Malaikat adalah makhluk-makhluk rohani yang berkepribadian, memiliki akal budi, emosi dan kehendak. Hal ini berlaku baik untuk malaikat yang baik maupun yang jahat. Malaikat memiliki akal budi (Matius 8:29; 2 Korintus 11:3; 1 Petrus 1:12), menyatakan emosi (Lukas 2:13; Yakobus 2:19; Wahyu 12:17), dan menunjukkan bahwa mereka memiliki kehendak (Lukas 8:28-31; 2 Timotius 2:26; Yudas 6). Malaikat adalah makhluk-makhluk rohani (Ibrani 1:14) yang tidak memiliki tubuh jasmani. Namun demikian, sekalipun mereka tidak memiliki tubuh, hal ini tidak mengubah mereka sebagai pribadi-pribadi (sama halnya dengan Allah).
Pengetahuan yang dimiliki oleh para malaikat terbatas adanya karena mereka adalah ciptaan. Ini berarti bahwa mereka tidak mengetahui segala yang diperbuat Allah (Matius 24:36). Namun nampaknya mereka memiliki pengetahuan yang lebih besar dari yang dimiliki oleh manusia. Hal ini mungkin disebabkan oleh tiga hal. (1) Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang tingkatannya lebih tinggi dalam alam ini dibandingkan dengan manusia. Karena itu secara alamiah mereka memiliki pengetahuan yang lebih besar. (2) Malaikat mempelajari Alkitab dan dunia ini dengan lebih menyeluruh dibandingkan manusia dan dengan demikian mendapat lebih banyak pengetahuan (Yakobus 2:19; Wahyu 12:12). (3) Malaikat mendapat pengetahuan melalui mengamati kegiatan-kegiatan manusia. Berbeda dengan manusia, malaikat tidak perlu mempelajari masa lalu; mereka mengalaminya. Karena itu, mereka tahu bagaimana orang-orang lain bertindak dan bereaksi dalam berbagai situasi dan dapat dengan tingkat ketepatan yang tinggi meramalkan bagaimana kita akan bertindak dalam situasi yang sama.
Meskipun mereka memiliki kehendak, para malaikat, sebagaimana semua ciptaan lainnya, tunduk kepada kehendak Allah. Malaikat baik diutus oleh Allah untuk menolong orang-orang percaya (Ibrani 1:14). Berikut ini adalah beberapa aktifitas yang menurut Alkitab dilakukan oleh para malaikat:
A. Mereka memuji Allah (Mazmur 148:1-2; Yesaya 6:3).
B. Mereka menyembah Allah (Ibrani 1:6; Wahyu 5:8-13).
C. Mereka bersukacita untuk apa yang Allah perbuat (Ayub 38:6-7).
D. Mereka melayani Tuhan (Mazmur 103:20).
E. Mereka berada di hadapan Allah (Ayub 1:6; 2:1).
F. Mereka adalah alat penghakiman Allah (Wahyu 7:1; 8:2).
G. Mereka membawa jawaban-jawaban doa (Kisah Rasul 12:5-10).
H. Mereka membantu memenangkan orang bagi Kristus (Kisah Rasul 8:26; 10:3).
I. Mereka memperhatikan hidup, pekerjaan dan penderitaan orang-orang Kristen (1 Korintus 4:9; 11:10; Efesus 3:10; 1 Petrus 1:12).
J. Mereka memberi kekuatan dalam keadaan bahaya (Kisah Rasul 27:23, 24).
K. Mereka mendampingi orang-orang benar pada saat kematian (Lukas 16:22).
Malaikat adalah makhluk yang sama sekali berbeda dengan manusia. Manusia tidak menjadi malaikat setelah meninggal. Malaikat tidak pernah, dan tidak akan pernah, menjadi manusia. Allah menciptakan malaikat sebagaimana Dia menciptakan umat manusia. Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa malaikat diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sebagaimana manusia (Kejadian 1:26). Para malaikat adalah makhluk-makhluk rohani yang, sampai pada tingkat tertentu, dapat mengambil bentuk fisik. Umat manusia pada dasarnya adalah makhluk-makhluk yang bersifat jasmani namun memiliki aspek rohani. Hal yang terbesar yang dapat kita pelajari dari para malaikat adalah ketaatan mereka secara mutlak dan tanpa ragu pada perintah-perintah Allah.
Wahyu 12:9 adalah ayat Alkitab yang paling jelas mengenai identitas dari setan-setan. "Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya." Alkitab mengindikasikan bahwa setan-setan adalah para malaikat yang jatuh " malaikat-malaikat yang bersama-sama dengan si Iblis memberontak melawan Tuhan. Kejatuhan Iblis digambarkan dalam Yesaya 4:12-15 dan Yehezkiel 28:12-15. Wahyu 12:4 nampaknya mengindikasikan bahwa Iblis mempengaruhi sepertiga dari para malaikat ketika dia berdosa. Yudas 6 menyebut tentang para malaikat yang berdosa. Jadi adalah mungkin bahwa setan-setan adalah para malaikat yang mengikuti Iblis dalam berdosa melawan Tuhan.
Iblis dan setan-setan sekarang berusaha menghancurkan dan menipu semua orang yang mengikuti dan menyembah Tuhan (1 Petrus 5:8; 2 Korintus 11:14-15). Para setan ini disebut sebagai roh-roh jahat (Matius 10:1; Markus 1:27) dan malaikat-malaikat Iblis (Wahyu 12:9). Iblis dan setan-setan menipu dunia (2 Korintus 4:4), menyerang orang-orang Kristen (2 Korintus 12:7; 1 Petrus 5:8) dan berperang melawan para malaikat kudus (Wahyu 12:4-9). Setan-setan adalah makhluk-makhluk rohani, tapi mereka dapat menampakkan diri dalam bentuk jasmani (2 Korintus 11:14-15). Para setan/malaikat yang jatuh adalah musuh Tuhan " musuh yang sudah dikalahkan. Yang ada di dalam kita adalah lebih besar dari yang ada di dalam dunia (1 Yohanes 4:4).
Kepercayaan orang-orang terhadap Iblis mencakup mulai dari yang lucu sampai pada yang abstrak: mulai dari makhluk merah kecil yang bertanduk dan duduk di bahu Anda untuk mendorong Anda berdosa, sampai pada istilah yang digunakan untuk menggambarkan personifikasi dari kejahatan. Alkitab sebenarnya memberi kita gambaran yang jelas mengenai siapakah Iblis itu dan bagaimana Dia mempengaruhi hidup kita. Secara sederhana, Alkitab melukiskan Iblis sebagai malaikat yang jatuh dari kedudukannya di surga karena dosa dan sekarang bertentangan dengan Tuhan, dan dengan sekuat tenaga berusaha merusak rencana Tuhan bagi umat manusia.
