka, namun kemewahan seperti anggur dan minyak masih akan tersedia.
Pengendara kuda keempat dicantumkan dari Wahyu 6:8, "Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi." Pengendara keempat melambangkan kematian dan kebinasaan. Nampaknya ini adalah kombinasi dari pengendara kuda-pengendara kuda sebelumnya. Pengendara kuda keempat akan membawa lebih banyak peperangan dan kelaparan bersama dengan wabah dan penyakit yang mengerikan. Apa yang paling menakjubkan, atau mengerikan, adalah bahwa keempat pengendara kuda zaman akhir hanyalah merupakan "pendahulu" dari penghakiman yang lebih berat yang akan datang kemudian dalam Kesengsaraan Besar (Wahyu 8, 9 dan 16).
Kita percaya bahwa kembalinya Kristus sudah dekat, yakni kedatanganNya dapat terjadi kapan saja. Kita, bersama dengan rasul Paulus, menantikan "pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan" Kristus (Titus 2:13). Menyadari bahwa Kristus dapat datang kembali hari ini, ada orang-orang yang tergoda untuk berhenti bekerja dan hanya "menantikan" Dia.
Namun demikian, ada perbedaan besar antara mengetahui bahwa Kristus dapat kembali hari ini dan mengetahui Dia akan kembali hari ini. Yesus berkata, "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu" (Matius 24:36). Saat kedatanganNya adalah sesuatu yang Allah tidak ungkapkan kepada siapapun, dan oleh karena itu, sampai Dia memanggil kita kepada diriNya, kita harus terus melayani Dia. Dalam perumpamaan sepuluh talentaa, raja yang bepergian menginstruksikan para hambanya untuk "berdagang sampai aku datang kembali" (Lukas 19:13).
Kembalinya Kristus selalu digambarkan dalam Kitab Suci sebagai motivasi besar untuk bekerja, bukan sebagai alasan untuk berhenti bekerja. Dalam 1 Korintus 15 Paulus menyimpukan pengajarannya mengenai pengangkatan orang percaya dengan mengatakan, "Karena itu," giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! (ayat 58). Dalam 1 Tesalonika 5, Paulus menyimpulkan pelajaran mengenai kedatangan Kristus dengan kata-kata ini: "" Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar" (ayat 6). Untuk mundur dan "sekedar bertahan" bukanlah hasrat Yesus bagi kita. Sebaliknya kita harus bekerja selagi masih ada kesempatan. "Akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja" (Yohanes 9:4).
Para rasul hidup dan melayani dengan pemahaman bahwa Kristus dapat kembali pada saat mereka masih hidup; apa yang akan terjadi kalau mereka berhenti bekerja dan hanya "menunggu"? Berbuat demikian akan mengakibatkan mereka melanggar Amanat Agung, dan Injil tidak akan diberitakan. Para rasul mengerti bahwa kedatangan Yesus yang sudah dekat berarti mereka harus menyibukkan diri dengan pekerjaan Allah. Mereka hidup semaksimal mungkin, bagaikan setiap hari adalah hari terakhir mereka. Kita, sama seperti mereka, harus memandang setiap hari sebagai hadiah dan menggunakannya untuk memuliakan Allah.
1 Yohanes 3:2-3, "Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci."
Bagian Alkitab yang utama yang berbicara mengenai "tanda dari binatang" adalah Wahyu 13:15-18. Rujukan lain dapat ditemukan dalam Wahyu 14:9, 11; 15:2; 16:2; 19:20; 20:4. Tanda ini berfungsi sebagai "meterai" dari para pengikut anti Kristus dan sang nabi palsu (juru bicara dari anti Kristus). Nabi palsu (binatang yang kedua) adalah yang mengakibatkan orang menerima tanda ini. Tanda ini diterakan di tangan atau dahi, dan bukan sekedar merupakan sebuah kartu yang di bawa orang.