Iblis diciptakan sebagai malaikat kudus. Yesaya 14:12 mungkin mengindikasikan bahwa nama Iblis sebelum dia jatuh adalah Lucifer. Yehezkiel 28:12-14 melukiskan Iblis diciptakan sebagai kerub, dan nampaknya merupakan malaikat yang tertinggi. Dia menjadi sombong karena kecantikan dan statusnya dan memutuskan bahwa dia mau duduk di atas tahta Allah (Yesaya 14:13-14; Yehezkiel 28:15; 1 Timotius 3:6). Kesombongan Iblis mengakibatkan kejatuhannya. Perhatikan banyaknya kata "Aku hendak "" dalam Yesaya 14:12-15. Karena dosanya, Allah mengusir Iblis dari surga.
Iblis menjadi penguasa dunia ini yang terpisah dari Tuhan, dan penguasa kerajaan angkasa (Yohanes 12:31; 2 Korintus 4:4; Efesus 2:2). Dia adalah pendakwa (Wahyu 12:10), pencoba (Matius 4:3), penyesat (Kejadian 3; 2 Korintus 4:4; Wahyu 20:3). Namanya saja sudah berarti musuh atau "yang menentang." Nama lain yang digunakan untuk Iblis, si jahat, berarti "pemfitnah."
Sekalipun dia sudah dibuang dari surga, dia masih berusaha meninggikan tahtanya melampaui Tuhan. Dia memalsukan apa yang Tuhan perbuat, berusaha mendapatkan penyembahan dari dunia dan membangkitkan perlawanan terhadap kerajaan Allah. Iblis adalah sumber utama dibalik semua ajaran sesat dan agama dunia. Iblis akan melakukan apa saja dalam kuasanya untuk melawan Tuhan dan para pengikutNya. Namun, nasib Iblis sudah dimeteraikan " kekekalan dalam lautan api (Wahyu 20:10).
Alkitab memberi beberapa contoh mengenai orang yang kerasukan atau dipengaruhi oleh setan-setan. Dari contoh-contoh ini kita dapat menemukan beberapa gejala dari gangguan setan dan juga mendapat pengertian mengenai bagaimana seseorang dapat kerasukan setan. Berikut ini adalah beberapa ayat Alkitab: Matius 9:32-33; 12:22; 17:18; Markus 5:1-20; 7:26-30; Lukas 4:33-36; Lukas 22:3; Kisah Rasul 16:16-18. Dalam beberapa dari ayat-ayat ini kerasukan setan mengakibatkan penyakit secara jasmani, seperti kelu, gejala epilepsi, buta, dll. Dalam kasus-kasus lainnya kerasukan setan menyebabkan orang melakukan kejahatan, seperti pada Yudas. Dalam Kisah Rasul 16:16-18 roh nampaknya membuat si hamba perempuan mengetahui hal-hal yang melampaui pengertiannya sendiri. Dalam kasus orang dari Gerasa yang kerasukan banyak roh, dia memiliki kekuatan yang melampaui kekuatan manusia, berkeliaran dengan telanjang dan berdiam di kuburan. Raja Saul, setelah memberontak melawan Tuhan, diganggu oleh roh jahat (1 Samuel 16:14-15; 18:10-11; 19:9-10) yang mengakibatkan depresi dan keinginan dan kesiapan untuk membunuh Daud.
Dengan demikian ada beraneka macam gejala dari kerasukan setan, seperti kelemahan jasmani yang bukan disebabkan oleh gangguan fisiologis, perubahan kepribadian seperti depresi berat atau sifat agresif yang tidak masuk akal, kekuatan supranatural, ketidakpedulian terhadap kepantasan atau interaksi sosial yang "wajar," dan mungkin juga kemampuan untuk memberi informasi yang tidak dapat diketahui secara biasa. Penting untuk diperhatikan bahwa hampir semua, kalau bukan semua, karakteristik ini mungkin dapat dijelaskan dengan cara-cara lain sehingga penting untuk tidak mencap setiap orang yang depresi atau yang mengidap penyakit epilepsi sebagai kerasukan setan. Di sisi lain, saya kira dalam budaya Barat, kita barangkali kurang serius dalam mempertimbangkan pengaruh setan dalam hidup orang.
Selain dari ciri-ciri jasmaniah atau emosional ini, kita juga dapat melihat atribut rohani dari pengaruh kuasa setan pada diri seseorang. Atribut-atribut ini antara lain: tidak mau mengampuni (2 Korintus 2:10-11) dan percaya serta menyebarkan doktrin palsu, khususnya yang berhubungan dengan Yesus Kristus dan karya penebusanNya (2 Korintus 11:3-4, 13-15; 1 Timotius 4:1-5; 1 Yohanes 4:1-3).
Mengenai pengaruh setan dalam kehidupan orang-orang Kristen, rasul Petrus adalah contoh bahwa orang percaya dapat DIPENGARUHI oleh si jahat (Matius 16:23). Ada orang yang menyebut orang-orang Kristen yang secara KUAT dipengaruhi oleh setan sebagai "diganggu oleh setan" namun tidak pernah ada contoh dalam Alkitab di mana seorang yang percaya pada Kristus kerasukan setan, dan kebanyakan teolog percaya bahwa seorang Kristen TIDAK DAPAT kerasukan setan karena dia memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalamnya (2 Korintus 1:22; 5:5; 1 Korintus 6:19).
Kita tidak tahu bagaimana persisnya seseorang membuka diri untuk dirasuki. Kalau kasus Yudas menjadi contoh, dia membuka hatinya pada kejahatan (dalam kasus ini ketamakannya " Yohanes 12:6). Jadi jika seseorang membiarkan hatinya dikuasai oleh dosa secara terus menerus, " mungkin saja itu akan menjadi undangan bagi setan untuk masuk. Dari pengalaman para misionari, kerasukan setan nampaknya juga berhubungan dengan penyembahan berhala dan pemilikan barang-barang okultis. Alkitab berulang kali menghubungkan penyembahan berhala dengan penyembahan pada setan-setan (Imamat 17:7; Ulangan 32:17; Mazmur 106:37; 1 Korintus 10:20), jadi tidak mengherankan jikalau keterlibatan dengan cara dan praktek penyembahan semacam itu dapat mengakibatkan kesurupan.
Saya percaya, berdasarkan ayat-ayat Alkitab di atas dan beberapa pengalaman dari para misionari bahwa banyak orang yang membuka hidup mereka kepada setan melalui dosa atau keterlibatan dalam pemujaan roh (baik secara sadar maupun tidak sadar). Contoh-contohnya antara lain: immoralitas, penyalahgunaan alkohol/narkoba " karena semua ini mengubah tingkat kesadaran seseorang; pemberontakan, kepahitan; meditasi transendental. Dalam budaya Barat kita melihat meningkatnya pengajaran agama Timur yang menyamar sebagai gerakan zaman baru.
Ada sesuatu yang tidak boleh dilupakan. Iblis dan roh-roh jahat tidak dapat berbuat apa-apa kepada seseorang kecuali dengan seizin Tuhan (Ayub 1, 2). Dalam keadaan seperti ini, Iblis menyangka bahwa dia mendapatkan apa yang dia inginkan, padahal sebetulnya dia menggenapi apa yang menjadi maksud baik dari Tuhan " termasuk dalam kasus pengkhianatan Yudas. Ada orang-orang yang secara tidak sehat tertarik pada okultisme and kuasa-kuasa kegelapan. Ini bukanlah hal yang bijaksana dan tidak Alkitabiah. Jikalau kita mencari Tuhan dengan hidup kita dan memakai perlengkapan senjata Allah serta bersandar pada kuasaNya (bukan pada kuasa kita sendiri) (Efesus 6:10-18) kita tidak perlu takut pada si jahat karena Tuhan menguasai segalanya!
Kejadian 6:1-4 memberitahu kita, "Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja." Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan." Ada beberapa kemungkinan mengenai siapakah anak-anak Allah ini dan mengapa keturunan yang mereka peroleh dari anak-anak perempuan manusia bertumbuh menjadi ras raksasa(ini adalah arti kata Nefilim).
Tiga pandangan utama mengenai identitas dari "anak-anak Allah" adalah bahwa (1) mereka adalah para malaikat yang jatuh atau (2) mereka adalah manusia yang berkuasa, atau (3) mereka adalah keturunan yang saleh dari Set yang kawin campur dengan keturunan jahat dari Kain. Yang membuat (1) memiliki bobot lebih berat adalah fakta bahwa dalam Perjanjian Lama frasa "anak-anak Allah" selalu menunjuk pada para malaikat (Ayub 1:6; 2:1; 38:7). Potensi masalah dengan (1) adalah bahwa Matius 22:30 mengindikasikan bahwa malaikat tidak menikah. Alkitab tidak memberi alasan bagi kita untuk percaya bahwa malaikat memiliki jenis kelamin, atau dapat bereproduksi. Pandangan (2) dan (3) tidak memiliki masalah ini.
Kelemahan dari pandangan (2) dan (3) adalah bahwa manusia laki-laki biasa menikahi manusia perempuan biasa tidak menjelaskan mengapa keturunan mereka menjadi "raksasa"atau "orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan." Lebih lanjut mengapa Tuhan kemudian memutuskan mengakibatkan banjir melanda bumi (Kejadian 6:5-7) padahal Tuhan tidak pernah melarang pria yang gagah perkasa atau keturunan Set menikahi perempuan biasa atau keturunan Kain. Datangnya penghakiman dalam Kejadian 6:5-7 dihubungkan dengan apa yang terjadi Kejadian 6:1-4. Hanya pernikahan yang tidak senonoh dan jahat dari malaikat yang jatuh dengan manusia perempuan yang nampaknya membenarkan penghakiman yang begitu dahsyat.
Saya percaya bahwa pandangan (1) adalah yang paling memungkinkan. Benar, adalah suatu "kontradiksi" yang menarik saat mengatakan bahwa malaikat tidak berjenis kelamin dan kemudian mengatakan bahwa "anak-anak Allah" adalah malaikat yang jatuh yang menghasilkan anak dengan manusia perempuan. Namun sekalipun malaikat adalah makhluk rohani (Ibrani 1:14) mereka dapat menampakkan diri dalam wujud manusia, dalam bentuk jasmani (Markus 16:5). Orang-orang Sodom dan Gomora ingin berhubungan seks dengan kedua malaikat yang bersama dengan Lot (Kejadian 19:1-5). Adalah masuk akal bahwa malaikat dapat saja mengambil bentuk manusia dan meniru seksualitas manusia " bahkan mungkin bereproduksi. Mengapa malaikat yang jatuh tidak lebih sering melakukan ini?
Nampaknya Allah memenjarakan para malaikat yang jatuh yang melakukan dosa yang keji ini sehingga malaikat-malaikat lain tidak melakukan hal yang sama (sebagaimana dijelaskan dalam Yudas 6). Para penafsir terdahulu yang berbangsa Ibrani, dan tulisan-tulisan apokripha dan psedopigrapha semua sepakat dengan pandangan bahwa malaikat-malaikat yang jatuh adalah "anak-anak Allah" yang dicantumkan dalam Kejadian 6:1-4. Tidak berarti ini menyudahi perdebatan. Namun pandangan bahwa Kejadian 6:1-4 melibatkan malaikat-malaikat yang jatuh yang kawin dengan manusia perempuan memiliki dasar kontekstual, tata bahasa dan historis yang kuat.
Alkitab tidak secara eksplisit mengatakan apakah seorang Kristen dapat kerasukan setan atau tidak. Namun karena orang Kristen didiami oleh Roh Kudus (Roma 8:9-11; 1 Korintus 3:16; 6:19) nampaknya tidak mungkin bahwa Roh Kudus akan membiarkan roh jahat untuk menguasai orang yang Dia diami. Kami tahu bahwa ini adalah sebuah isu yang kontroversial. Namun demikian, kami berpegang teguh pada kepercayaan bahwa seorang Kristen tidak dapat dirasuki setan. Kami percaya bahwa ada perbedaan tajam antara dirasuki setan dan diganggu/dipengaruhi oleh setan. Kerasukan berarti setan secara langsung menguasai pikiran dan/atau perbuatan dari orang tsb (Lukas 4:33-35; 8:27-33; Matius 17:14-18). Diganggu/dipengaruhi oleh setan berarti setan menyerang orang tsb. secara rohani dan/atau mendorong mereka untuk berbuat dosa (1 Petrus 5:8-0; Yakobus 4:7). Anda dapat melihat bahwa dalam semua ayat-ayat Perjanjian Baru yang berhubungan dengan peperangan rohani, kita tidak pernah diminta mengeluarkan setan dari orang percaya (Efesus 6:10-18). Kita diminta untuk melawan si jahat (1 Petrus 5:8-9; Yakobus 4:7), bukan mengeluarkan dia.
Saya tidak dapat membayangkan bahwa Allah akan mengijinkan salah satu dari anak-anakNya, yang telah dibeliNya dengan darah Kristus (1 Petrus 1:18-19) dan dijadikan ciptaan baru (2 Korintus 5:17) untuk dirasuki dan dikuasai setan. Ya, sebagai orang-orang percaya kita berperang dengan Iblis dan setan-setan, namun bukannya dalam diri kita sendiri. 1 Yohanes 4:4 menyatakan, "Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." Siapakah Dia yang ada di dalam kita? Roh Kudus. Siapakah Roh yang ada di dalam dunia? Iblis dan setan-setan.
Identitas pasti dari "malaikat Tuhan" tidak diberikan secara khusus dalam Alkitab. Namun demikian, ada banyak "tanda-tanda" untuk identitasnya. Ada rujukan-rujukan Perjanjian Lama dan Baru pada "malaikat-malaikat Tuhan," "malaikat Tuhan," dan "sang malaikat Tuhan." Nampaknya ketika dalam bahasa Inggris digunakan kata sandang "the" hal itu adalah untuk menunjuk pada makhluk yang khusus, yang berbeda dari para malaikat lainnya. Malaikat Tuhan berbicara sebagai Allah, mengidentifikasikan diriNya dengan Allah dan menjalankan tanggung jawab Allah (Kejadian 16:7-12, 21:17-18; 22:11-18; Keluaran 3:2; Hakim-Hakim 2:1-14; 5:23; 6:11-24; 13:3-22; 2 Samuel 24:16; Zakharia 1:12; 3:1; 12:8). Dalam beberapa penampakan ini, mereka yang bertemu dengan malaikat Tuhan takut kehilangan nyawa mereka karena mereka "telah melihat Tuhan." Karena itu jelaslah bahwa paling sedikit dalam beberapa kejadian, malaikat Tuhan adalah theofani, penampakan diri Allah dalam wujud fisik.
Penampakan malaikat Tuhan berhenti setelah inkarnasi Kristus. Para malaikat disebutkan berkali-kali dalam Perjanjian Baru, nama "sang malaikat Tuhan" tidak pernah disebutkan dalam Perjanjian Baru. Adalah mungkin bahwa penampakan dari malaikat Tuhan adalah manifestasi Yesus sebelum inkarnasi-Nya. Yesus menyatakan bahwa Dia ada "sebelum Abraham," (Yohanes 8:58), jadi adalah logis bahwa Dia bersikap aktif dan menyatakan diri dalam dunia. Apapun kejadiannya, apakah malaikat Tuhan adalah penampakan pra-inkarnasi Kristus (Kristofani) atau penampakan diri Allah Bapa (theofani), besar kemungkinan frasa "malaikat Tuhan" menunjuk pada penampakan fisik Allah.
Bagi malaikat dan manusia, Allah memutuskan untuk memberi pilihan. Walaupun Alkitab tidak memberi banyak detil mengenai pemberontakan dari Iblis dan para malaikat yang jatuh, nampaknya Iblis, yang mungkin adalah malaikat yang paling agung (Yehezkiel 28:12-18), dalam kesombongan, memutuskan untuk memberontak melawan Allah agar supaya dia sendiri dapat menjadi Allah. Iblis (Lucifer) tidak mau menyembah atau taat kepada Allah, dia ingin menjadi Allah (Yesaya 14:12-14). Wahyu 12:4 dimengerti sebagai gambaran kiasan mengenai sepertiga malaikat memilih untuk mengikuti Iblis dalam pemberontakannya dan menjadi malaikat-malaikat yang jatuh/setan-setan.
Berbeda dengan umat manusia, pilihan dari para malaikat, untuk mengikuti Iblis atau tetap setia kepada Allah, adalah pilihan yang bersifat kekal. Alkitab tidak menyatakan adanya kesempatan untuk para malaikat yang jatuh untuk bertobat dan mendapat pengampunan. Alkitab juga tidak mengindikasikan bahwa adalah mungkin untuk lebih banyak lagi malaikat yang jatuh ke dalam dosa. Para malaikat yang tetap setia kepada Allah digambarkan sebagai "malaikat-malaikat pilihan." Iblis dan para malaikat yang jatuh sudah mengenal Allah dalam kemuliaanNya. Bagi mereka, tetap memberontak sekalipun sudah mengenal Allah, adalah kejahatan yang paling keji. Akibatnya, Allah tidak memberi Iblis dan malaikat-malaikat lainnya yang sudah jatuh kesempatan untuk bertobat. Selanjutnya, Alkitab tidak memberi kita alasan untuk percaya bahwa mereka akan bertobat kalaupun Allah memberi kesempatan kepada mereka (1 Petrus 5:8). Allah memberi Iblis dan para malaikat pilihan yang sama yang Dia berikan kepada Adam dan Hawa " untuk taat atau tidak. Para malaikat memiliki kehendak bebas untuk memilih " Allah tidak memaksa atau mendorong malaikat manapun untuk berdosa. Iblis dan para malaikat yang jatuh berdosa karena kehendak mereka sendiri " dan karena itu pantas untuk mendapatkan murka Allah yang kekal (api kekal).
Mengapa Allah memberi para malaikat pilihan ini ketika Dia mengetahui apa akibatnya? Allah tahu bahwa sepertiga dari malaikat akan memberontak, dan karena itu akan dikutuk dan dibuang ke dalam api kekal. Allah juga tahu bahwa Iblis akan melanjutkan pemberontakannya dengan mencobai umat manusia untuk berdosa. Jadi mengapa Allah mengijinkan semua ini? Alkitab tidak secara ekplisit memberikan jawaban untuk pertanyaan ini. Hal yang sama dapat ditanyakan untuk semua perbuatan jahat lainnya " mengapa Allah mengijinkan itu? Pada akhirnya, itu kembali kepada pilihan. Allah menciptakan makhluk-makhluk yang bebas, malaikat dan umat manusia. Kalau Allah menginginkan ciptaan yang sekedar melakukan apa yang sudah diprogram sebelumnya, binatang sudah cukup. Tidak, Allah menghendaki makhluk ciptaan yang dengannya Dia dapat memiliki hubungan yang sejati, dan karena itu Dia memberi kita kemampuan untuk memilih dan memberi kita pilihan.
Alkitab tidak secara khusus menyatakan malaikat berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Ketika jenis kelamin "dicantumkan" secara khusus pada malaikat di dalam Alkitab, itu adalah laki-laki (Kejadian 19:10-12; Wahyu 7:2; 8:3; 10:7). Namun demikian ini tidak langsung berarti bahwa para malaikat adalah laki-laki. Matius 22:30 nampaknya mengindikasikan bahwa para malaikat "tidak berjenis kelamin,": "Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga." Kalau malaikat tidak melahirkan, tidak perlu ada jenis kelamin, paling tidak jenis kelamin sebagaimana yang dipahami manusia.
Sama pula halnya Allah selalu merujuk pada diriNya sendiri dengan menggunakan istilah maskulin sekalipun Allah bukanlah laki-laki atau perempuan. Dia menggunakan istilah maskulin karena dengan demikian lebih dapat menggambarkan siapa Dia dan apa yang dilakukanNya, khususnya dalam budaya laki-laki pada jaman Alkitab ditulis. Kalau malaikat berjenis kelamin, Alkitab akan mengindikasikan bahwa mereka pada umumnya atau seluruhnya adalah laki-laki. Yang lebih mungkin adalah para malaikat tidak berjenis kelamin, sama seperti Allah, dan istilah maskulin hanyalah digunakan untuk menggambarkan mereka dan peranan mereka dalam melayani Allah.
Kata "penghulu malaikat" muncul hanya dalam dua ayat Alkitab. 1 Tesalonika 4:16 mengatakan, "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit." Yudas 6 mengatakan, "Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar." Kata "penghulu malaikat" berasal dari kata Bahasa Yunani yang berarti "kepala malaikat." Ini merujuk pada malaikat yang kelihatannya adalah pemimpin dari malaikat-malaikat lainnya.
Mikhael adalah satu-satunya malaikat yang diperkenalkan sebagai penghulu malaikat (Yudas 9). Namun demikian, Daniel 10:13 menggambarkan Mikhael sebagai salah satu "pemimpin-pemipin terkemuka." Ini mungkin menunjukkan bahwa ada lebih dari satu penghulu malaikat karena ini menempatkan Mikhael pada derajat yang samna dengan para "pemimpin terkemuka" lainnya. Daniel 10:21 menggambarkan Mikhael sang penghulu malaikat sebagai "pemimpinmu," dan Daniel 12:1 memperkenalkan Mikhael sebagai "pemimpin besar yang mendampingi." Jadi sekalipun mungkin saja ada banyak penghulu malaikat, paling bagus adalah jangan menebak-nebak Firman Allah dan menyebut malaikat-malaikat lain sebagai penghulu malaikat. 1 Tesalonika menggunakan kata ganti tunggal untuk memperkenalkan "penghulu malaikat akan berseru," bukan mengatakan "suara dari seorang penghulu malaikat," yang akan membuka kemungkinan untuk adanya lebih dari satu penghulu malaikat. Bahkan kalaupun ada banyak penghuklu malaikat, kelihatannya Mikhael adalah kepala mereka.
Malaikat adalah makhluk-makhluk ciptaan Allah (Kolose 1:15-17) dan sama sekali berbeda dari manusia. Mereka adalah agen-agen khusus Allah yang menggenapi rencananya dan melayani para pengikut Kristus (Ibrani 1:13-14). Tidak ada indikasi bahwa para malaikat dulunya adalah manusia atau makhluk lainnya " mereka diciptakan sebagai malaikat. Para malaikat tidak membutuhkan, dan tidak dapat mengalami, penebusan yang disediakan oleh Kristus bagi umat manusia. 1 Petrus 1:12 mengambarkan keingintahuan mereka akan Injil, tapi mereka tidak akan mengalaminya. Kalau mereka itu dulunya manusia, konsep keselamatan tidak akan menjadi rahasia bagi mereka, karena mereka sudah mengalaminya sendiri. Ya, mereka bersukacita ketika orang berdosa berbalik kepada Allah (Lukas 15:10), namun keselamatan di dalam Kristus bukan bagian mereka.
Pada akhirnya tubuh dari orang percaya akan mati. Kemudian apa yang terjadi? Roh dari orang percaya tsb. akan bersama-sama dengan Kristus (2 Korintus 5:8). Orang percaya tidak berubah menjadi malaikat. Adalah menarik bahwa Elia dan Musa dapat dikenali ketika berada di Gunung Transfigurasi. Mereka tidak berubah menjadi malaikat, namun menampakkan diri sebagai diri mereka sendiri " sekalipun dalam wujud kemuliaan " dan dapat dikenali oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes.
1 Tesalonika 4:13-18 memberitahu kita bahwa orang-orang yang percaya dalam Kristus tertidur dalam Yesus; yaitu tubuh mereka mati, namun roh mereka hidup. Teks ini memberitahu kita bahwa ketika Kristus datang kembali, Dia akan membawa bersama dengan Dia orang-orang yang tertidur di dalam Dia dan kemudian tubuh mereka akan dibangkitkan, dijadikan baru sebagaimana tubuh kebangkitan Kristus, disatukan kembali dengan roh mereka. Semua orang percaya dalam Kristus yang masih hidup ketika Kristus datang kembali akan mendapatkan tubuh mereka diubah manjadi serupa dengan Kristus dan mereka akan diperbaharui secara total, tidak lagi memiliki natur dosa.
Semua orang percaya dalam Kristus akan saling mengenal satu dengan yang lain dan hidup bersama dengan Allah untuk selamanya. Kita akan melayani Dia sepanjang kekekalan. Puji Tuhan untuk pengharapan hidup yang Dia sediakan bagi orang-orang yang percaya dalam Yesus Kristus.
Kerubim/kerub adalah para malaikat yang menyembah dan memuji Allah. Kerubim pertama-tama disebutkan dalam Alkitab di Kejadian 3:24, "Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan." Sebelum memberontak Iblis adalah kerub (Yehezkiel 28:12-15). Kemah Pertemuan dan Bait Suci dan perabot-perabotnya mengandung banyak ukiran kerubim (Keluaran 25:17-22; 26:1, 31; 36:8; 1 Raja-Raja 6:23-35; 7:29-36; 8:6-7; 1 Tawarikh 28:18; 2 Tawarikh 3:7-14; 2 Tawarikh 3:10-13; 5:7-8; Ibrani 9:5).
Pasal 1 dan 10 dari kitab Yehezkiel menggambarkan "empat makhluk hidup" (Yehezkiel 1:5) sebagai makhluk yang sama dengan kerubim (Yehezkiel 10). Setiap makhluk itu memiliki empat wajah, wajah manusia, singa, lembu dan rajawali (Yehezkiel 1:10; juga 10:14) " masing-masing memiliki empat sayap. Dalam penampilannya, kerubim "menyerupai manusia" (Yehezkiel 1:5). Para kerubim ini menggunakan dua sayap mereka untuk melayang-layang dan dua sayap untuk menutupi tubuh mereka (Yehezkiel 1:6, 11, 23). Di bawah sayap mereka kerubim memiliki bentuk seperti tangan manusia (Yehezkiel 1:8; 10:7-8, 21).
Gambaran dalam Wahyu 4:6-9 juga kelihatannya menggambarkan kerub. Para kerub melayani untuk menonjolkan kemuliaan dan kuasa Allah. Ini adalah salah satu dari tanggung jawab utama mereka dalam Alkitab. Selain menyanyikan pujian bagi Allah, mereka juga mengingatkan kemuliaan dan keagungan Allah dan kehadirannya di tengah umatNya.
Mengusir setan (memerintahkan setan untuk meninggalkan seseorang) dilakukan oleh berbagai macam orang dalam kitab-kitab Injil dan kitab Kisah Rasul " para murid sebagai bagian dari perintah Kristus (Matius 10); yang lainnya menggunakan nama Kristus (Markus 9:38); pengikut-pengikut orang Farisi (Lukas 11:18, 19); Paulus (Kisah 16); dan beberapa pengusir setan lainnya.
Nampaknya tujuan dari para murid Yesus dalam mengusir setan adalah untuk menunjukkan kekuasaan Kristus terhadap para setan (Lukas 10:17) dan untuk memastikan bahwa mereka bertindak atas namaNya dan dengan kuasaNya. Juga untuk menyatakan apakah mereka beriman atau tidak (Matius 17:14-21). Adalah jelas bahwa tindakan mengusir setan adalah merupakan bagian penting dari pelayanan para murid. Namun demikian, tidaklah jelas apa peranan mengusir setan dalam proses pemuridan.
Menariknya nampaknya pada bagian akhir dari Perjanjian Baru ada perubahan mengenai peperangan rohani. Bagian-bagian pengajaran dalam Perjanjian Baru (Roma sampai Yudas) merujuk pada kegiatan setan namun tidak berbicara mengenai mengusir mereka, dan juga tidak menasihati orang-orang percaya untuk melakukan hal tsb. Kita diminta untuk mengenakan baju zirah untuk menghadapi mereka (Efesus 6:10-18). Kita disuruh untuk melawan si jahat (Yakobus 4:7), berjaga-jaga (1 Petrus 5:8), dan tidak memberi tempat kepadanya dalam hidup kita (Efesus 4:27). Namun demikian, kita tidak diberitahu bagaimana mengusirnya dari diri orang lain, atau kita harus mengusirnya.
Efesus 6:10-18 memberikan garis besar jelas mengenai bagaimana kita dapat memperoleh kemenangan dalam hidup kita dalam peperangan melawan kuasa-kuasa si jahat. Pertama-tama kita diminta menempatkan iman kita kepada Kristus (2:8,9), yang akan mematahkan kuasa "penguasa kerajaan angkasa" (2:2). Kita kemudian, dengan anugrah Allah, melepaskan kebiasaan-kebiasaan yang tidak rohani dan mengambil kebiasaan-kebiasaan yang rohani (4:17-24). Hal ini tidak termasuk mengusir setan, namun memperbaharui akal budi kita (4:23). Setelah beberapa nasihat praktis mengenai bagaimana menaati Allah sebagai anak-anakNya, kita diingatkan bahwa ada peperangan rohani. Peperangan ini dihadapi dengan perlengkapan-perlengkapan tertentu yang memungkinkan kita bertahan " bukan mengusir " terhadap tipu muslihat setan (6:10). Kita berdiri dalam kebenaran, keadilan, injil, iman, keselamatan, Firman Allah dan doa.
Nampaknya, seiring dengan lengkapnya Firman Allah, orang-orang Kristen memiliki lebih banyak senjata untuk melawan dunia roh dibandingkan dengan orang-orang Kristen mula-mula. Peranan mengusir setan diganti, secara umum, dengan penginjilan dan pemuridan melalui Firman Allah. Karena metode peperangan rohani dalam Alkitab tidak termasuk mengusir setan, adalah sulit untuk menentukan bagaimana mengusir setan. Kalau perlu, kelihatannya itu dilakukan dengan membawa orang ybs. kepada kebenaran Firman Allah dan nama Yesus Kristus.
Nefilim (yang jatuh, raksasa) adalah keturunan yang dihasilkan oleh hubungan seksual antara anak-anak Allah dan anak-anak manusia dalam Kejadian 6:1-4. Ada banyak perdebatan mengenai identitas "anak-anak Allah." Adalah pendirian kami bahwa "anak-anak Allah" adalah para malaikat yang jatuh (setan-setan) yang bersetubuh dengan manusia perempuan dan/atau merasuki manusia laki-laki dan kemudian bersetubuh dengan manusia perempuan. Persetubuhan ini menghasilkan keturunan, Nefilim, yang adalah "orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan (Kejadian 6:4).
Mengapa setan melakukan hal semacam ini? Alkitab tidak secara khusus memberi kita jawaban. Roh-roh tsb. jahat adanya, makhluk-makhluk sesat - sehingga tidak ada yang mereka lakukan yang mengejutkan kita. Mengenai apa motivasinya, spekulasi yang paling mungkin adalah bahwa setan-setan tsb. berusaha mengotori garis darah manusia untuk mencegah datangnya Mesias " Yesus Kristus. Allah telah berjanji bahwa Mesias akan datang dari garis keturunan Hawa (Kejadian 3:15) dan akan meremukkan kepala sang ular " Iblis. Jadi, kemungkinan setan-setan tsb. berusaha mencegah hal ini dengan mengotori garis darah manusia, sehingga tidak memungkinkan untuk suatu hari Mesias yang tidak berdosa dapat dilahirkan. Sekali lagi ini bukanlah jawaban dari Alkitab, namun masuk akal dan tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab.
Apakah Nefilim? Menurut Ibrani dan legenda-legenda lainnya (kitab Henokh dan tulisan-tulisan bukan Alkitabiah lainnya) mereka adalah ras orang-orang raksasa dan orang-orang gagah perkasa yang melakukan perbuatan amat jahat. Ukuran dan kekuatan mereka yang besar kemungkinan datang dari campuran "DNA" setan dengan gen manusia. Apa yang Alkitab katakan megenai mereka hanyalah bahwa mereka adalah "orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan" (Kejadian 6:4). Nefilim bukanlah makhluk-makhluk angkasa luar, mereka adalah makhluk yang nyata, secara fisik berasal dari hasil persetubuhan antara anak-anak Allah dan anak-anak perempuan manusia (Kejadian 6:1-4).
Apa yang terjadi pada Nefilim? Nefilim adalah salah satu alasan utama terjadinya banjir besar pada zaman Nuh. Segera setelah menyebutkan tentang Nefilim, Firman Allah memberitahu kita hal berikut ini, "Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka"" (Kejadian 6:5-7). Kemudian Allah mendatangkan banjir ke seluruh bumi, mematikan semua orang dan segala sesuatu (termasuk Nefilim) selain dari Nuh dan keluarganya dan binatang-binatang dalam bahtera (Kejadian 6:11-22).
Di manakah Nefilim setelah air bah? Kejadian 6:4 memberitahu kita, "Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, - dan juga pada waktu sesudahnya." Kelihatannya setan-setan juga mengulangi dosa mereka beberapa waktu setelah air bah. Namun kelihatannya hal itu terjadi dalam tingkat yang jauh lebih rendah dibanding dengan sebelum air bah. Ketika orang-orang Israel mengintai tanah Kanaan, mereka melaporkan kepada Musa, "Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa (Nefilim), dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami" (Bilangan 13:33). Bagian ini memang tidak secara khusus mengatakan bahwa Nefilim betul-betul berada di sana, hanya bahwa para mata-mata berpikir bahwa mereka melihat Nefilim. Kemungkinannya adalah bahwa para mata-mata melihat orang-orang yang sangat besar di Kanaan dan salah menduga bahwa mereka adalah Nefilim. Atau mungkin pula bahwa setelah air bah setan-setan kembali bersetubuh dengan manusia perempuan, menghasilkan lebih banyak Nefilim. Apapun yang terjadi, "raksasa-raksasa" ini dihancurkan oleh orang-orang Israel pada saat mereka menyerbu ke Kanaan (Yosua 11:21-22) dan belakangan (Ulangan 3:11; 1 Samuel pasal 17).
Apa yang mencegah setan-setan menghasilkan lebih banyak Nefilim pada zaman sekarang? Kelihatannya Allah telah mengakhiri persetubuhan antara setan-setan dengan manusia dengan menempatkan setan-setan yang melakukan tindakan tsb. dalam jurang yang dalam. Yudas ayat 6 memberitahu kita, "Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar" (Yudas 1:6). Karena jelaslah bahwa tidak semua roh jahat berada dalam "penjara" pada saat ini, berarti pastilah ada sekelompok roh jahat yang melakukan kejahatan yang lebih keji dibandingkan dengan kejatuhan yang mula-mula. Kemungkinan roh-roh yang bersetubuh dengan manusia perempuan inilah yang "diikat dengan belenggu abadi." Hal ini akan mencegah lebih banyak roh jahat mencoba melakukan tindakan semacam ini.
Kapan persisnya Allah menciptakan para malaikat masih terbuka untuk diperdebatkan, namun apa yang diketahui secara pasti adalah bahwa Allah menciptakan segala sesuatunya dengan baik karena Allah, di dalam kesucianNya, tidak dapat menciptakan sesuatu yang berdosa. Jadi ketika Iblis yang dulunya adalah malaikat Lucifer memberontak melawan Allah dan jatuh dari surga (Yesaya 14; Yehezkiel 28) sepertiga dari malaikat bergabung dengan pemberontakan ini (Wahyu 12:3-4,9). Tidaklah diragukan bahwa para malaikat yang jatuh inilah yang disebut sebagai setan-setan.
Kita tahu bahwa neraka dipersiapkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya, demikian menurut Matius 25:41 "Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya." Yesus, dengan menggunakan kata ganti kepunyaan "nya" menjelaskan bahwa para malaikat ini adalah milik Iblis. Wahyu 12:7-9 menjelaskan peperangan malaikat antara Mikhael dan "malaikat-malaikatnya" dan Iblis dan "malaikat-malaikatnya." Dari ayat ini dan ayat-ayat serupa lainnya adalah jelas bahwa setan-setan dan para malaikat yang jatuh adalah sama.
Beberapa orang menolak konsep bahwa setan-setan adalah para malaikat yang jatuh karena Yudas 6 menjelaskan bahwa para malaikat yang sudah berdosa "dibelenggu dengan rantai yang abadi." Namun demikian, adalah jelas bahwa tidak semua malaikat yang berdosa ini "dirantai," karena Iblis sendiri masih bebas (1 Petrus 5:8). Mengapa Allah memenjarakan seluruh malaikat yang jatuh namun membiarkan sang pemimpin pemberontak untuk bebas? Kelihatannya Yudas 6 merujuk pada Allah mengurung para malaikat yang jatuh yang memberontak lebih lanjut, sangat mungkin ini adalah insiden para "anak Allah" dalam Kejadian 6.
Penjelasan alternatif yang paling umum mengenai asal mula para setan adalah bahwa ketika Nefilim dari Kejadian 6 dihancurkan dalam air bah, roh-roh mereka menjadi setan-setan. Sekalipun Alkitab tidak secara khusus mengatakan apa yang terjadi pada jiwa dari para Nefilim ketika mereka terbunuh, adalah tidak mungkin Allah menghancurkan Nefilim dalam air bah untuk kemudian mengijinkan roh mereka melakukan kejahatan yang lebih dahsyat sebagai setan-setan. Penjelasan yang paling konsisten dengan Alkitab soal asal usul setan-setan adalah mereka adalah para malaikat yang jatuh, para malaikat yang bersama dengan Iblis memberontak melawan Allah.
Matius 18:10 menyatakan, "Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga." Dalam konteks, "yang kecil" ini bisa berarti semua yang percaya kepadaNya (ayat 6), atau merujuk pada anak-anak kecil(ayat 3-5). Ini adalah ayat kunci ketika mendiskusikan malaikat penjaga. Tidak diragukan bahwa malaikat baik membantu melindungi (Daniel 6:20-23; 2 Raja-Raja 6:13-17), mengungkapkan informasi (Kisah 7:52-53; Lukas 1:11-20), membimbing (Matius 1:20-21; Kisah 8:26), menyediakan (Kejadian 21:17-20; 1 Raja-Raja 19:5-7), dan melayani orang percaya secara umum (Ibrani 1:14). Masih banyak lagi contoh semacam ini dalam Alkitab.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah setiap orang " atau setiap orang percaya " mempunyai malaikat yang ditugaskan kepadanya. Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel memiliki penghulu malaikat (Mikhael) yang ditugaskan kepada mereka (Daniel 10:21; 12:1), namun di dalam Alkitab tidak pernah disebutkan malaikat "ditugaskan" kepada perorangan (para malaikat kadang diutus kepada individu-individu, namun tidak pernah dicantumkan adanya tugas "permanen"). Seorang penafsir mengatakan bahwa kepercayaan mengenai malaikat penjaga telah berkembang penuh di antara orang-orang Yahudi pada masa antara Perjanjian Lama dan Baru. Beberapa Bapak Gereja mula-mula percaya bahwa setiap orang bukan hanya memiliki seorang malaikat penjaga yang ditugaskan kepadanya, namun juga roh jahat. Kepercayaan mengenai malaikat penjaga sudah ada sejak lama, namun tidak ada dasar Alkitabiah.
Kembali kepada Matius 18:10, kata "mereka" dalam bahasa Yunani adalah kata ganti kolektif, dan merujuk pada kenyataan bahwa orang-orang percaya dilayani oleh malaikat secara umum. Para malaikat ini digambarkan "selalu" memandang wajah Allah untuk mendengar perintahNya untuk menolong orang percaya sesuai kebutuhan. Kalau kita mau mengartikan ayat dari Matius bahwa ini adalah berbicara mengenai malaikat penjaga, maka kelihatannya para malaikat ini tidak dalam dinas aktif, namun "selalu memandang wajah" Bapa di surga. Dinas aktif atau pengawasan kelihatannya dilakukan langsung oleh Allah dan bukannya malaikat, dan ini masuk akal karena hanya Allah yang bersifat mahaada. Dia melihat semua orang percaya pada setiap waktu, dan hanya Dialah yang mengetahui kapan salah seorang dari kita membutuhkan interfensi dari malaikat. Karena mereka selalu memandang wajahNya, para malaikat dapat digunakannya secara bebas untuk menolong "mereka yang kecil."
Dalam budaya Barat sekarang ini, kepercayaan terhadap malaikat adalah sesuatu yang lumrah. Kita mempunyai film-film yang berpusat pada malaikat-malaikat; ada seri TV yang menggambarkan malaikat yang ditugaskan untuk membantu umat manusia. Alkitab jelas bahwa sekalipun malaikat memiliki kuasa dan pengetahuan yang melampaui manusia, mereka adalah makhluk-makhluk ciptaan sama seperti kita dan "tidak ada apa-apanya" dibandingkan dengan Allah. Oleh karena itu mereka tidak boleh disembah (Keluaran 20:1-6; Kolose 2:18). Sebaliknya penyembahan haruslah ditujukan hanya kepada Allah Tritunggal semata-mata. Sayangnya, sekalipun pertunjukan-pertunjukan mengenai malaikat berbasa basi mengenai Allah, sang Anak Allah jaranglah disebut (kalaupun disebut). Dalam Yohanes 5:23 Allah berfirman bahwa jika seseorang tidak menghormati Anak, dia tidak menghormati Bapa yang mengutus Dia.
Dari Alkitab tidak dapat diperoleh jawaban yang mantap apakah setiap orang percaya memiliki seorang malaikat penjaga yang ditugaskan kepadanya. Namun sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Allah menggunakan mereka untuk melayani kita. Adalah Alkitabiah untuk mengatakan bahwa Allah memakai mereka sebagaimana Dia memakai kita, i.e. Dia sama sekali tidak membutuhkan kita atau mereka untuk menggenapi rencanaNya, namun Dia memilih untuk menggunakan kita dan mereka (Ayub 4:18; Ayub 15:15). Pada akhirnya, apakah kita mempunyai malaikat yang ditugaskan untuk melindungi kita atau tidak, kita mempunyai jaminan yang lebih besar yang diberikan Allah: jikalau kita menjadi anak-anakNya melalui iman di dalam Kristus, Dia akan mengerjakan segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28-30), dan bahwa Yesus Kristus tidak akan pernah meninggalkan atau membuang kita (Ibrani 13:5-6). Jika kita memiliki Allah yang mahatahu, mahakuasa, maha pengasih bersama dengan kita, apakah ada bedanya kita memiliki malaikat di samping kita atau tidak?
Kejatuhan Iblis dari Surga digambarkan dalam Yesaya 14:12-14 dan Yehezkiel 28:12-18. Sekalipun kedua bagian Alkitab ini secara khusus merujuk pada raja Babel dan Tirus, keduanya juga merupakan rujukan pada kuasa rohani yang ada di belakang dari para raja ini " Iblis. Dalam hubungan dengan kejatuhan Iblis, bagian-bagian Alkitab ini menjelaskan mengapa Iblis jatuh, namun tidak secara khusus mencantumkan kapan kejatuhan itu terjadi. Yang kita ketahui adalah: para malaikat diciptakan sebelum penciptaan bumi (Ayub 38:4-7). Iblis sudah jatuh sebelum dia mencobai Adam dan Hawa di Taman (Kejadian 3:1-14). Karena itu kejatuhan Iblis pasti terjadi suatu waktu setelah malaikat diciptakan dan sebelum dia mencobai Adam dan Hawa di Taman Eden. Apakah kejatuhan Iblis terjadi beberapa menit, beberapa jam, atau beberapa hari sebelum dia mencobai Adam dan Hawa di Taman, Alkitab tidak secara khusus menyebutkannya.
Kitab Ayub memberitahukan bahwa, paling tidak untuk sementara waktu, Iblis masih bisa datang ke surga dan ke tahta Allah. "Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis. Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi"" (Ayub 1:6-7). Kelihatannya pada waktu itu, Iblis masih bergerak dengan bebas antara langit dan bumi, berbicara kepada Allah secara langsung dan mempertanggungjawabkan kegiatannya. Kapan Allah menghentikan akses ini tidaklah diketahui.
Mengapa Iblis jatuh dari Surga? Iblis jatuh karena kesombongan. Dia mau menjadi Allah, bukan sebagai hamba Allah. Perhatikan banyaknya pernyataan "Aku akan "" dalam Yesaya 14:12-15. Yehezkiel 28:12-15 menggambarkan Iblis sebagai malaikat yang luar biasa cantiknya. Iblis kemungkinan adalah malaikat yang tertinggi, yang paling cantik dari semua ciptaan Allah, namun dia tidak puas dengan kedudukannya itu. Sebaliknya Iblis mau menjadi Allah, pada hakikatnya, menyingkirkan Allah dari tahtanya dan menguasai alam semesta. Iblis mau menjadi Allah, dan yang menarik, itu yang menjadi cobaan Iblis terhadap Adam dan Hawa di Taman Eden (Kejadian 3:1-5). Bagaimana Iblis jatuh dari Surga? Sebenarnya kejatuhan bukanlah gambaran yang tepat. Adalah lebih tepat mengatakan bahwa Allah mengusir Iblis dari Surga (Yesaya 14:15; Yehezkiel 28:16-17).
Serafim, "yang bernyala-nyala" adalah makhluk seperti malaikat yang diasosiasikan dengan penglihatan nabi Yesaya akan Allah di Bait SuciNya ketika dia dipanggil untuk pelayanan kenabiannya (Yesaya 6:1-7). Yesaya 6:2-4 mencatat, "Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap." Seraf adalah para malaikat yang menyembah Allah secara terus menerus.
Yesaya pasal 6 adalah satu-satunya tempat dalam Alkitab yang secara khusus mencantumkan serafim. Setiap seraf memiliki enam sayap. Mereka menggunakan dua untuk terbang, dua untuk menutupi kaki mereka dan dua untuk menutup wajah mereka (Yesaya 6:2). Serafim terbang di sekitar tahta Allah, menyanyikan pujian sambil memusatkan perhatian pada kemuliaan dan keagungan Allah. Makhluk-makhluk ini kelihatannya juga bertindak sebagai alat penyucian bagi Yesaya saat dia memulai pelayanan kenabiannya. Salah satunya menyentuhkan bara pada bibir Yesaya dan mengatakan, "Kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni" (Yesaya 6:7). Sama seperti malaikat-malaikat kudus lainnya, serafim taat kepada Allah secara mutlak. Sama seperti kerubim, serafim secara khusus memusatkan diri untuk menyembah Allah.