Terobosan baru dalam bidang tehnologi keping implan medis telah meningkatkan minat terhadap "tanda dari binatang" yang dibicarakan dalam Wahyu 13. Ada kemungkinan bahwa tehnologi yang kita lihat sekarang ini merupakan tahapan awal dari apa yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai "tanda dari binatang." Adalah penting bagi kita untuk memahami bahwa keping implan medis bukanlah tanda dari binatang. Tanda dari binatang adalah sesuatu yang hanya diberikan kepada mereka yang menyembah sang anti Kristus. Memiliki implan medis atau microchip keuangan ditanamkan di tangan kanan atau di dahi kita bukanlah merupakan tanda dari binatang. Tanda dari binatang adalah merupakan "tanda" zaman akhir yang dipersyaratkan oleh anti Kristus untuk berjual beli dan hanya diberikan kepada mereka yang menyembah sang anti Kristus.
Banyak ekspositor Wahyu yang berbeda pendapat secara luas mengenai apa sebetulnya tanda dari binatang itu. Selain pandangan soal "Kartu Tanda Pengenal", yang lainnya berspekulasi bahwa itu adalah microchip, barcode yang ditatokan ke kulit, atau sekedar tanda yang mengidentifikasikan seseorang sebagai seorang yang setia kepada kerajaan anti Kristus. Pandangan terakhir ini adalah yang paling tidak berspekulasi, karena pandangan ini tidak menambahkan lebih banyak informasi dari apa yang diutarakan oleh Alkiab. Dengan kata lain, semua ini mungkin, namun pada saat yang sama semuanya adalah spekulasi, sehingga kita hanya dapat menantikan nanti bagaimana hasilnya. Kita tidak sepatutnya menggunakan banyak waktu untuk berspekulasi mengenai detil yang melampaui apa yang ada dalam Alkitab.
Makna dari 666 juga adalah merupakan misteri. Baru-baru ini banyak orang berspekulasi bahwa ada hubungannya dengan 6 Juni 2006 " 06/06/06. Namun dalam Wahyu 13, angka 666 diidentifikasi sebagai orang, bukan tanggal. Wahyu 13:18 memberitahu kita, "Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam." Entah bagaimana, angka 666 akan mengidentifikasikan anti Kristus. Selama berabad-abad para penafsir Alkitab telah berusaha untuk mengidentifikasikan individu-individu tertentu sebagai anti Kristus. Tidak ada kepastian. Itu sebabnya Wahyu 13:18 mengatakan bahwa angka tsb. membutuhkan hikmat. Ketika anti Kristus dinyatakan (2 Tesalonika 2:3-4) akan jelas siapa dia dan bagaimana angka 666 memperkenalkan dia.
Ketujuh meterai (Wahyu 6:1-17; 8:1-5), tujuh sangkakala (wahyu 8:6-21; 11:15-19), dan tujuh cawan (Wahyu 16:1-21) adalah tiga seri penghakiman yang berbeda dan susul menyusul dari Allah. Penghakiman ini makin dahsyat dan akibatnya makin parah seiring dengan makin dekatnya zaman akhir. Ketujuh meterai, sangkakala dan cawan berhubungan satu dengan yang lain " meterai ketujuh memperkenalkan ketujuh sangkakala (Wahyu 8:1-5) dan sangkakala ketujuh memperkenalkan ketujuh cawan (wahyu 11:15-19; 15:1-8).
Empat meterai pertama dari ketujuh meterai dikenal sebagai keempat pengendara kuda zaman akhir. Meterai pertama memperkenalkan Antikristus (Wahyu 6:1-2). Meterai kedua menyebabkan peperangan besar (Wahyu 6:3-4). Meterai ketiga mengakibatkan kelaparan (Wahyu 6:5-6). Meterai keempat mengakibatkan penyakit, kelaparan yang lebih dahsyat dan peperangan yang lebih dahsyat (Wahyu 6:7-8).
Meterai kelima memberitahu kita mengenai mereka yang akan mati bagi iman mereka pada zaman akhir (Wahyu 6:9-11). Allah mendengar seruan mereka minta keadilan, dan akan memberikan keadilan pada waktunya " dalam wujud meterai keenam, bersama dengan sangkakala dan cawan penghakiman. Ketika meterai keenam dibuka, gempa bumi yang dahsyat terjadi, mengakibatkan kehancuran yang dahsyat " bersama dengan berbagai fenomena astronomis yang tidak biasa (Wahy 6:12-14). Mereka yang bertahan hidup akan berteriak, "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu." Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?" (Wahyu 6:16-17).
Ketujuh sangkakala digambarkan dalam Wahyu 8:6-21. Ketujuh sangkakala adalah "isi" dari ketujuh meterai (Wahyu 8:1-5). Sangkakala pertama mengakibatkan hujan es dan api yang menghancurkan kebanyakan tanaman dalam dunia (Wahyu 8:7). Sangkakala kedua dari ketujuh sangkakala mengakibatkan apa yang kelihatannya merupakan meteor yang jatuh ke dalam laut dan mengakibatkan musnahnya kebanyakan makhluk hidup dalam laut (Wahyu 8:8-9). Sangkakala ketiga sama dengan sangkakala kedua kecuali bahwa dampaknya mempengaruhi danau-danau dan sungai-sungai dan bukannya lautan (Wahyu 8:10-11).
Sangkakala keempat dari tujuh sangkakala mengakibatkan matahari dan bulan menjadi gelap (Wahyu 8:12). Sangkakala kelimat mengakibatkan wabah "belalang setan" yang menyerang dan menyiksa umat manusia (Wahyu 9:1-11). Sangkakala keenam melepaskan tentara setan yang membunuh sepertiga umat manusia (Wahyu 9:12-21). Sangkakala ketujuh memanggil ketujuh malaikat dengan ketujuh cawan murka Allah (Wahyu 11:15-19; 15:1-8).
Ketujuah cawan penghakiman digambarkan dalam Wahyu 16:1-21. Ketujuh cawan penghakiman adalah akibat dari dibunyikannya ketujuh sangkakala. Cawan pertama mengakibatkan bisul yang menyakitkan di antara umat manusia (Wahyu 16:2). Cawan kedua mengakibatkan matinya semua makhluk hidup dalam laut (Wahyu 16:3). Cawan ketiga mengakibatkan sungai berubah menjadi darah (Wahy 16:4-7). Cawan keempat dari ketujuh cawan mengakibatkan panas matahari menjadi amat dahsyat dan mengakibatkan sakit yang luar biasa (Wahyu 16:8-9). Cawan kelima mengakibatkan kegelapan yang dahsyat dan kesakitan yang makin hebat karena bisul dari cawan pertama (Wahyu 16:10-11). Cawan keenam mengakibatkan S. Efrat menjadi kering dan bala tentara sang anti Kristus dikumpulkan untuk perang Harmagedon (Wahyu 16:12-14). Cawan ketujuh menghasilkan gempa bumi yang dahsyat yang diikuti oleh hujan es besar (Wahyu 16:15-21).
Wahyu 16:5-7 mengatakan, "Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata: "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini. Karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum darah; hal itu wajar bagi mereka! " Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu."
Kunci untuk penafsiran Alkitab secara konsisten, termasuk menafsirkan kitab Wahyu, adalah dengan memiliki hermeneutik yang konsisten. Hermeneutik adalah kajian prinsip-prinsip penafsiran. Dengan kata lain, hermeneutik adalah cara Anda menafsirkan Kitab Suci. Hermeneutik yang normal atau penafsiran Alkitab yang normal berarti bahwa kecuali kalau ayat atau bagian Alkitab itu dengan JELAS mengindikasikan bahwa dia menggunakan bahasa kiasan, kita harus memahami bagian itu dalam pengertian normal. Jangan merohanikan Alkitab dengan memberikan makna lain kepada kata-kata atau frasa-frasa ketika jelas bahwa sang penulis, di bawah tuntunan Roh Kudus, memaksudkan itu untuk dipahami sebagaimana kata-kata itu ditulis.
Satu contoh adalah Wahyu 20. Banyak dari kita yang memberikan berbagai arti kepada rujukan periode seribu tahun. Namun bahasanya tidak mengimplikasikan dengan cara apapun bahwa rujukan pada seribu tahun harus dipahami dengan cara yang lain daripada periode seribu tahun secara harafiah.
Garis besar sederhana dari kitab Wahyu terdapat dalam Wahyu 1:19. Dalam pasal pertama, Kristus yang bangkit dan dimuliakan berbicara kepada Yohanes. Kristus memerintahkan Yohanes untuk, "Karena itu tuliskanlah apa yang telah kau lihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini." Hal-hal yang Yohanes sudah lihat dicatat dalam pasal 1. "Hal-hal yang terjadi sekarang" (yang terjadi pada masa Yohanes) dicatat dalam pasal 2-3 (surat-surat kepada gereja-gereja). "Hal-hal yang akan terjadi" (masa depan) dicatat dalam pasal 4-22.
Secara umum, pasal 4-18 dari kitab Wahyu adalah mengenai hukuman Allah pada orang-orang dalam dunia. Penghakiman ini BUKAN untuk gereja (1 Tesalonika 5:2, 9). Gereja sudah dikeluarkan dari dunia ini dalam kejadian yang disebut pengangkatan orang-orang percaya. Pengangkatan orang-orang percaya digambarkan dalam 1 Tesalonika 4:13-18 dan 1 Korintus 15:51-52. Ini adalah masa kesusahan Yakub " kesusahan bagi Israel (Yeremia 30:7; Daniel 9:12; 12:1). Ini juga adalah masa ketika Allah menghakimi dunia karena pemberontakan mereka melawan Dia.
Pasal 19 menggambarkan kembalinya Kristus dengan Gereja, pengantin perempuan Kristus. Dia mengalahkan sang Binatang dan Nabi Palsu dan melemparkan mereka ke dalam lautan api. Dalam pasal 20 Iblis diikat dan dibuang ke dalam jurang yang tak terkira dalamnya. Kemudian Kristus mendirikan kerajaanNya di atas bumi untuk 1,000 tahun. Pada akhir dari 1,000 tahun itu Iblis dilepaskan dan dia akan memimpin pemberontakan melawan Allah. Dengan cepat dia akan dikalahkan dan juga dibuang ke dalam lautan api. Kemudian penghakiman terakhir, penghakiman orang-orang yang tidak percaya, di mana mereka juga akan dibuang ke dalam lautan api.
Pasal 21-22 menggambarkan apa yang disebut sebagai keadaan kekal. Ini adalah di mana Allah memberitahu kita seperti apa kekekalan dengan Dia. Kitab Wahyu dapat dimengerti! Allah tidak akan memberikannya kepada kita kalau artinya itu merupakan suatu misteri. Kunci untuk memahami kitab Wahyu adalah dengan berusaha menafsirkannya seharafiah mungkin. Kitab Wahyu mengatakan apa yang dimaksudkannya.
Ada banyak spekulasi mengenai identitas dari anti Kristus. Beberapa sasaran yang populer adalah Vladimir Putin, Mahmoud Ahmadinejad dan Paus Benediktus XVI. Di Amerika Serikat, mantan presiden Bill Clinton, presiden sekarang George Bush dan calon presiden Barack Obama adalah yang paling sering disebut. Jadi siapakah anti Kristus dan bagaimana kita dapat mengenalinya?
Alkitab sebetulnya tidak memberikan sesuatu yang spesifik mengenai dari mana anti Kristus akan datang. Banyak sarjana Alkitab yang berspekulasi bahwa dia akan datang dari konfederasi sepuluh negara dan/atau dari kekaisaran Romawi yang lahir kembali (Daniel 7:24-25; Wahyu 17:7). Yang lain melihat dia sebagai orang Yahudi karena dia mengaku sebagai Mesias. Semua ini hanyalah spekulasi semata-mata karena Alkitab tidak secara khusus mengatakan dari mana anti Kristus akan datang atau apa rasnya. Suatu hari anti Kristus akan diungkapkan. 2 Tesalonika 2:3-4 memberitahukan bagaimana kita dapat mengenali anti Kristus: "Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah."
Kemungkinan besar kebanyakan orang yang masih hidup ketika anti Kristus terungkap akan sangat kaget dengan identitasnya. Anti Kristus mungkin saja hidup pada saat sekarang ini. Martin Luther yakin bahwa Paus pada zamannya adalah anti Kristus. Sejauh ini semuanya salah. Kita seharusnya berhenti berspekulasi dan memusatkan perhatian pada apa yang sebetulnya dikatakan oleh Alkitab mengenai anti Kristus. Wahyu 13:5-8 mengatakan, "Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa. Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih."