Ada dua kunci untuk mengetahui kehendak Allah dalam segala keadaan. (1) Pastikan bahwa apa yang Anda minta atau ingin lakukan bukanlah sesuatu yang dilarang Alkitab. (2) Pastikan bahwa apa yang Anda minta atau ingin lakukan dapat memuliakan Allah dan menolong Anda bertumbuh secara rohani. Jikalau kedua hal ini benar, dan Allah masih tetap belum memberikan apa yang Anda minta, maka kemungkinan apa yang Anda minta bukanlah kehendak Allah. Atau mungkin Anda perlu menunggu lebih lama. Untuk mengetahui kehendak Allah kadang tidaklah mudah. Sering orang ingin Allah langsung memberitahu apa yang perlu dilakukan, kerja di mana, tinggal di mana, menikah dengan siapa, dll. Roma 12:2 memberitahu kita, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
Allah jarang memberi informasi yang langsung dan spesifik. Allah mengijinkan kita memilih. Satu-satunya keputusan yang Allah tidak ingin kita buat adalah keputusan untuk berdosa atau melawan kehendakNya. Allah ingin kita membuat keputusan yang sesuai dengan kehendakNya. Jadi bagaimanakah Anda dapat mengetahui apa kehendak Allah bagi Anda? Jikalau Anda berjalan dekat dengan Allah dan dengan sungguh-sungguh mencari kehendakNya bagi hidup Anda, Allah akan menaruh kehendakNya dalam hati Anda. Kuncinya adalah menginginkan kehendak Allah dan bukan kehendak diri sendiri. "Bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu" (Mazmur 37:4). Jikalau tidak dilarang oleh Alkitab dan dapat menguntungkan Anda secara rohani, maka Alkitab "mengijinkan" Anda untuk memilih dan mengikuti apa yang ada dalam hati Anda.
Hati saya terenyuh dan bersimpati dengan orang-orang yang berpikir untuk mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri. Jikalau orang ini adalah Anda, Anda mungkin merasa putus asa dan tidak ada harapan. Anda mungkin merasa berada dalam lobang yang paling dalam dan ragu apakah ada sinar harapan bahwa segala sesuatu nantinya akan menjadi lebih baik. Rasanya tidak ada orang yang mengerti atau peduli dengan Anda. Hidup sepertinya tidak ada artinya lagi.
Emosi yang tak tertanggungkan dialami oleh banyak orang dari waktu ke waktu. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak saya ketika saya berada dalam jurang emosi adalah, "Apakah mungkin ini adalah kehendak Tuhan yang menciptakan saya?" "Apakah Tuhan kurang mampu menolong saya?" "Apakah persoalan saya terlalu besar bagi Dia?"
Dengan senang hati saya memberitahu Anda jikalau Anda bersedia menggunakan beberapa waktu untuk mengijinkan Tuhan menjadi Tuhan dalam hidup Anda saat ini, Dia akan membuktikan kebesaranNya pada Anda. "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil" (Lukas 1:37). Mungkin bekas luka dari masa lalu mengakibatkan rasa penolakan yang sangat besar atau membuat Anda merasa diabaikan. Hal ini mengakibatkan rasa belas kasihan pada diri sendiri, kemarahan, kepahitan, dendam, rasa takut yang tidak sehat, dll. yang mengakibatkan persoalan dalam hubungan yang paling penting bagi Anda. Sekalipun demikian, bunuh diri hanya akan membawa kehancuran kepada orang-orang yang Anda kasihi yang Anda tidak pernah mau sakiti, dan meninggalkan bekas luka dalam emosi mereka yang harus mereka tanggung seumur hidup mereka.
Mengapa Anda tidak sepatutnya bunuh diri? Teman, seburuk apapun hal-hal dalam hidup Anda, ada Tuhan yang Pengasih yang sementara menunggu Anda untuk mengijinkan Dia membimbing Anda melewati terowongan kekecewaan, dan keluar kepada terangNya yang ajaib. Dia adalah pengharapanmu. NamaNya ialah Yesus.
Yesus ini, Anak Allah yang tidak berdosa, adalah sama dengan Anda dalam penolakan dan penghinaan. Nabi Yesaya menulis tentang Dia, "Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian" (Yesaya 53:2-6).
Teman, semua ini ditanggung oleh Yesus supaya dosamu dapat diampuni! Kesalahan apapun yang Anda perbuat, ketahuilah bahwa Dia akan mengampuni Anda jikalau Anda dengan rendah hati menyesalinya (berbalik dari dosa-dosamu kepada Tuhan). "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku" (Mazmur 50:15). Tidak ada yang Anda lakukan yang terlalu buruk dan tidak dapat diampuni oleh Yesus. Beberapa dari hamba-hamba yang dipilih oleh Tuhan dalam Alkitab melakukan dosa yang keji seperti membunuh (Musa), berzinah (Raja Daud) dan perlakuan sewenang-wenang secara fisik dan emosi (Rasul Paulus). Namun mereka mendapatkan pengampunan dan hidup baru yang berkelimpahan dalam Tuhan. "Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!" (Mazmur 51:4). "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" (2 Korintus 5:17).
Mengapa Anda tidak boleh bunuh diri? Teman, Allah siap untuk memperbaiki apa yang "rusak" " yaitu hidup Anda yang Anda ingin akhiri dengan bunuh diri. Nabi Yesaya menuliskan: "Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, " untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya" (Yesaya 61:1-3).
Datanglah pada Yesus dan izinkan Dia mengembalikan sukacita dan kegunaanmu ketika Anda percaya kepadanya untuk memulai pekerjaan yang baru dalam hidup Anda. Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu! Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah" (Mazmur 51:14, 17-19).
Maukah Anda menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Gembalamu? Dia akan menuntun pikiran dan langkah-langkahmu, sehari lepas sehari, melalui FirmanNya, Alkitab. "Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu" (Mazmur 32:8). "Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion" (Yesaya 33:6). Di dalam Kristus Anda tetap akan memiliki pergumulan, namun sekarang Anda akan memiliki PENGHARAPAN. Dia adalah "Sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara" (Amsal 18:24). Kiranya anugrah Tuhan Yesus beserta dengan Anda saat Anda mengambil keputusan.
Jikalau Anda bersedia untuk percaya pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda, ucapkanlah kepada Tuhan kata-kata ini dalam hati Anda. "Tuhan, saya membutuhkan Engkau dalam hidupku. Ampunilah segala yang saya sudah lakukan. Saya beriman kepada Yesus Kristus dan percaya bahwa Dia adalah Juruselamat saya. Bersihkanlah saya, sembuhkan saya, dan pulihkan sukacita dalam hidup saya. Terima kasih untuk kasihMu kepada saya dan untuk kematian Yesus bagi saya."
Apakah Anda membuat keputusan untuk menerima Kristus karena apa yang Anda baca di sini? Jika demikian, klik pada tombol "Saya telah menerima Kristus pada hari ini" di bawah.
Apakah arti hidup? Bagaimana saya dapat menemukan tujuan, pemenuhan dan kepuasan dalam hidup? Apakah saya memiliki potensi untuk mencapai sesuatu yang memiliki makna yang langgeng? Banyak orang tidak pernah berhenti mempertimbangkan apakah arti hidup itu. Mereka memandang ke belakang dan tidak mengerti mengapa relasi mereka berantakan dan mengapa mereka merasa begitu kosong walaupun mereka telah berhasil mencapai apa yang mereka cita-citakan. Salah satu pemain baseball yang namanya dicatat dalam Baseball Hall of Fame ditanya apa yang dia harap orang beritahu dia ketika dia baru mulai bermain baseball. Dia menjawab, "Saya berharap orang akan memberitahu saya bahwa ketika kamu sampai di puncak, di sana tidak ada apa-apa." Banyak sasaran hidup ternyata kosong setelah dikejar dengan sia-sia bertahun-tahun lamanya.
Dalam masyarakan humanistik kita, orang mengejar banyak cita-cita, menganggap bahwa di dalamnya mereka akan mendapatkan makna. Beberapa cita-cita ini termasuk: kesuksesan bisnis, kekayaan, relasi yang baik, seks, hiburan, berbuat baik kepada orang lain, dll. Orang-orang memberi kesaksian bahwa saat mereka mencapai cita-cita mereka untuk mendapat kekayaan, relasi dan kesenangan, di dalam diri mereka ada kekosongan yang dalam, perasaan kosong yang tidak dapat dipenuhi oleh apapun.
Penulis kitab Pengkhotbah menjelaskan perasaan ini ketika dia mengatakan, "Kesia-siaan belaka, kesia-siaan belaka, " segala sesuatu adalah sia-sia." Penulis memiliki kekayaan yang tak terkira, hikmat kebijaksanaan yang melampaui orang-orang pada zamannya maupun zaman sekarang, dia memiliki ratusan wanita, istana dan taman yang menjadikan kerajaan-kerajaan lain cemburu, makanan dan anggur terbaik, dan segala bentuk hiburan. Satu saat dia berkata, segala yang diinginkan hatinya dikejarnya. Namun kemudian dia menyimpulkan, "hidup di bawah matahari" (hidup dengan sikap sepertinya hidup itu hanyalah apa yang kita lihat dan rasakan) adalah kesia-siaan belaka! Mengapa bisa ada kehampaan seperti ini? Karena Allah menciptakan kita untuk sesuatu yang melampaui apa yang dapat kita alami dalam dunia sekarang ini. Tentang Allah, Salomo berkata, "Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka "" Dalam hati kita, kita senantiasa sadar bahwa dunia sekarang ini bukan segalanya.
Dalam kitab Kejadian, kitab pertama dalam Alkitab, kita mendapatkan bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut gambarNya (Kejadian 1:26). Ini berarti kita lebih mirip dengan Tuhan daripada dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Kita juga mendapatkan bahwa sebelum manusia jatuh dalam dosa dan bumi dikutuk: (1) Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial (Kejadian 2:18-25); (2) Tuhan memberi manusia pekerjaan (Kejadian 2:15); (3) Tuhan memiliki persekutuan dengan manusia (Kejadian 3:8); dan (4) Tuhan memberi manusia kuasa atas bumi ini (Kejadian 1:26). Apakah arti semua ini? Saya percaya bahwa Allah menginginkan semua ini menambah kepuasan dalam hidup kita, namun semua ini (khususnya persekutuan manusia dengan Tuhan) telah dirusakkan oleh kejatuhan manusia ke dalam dosa dan juga oleh kutukan atas bumi ini (Kejadian 3).
Dalam kitab Wahyu, kitab terakhir dalam Alkitab, di bagian akhir dari banyak peristiwa yang terjadi pada zaman akhir, Tuhan mengungkapkan bahwa Dia akan menghancurkan langit dan bumi ini dan membawa kekekalan dengan menciptakan langit dan bumi yang baru. Pada waktu itu Dia akan memulihkan persekutuan dengan orang-orang yang sudah ditebus. Sebagian umat manusia akan dihukum dan dilemparkan ke dalam Lautan Api (Wahyu 20:11-15). Pada waktu ini kutukan atas bumi ini akan disingkirkan, dan tidak akan ada lagi dosa, kesusahan, penyakit, kematian, kesakitan, dll (Wahyu 21:4). Dan orang-orang percaya akan mewarisi segala sesuatu, Allah akan berdiam dengan mereka dan mereka akan menjadi anak-anakNya (Wahyu 21:7). Dengan demikian kita menggenapi siklus di mana Allah menciptakan kita untuk bersekutu dengan Dia, manusia jatuh dalam dosa dan memutuskan persekutuan itu; dalam kekekalan Allah memulihkan hubungan itu secara penuh dengan orang-orang yang Dia pandang layak. Hidup dalam dunia ini dan mendapatkan segala sesuatu hanya untuk mati dan terpisah dari Tuhan untuk selama-lamanya adalah lebih buruk dari kesia-siaan! Namun Tuhan telah membuat jalan di mana bukan saja kebahagiaan kekal dimungkinkan (Lukas 23:43), namun juga agar hidup sekarang ini memuaskan dan berarti.
Sekarang, bagaimana kebahagiaan kekal dan "surga di bumi" ini dapat diperoleh?
MAKNA HIDUP DIPULIHKAN MELALUI YESUS KRISTUSSebagaimana telah diindikasikan di atas makna hidup, baik sekarang maupun dalam kekekalan ditemukan dalam hubungan yang dipulihkan dengan Tuhan; hubungan yang telah lenyap ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Hari ini, hubungan dengan Allah itu dimungkinkan hanya melalui AnakNya, Yesus Kristus (Kisah Rasul 4:12; Yohanes 14:6; 1:12). Hidup kekal diperoleh ketika seseorang menyesali dosa-dosanya (tidak mau lagi hidup dalam dosa namun ingin Kristus mengubah mereka dan menjadikan mereka pribadi-pribadi yang baru) dan milai bergantung pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat (lihat pertanyaan: "Apa itu rencana keselamatan?" untuk informasi lebih lanjut tentang topik penting ini)
Arti hidup yang sebenarnya tidak ditemukan hanya dengan mengenal Yesus sebagai Juruselamat (seindah apapun hal itu). Makna hidup yang sebenarnya ditemukan ketika orang mulai berjalan mengikuti Kristus sebagai muridNya, belajar dari Dia, menggunakan waktu bersama dengan Dia dalam FirmanNya, Alkitab, bersekutu dengan Dia dalam doa, dan berjalan denganNya dalam ketaatan kepada perintah-perintahNya. Jikalau Anda adalah orang yang belum percaya (atau baru percaya), Anda mungkin akan mengatakan kepada diri sendiri, "Sepertinya itu tidak terlalu menggairahkan atau menyenangkan untuk saya!" Tapi tolong baca lebih lanjut. Yesus membuat pernyataan-pernyataan ini:
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan" (Matius 11:28-30). "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yohanes 10:10b). "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya" (Matius 16:24-25). "Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu" (Mazmur 37:4).
Apa yang dikatakan oleh ayat-ayat ini adalah bahwa kita memiliki pilihan. Kita bisa terus berusaha mengarahkan hidup kita sendiri (dan sebagai hasilnya hidup dalam kehidupan yang kosong) atau kita bisa memilih untuk mengikuti Tuhan dan rencanaNya bagi hidup kita, mengikutiNya dengan sepenuh hati (hasilnya, hidup yang penuh, cita-cita kesampaian, dan mendapatkan kepuasan). Hal ini karena Pencipta kita mengasihi kita dan menghendaki yang terbaik bagi kita (bukan selalu yang paling mudah, tapi yang paling memuaskan).
Sebagai penutup, saya ingin membagikan sebuah perumpamaan yang saya pinjam dari seorang teman pendeta. Jikalau Anda adalah penggemar olahraga dan Anda memutuskan untuk pergi ke pertandingan professional, Anda dapat membayar beberapa dollar, dan duduk di barisan paling atas di stadion, atau Anda merogoh beberapa ratus dollar dan duduk dekat dengan lapangan pertandingan. Demikian pula dengan hidup keKristenan. Menyaksikan Tuhan bekerja SECARA LANGSUNG bukanlah bagian dari orang-orang Kristen hari Minggu. Menyaksikan Allah bekerja SECARA LANGSUNG adalah bagi murid-murid Tuhan yang sepenuh hati, yang telah berhenti mengejar keinginan mereka sendiri dalam hidup ini supaya mereka bisa mengejar rencana Tuhan. MEREKA telah membayar harga (penyerahan penuh kepada Kristus dan kehendakNya); mereka menikmati hidup secara penuh; dan mereka bisa memandang diri sendiri, teman-teman mereka, dan Pencipta mereka tanpa ada penyesalan. Sudahkah Anda membayar harga? Apakah Anda bersedia? Jika demikian, Anda tidak akan pernah kehilangan makna atau tujuan hidup lagi.
Perintah Paulus dalam Roma 13:8 untuk tidak berhutang apa-apa kecuali berhutang kasih adalah merupakan peringatan yang kuat akan ketidaksenangan Allah terhadap bentuk hutang apapun yang tidak dibayar pada waktunya (lihat pula Mazmur 37:21). Biasanya kita memikirkan hutang dalam pengertian kewajiban keuangan. Namun dalam terang konteks seluruh pasal ini (Roma 13:1-10) nampaknya Paulus memikirkan hutang dalam konteks yang lebih luas (Roma 13:7). Bukan saja Paulus berbicara mengenai pajak dan cukai yang dibebankan kepada kita oleh pemerintah kita, namun juga mengenai respek dan rasa hormat terhadap mereka yang berkuasa. Setiap kita berhutang pada anugrah Allah. Sebagaimana Allah telah menyatakan kasihNya kepada kita, kita perlu meneruskan kasih itu kepada mereka yang berada di sekitar kita, orang-orang yang bekerja dan hidup bersama kita " bahkan termasuk mereka yang memerintah dan membebankan pajak kepada kita.
Beberapa orang mempertanyakan bunga yang diterapkan pada hutang, namun beberapa kali di dalam Alkitab kita melihat bahwa bunga yang wajar adalah sesuatu yang pantas untuk hutang (Amsal 28:8, Matius 25:27). Dalam zaman Israel kuno, hukum Taurat melarang bunga pada satu jenis hutang, hutang dari orang-orang miskin (Imamat 25:35-38). Hukum ini memiliki banyak implikasi sosial, finansial dan rohani, namun ada dua yang khususnya perlu diperhatikan. Pertama, hukum ini secara sungguh-sungguh menolong orang-orang miskin dengan tidak membuat situasi mereka makin buruk. Jatuh miskin sudah cukup malang, dan meminta bantuan dapat memalukan. Namun, jika selain dari membayar hutang, orang miskin itu harus membayar beban bunga yang berat, kewajiban itu lebih merusak daripada membantu.
Kedua, hukum tsb mengajar kebenaran rohani yang penting. Untuk orang yang meminjamkan uang, tidak meminta bunga dari orang miskin adalah merupakan kemurahan hati. Sementara uang tsb dipinjamkan pada orang miskin, dia tidak bisa menggunakan uang itu. Namun demikian, hal itu menjadi cara yang nyata untuk menyatakan syukur kepada Allah yang dalam anugrahNya tidak membebani umatNya dengan "bunga" untuk anugrah yang dinyatakanNya kepada mereka. Sama seperti Allah telah bermurah hati membawa orang-orang Israel keluar dari Mesir ketika mereka tidak lebih dari budak-budak yang tidak punya sepeserpun, dan memberi mereka tanah untuk mereka miliki sendiri (Imamat 25:38) maka Dia mengharapkan umatNya menunjukkan kemurahan yang sama terhadap sesama mereka yang miskin.
Orang-orang Kristen berada dalam situasi yang sama. Hidup, mati dan kebangkitan Yesus telah membayar hutang dosa kita kepada Allah. Sekarang kita punya kesempatan, kita dapa menolong mereka yang membutuhkan, khususnya sesama orang percaya, dengan hutang yang tidak memperburuk kesulitan mereka. Sejalan dengan itu Yesus bahkan memberi perumpamaan mengenai dua orang yang memberi hutang dan sikap mereka terhadap pengampunan (Matius 18:23-35). Dia juga menginstruksikan para pengikutNya, "Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma" (Matius 10:8).
Alkitab tidak secara eksplisit melarang atau mengijinkan orang meminjam uang. Hikmat dari Alkitab mengajar kita bahwa pada umumnya tidak baik untuk berhutang. Hutang selalu membuat kita jadi budak dari orang yang memberi kita hutang. Pada saat yang sama, dalam situasi-situasi tertentu, hutang sering kali merupakan "kebutuhan yang tidak dapat dielakkan." Asal uang tsb dipergunakan secara bijaksana dan pembayarannya masih dapat ditanggung, orang Kristen boleh berhutang jikalau perlu.
Alkitab sangat jelas mengenai apa seharusnya tujuan hidup kita!
Tujuan hidup menurut tokoh-tokoh Alkitab:Salomo: setelah berbicara mengenai kesia-siaan hidup ketika hidup dihidupi dengan cara seolah-olah apa yang ada hanyalah dunia dan segala yang ditawarkannya Salomo menyimpulkan dalam kitab Pengkhotbah: "Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat." (Pengkhotbah 12:13-14). Salomo mengatakan bahwa hidup adalah menghormati Tuhan dengan pikiran dan cara hidup kita dan menuruti perintah-perintahNya karena orang akan berdiri di hadapanNya untuk dihakimi.
Daud: Berbeda dengan orang-orang yang bagiannya adalah dalam hidup sekarang ini, Daud mencari kepuasan dalam masa yang akan datang. Dia berkata, "Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu." (Mazmur 17:15) Bagi Daud, kepuasannya yang sempurna akan datang pada hari ketika dia bangkit (dalam hidup yang akan datang) baik dalam memandang kepada Tuhan (bersekutu dengan Dia) dan menjadi sama dengan Dia (1 Yohanes 3:2).
Asaf: Dalam Mazmur 73 Asaf berbicara mengenai bagaimana dia tergoda untuk mencemburui orang-orang fasik yang kelihatannya hidup tanpa kekuatiran dan membangun keberuntungan mereka di atas punggung orang-orang yang mereka manfaatkan, namun kemudian dia mempertimbangkan akhir hidup mereka. Berlawanan dengan apa yang mereka kejar dalam hidup mereka, dalam ayat 25 Asaf mengatakan apa yang berarti baginya, "Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi." Bagi Dia, hubungan dengan Allah adalah yang paling berarti dalam hidup ini.
Paulus: Rasul Paulus berbicara mengenai segala yang dia raih sebelum dipertemukan dengan Yesus yang bangkit dan bagaimana segala yang dulunya dia miliki atau berhasil raih (khususnya secara religi) sekarang bagaikan sampah saat dibandingkan dengan berharganya pengenalan akan Kristus Yesus. Dalam Filipi 3:9-10 dia mengatakan bahwa apa yang dia inginkan adalah "Berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya." Sekali lagi, yang paling bermakna bagi Paulus adalah mengenal Kristus dan dibenarkan olehNya melalui iman kepada Kristus dan hidup dalam persekutuan denganNya sekalipun itu terjadi melalui penderitaan (2 Timotius 3:12). Pada akhirnya, dia menantikan saat di mana dia akan mengambil bagian dalam "kebangkitan dari antara orang mati."
Tujuan hidup sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Wahyu:Kitab terakhir dalam Alkitab, kitab Wahyu mendiskusikan apa yang akan terjadi pada akhir dari zaman yang kita kenal ini. Setelah kembalinya Kristus dan masa pemerintahanNya selama 1.000 tahun di atas bumi ini berakhir, mereka yang tidak percaya akan dibangkitkan dan dihakimi berdasarkan perbuatan mereka dan dikirim ke dalam kekekalan mereka di dalam lautan api (Wahyu 20). Langit dan bumi sebagaimana kita ketahui akan dihancurkan dan langit baru serta bumi baru akan diciptakan dan kekekalan akan tiba. Sekali lagi, sebagaimana dalam Taman Eden dalam kitab Kejadian, manusia akan kembali berdiam dengan Allah dan Allah dengan mereka (Wahyu 21:3), semua sisa kutukan (atas bumi karena dosa manusia) akan disingkirkan (kesedihan, penyakit, kematian, kesakitan) (Wahyu 21:4). Allah mengatakan bahwa mereka yang menang akan mewarisi segalanya, Dia akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi anak-anakNya. Karena itu, sebagaimana dimulai dalam kitab Kejadian, manusia yang ditebus akan hidup dalam persekutuan dengan Allah bebas dari dosa (dalam dan luar) dan kutukan dosa atas dunia yang sempurna in karena memiliki hati yang sempurna seperti yang dimiliki oleh Kristus (1 Yohanes 3:2-3)
Tujuan hidup sebagaimana diuraikan oleh Yesus Kristus:Pada mulanya, Allah menciptakan manusia untuk menikmati (1) persekutuan denganNya, (2) relasi dengan orang-orang lain, (3) bekerja dan (4) menguasai bumi. Namun dengan kejatuhan manusia dalam dosa, persekutuan dengan Allah putus, relasi dengan orang lain sering kali penuh dengan "gejolak," pekerjaan kelihatannya mengandung unsur-unsur yang tidak menyenangkan, dan manusia berusaha untuk menguasai alam, baik itu cuaca maupun rumput liar di taman. Dalam langit dan bumi yang baru, manusia akan kembali terlibat dalam hal-hal ini dalam kesempurnaan yang telah dipulihkan. Namun bagaimana seseorang dapat termasuk dalam kelompok yang bisa masuk ke langit dan bumi yang baru? Dan apa yang dapat kita lakukan saat ini? Apakah makna hidup hanya ada dalam hidup yang akan datang ketika kutukan dosa sudah disingkirkan? Yesus Kristus, Anak Allah, meninggalkan rumahNya di surga, menjadi manusia penuh sambil tetap mempertahankan kepenuhan illahiNya, dan datang ke dalam dunia untuk MEMBAYAR HARGA UNTUK HIDUP KEKAL KITA dan juga untuk makna hidup dalam hidup sekarang ini. Karena adalah dosa kita yang memisahkan kita dari Allah dan membawa kutukan ini atas kita, Matius 1:21 mengatakan, "Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
Tujuan dalam hidup bergantung pada asal usul manusia:Jika kita adalah hasil dari evolusi, maka kita tidak lebih dari makhluk biologis yang rumit yang berhasil mencapai taraf kesadaran pribadi. Kita kecewa karena tidak ada tujuan yang lebih besar dalam hidup ini selain berusaha mempertahankan hidup dan kelangsung spesies sampai kecelakaan kosmik lai terjadi dan menaikkan tingkat hidup kita setingkat lebih tinggi. NAMUN, kita BUKANLAH hasil dari kecelakaan kosmik. Sains yang sejati menguatkan fakta bahwa evolusi makro (transformasi spesies yang satu ke spesies yang lain) adalah suatu lelucon belaka. Evolusi salah disebut sebagai "sains" ketika sebetulnya tidak dapat diulangi atau diamati tapi harus diterima melalui iman, sama seperti penciptaan.
Sejalan dengan makin kita belajar mengenai biologi-mikro, kita mendapatkan bahwa kemungkinan untuk pembentukan molekul protein yang paling sederhana yang dibutuhkan untuk hidup adalah sama sekali tidak mungkin sekalipun ada waktu TRILYUNAN tahun untuk terjadi secara kebetulan kombinasi yang tepat untuk terbentuknya asam amino. Demikian pula fosil tidak mendukung teori evolusi. Dalam kata-kata dari penganut teori evolusi sendiri seharusnya ada bermacam bentuk hidup tahap peralihan yang belum ditemukan. Apa yang dibuktikan oleh fosil adalah apa yang dikatakan oleh Kejadian 1: sejumlah besar spesies yang berbeda muncul pada saat yang sama dan spesies-spesies itu pada umumnya masih sama dengan apa yang ada saat ini. Perubahan pada burung atau ngengat dalam abad terakhir dan yang sering dikutip sebagai dukungan untuk evolusi adalah merupakan perubahan dalam spesies (evolusi mikro), sesuatu yang tidak ditentang oleh Alkitab atau penganut-penganut penciptaan. Lagipula, makin kita mempelajari apa yang disebut dengan sel sederhana kita makin menemukan apa yang telah dikatakan oleh Kejadian pasal 1: bahwa hidup adalah hasil dari Desainer dan Pencipta yang sangat berpengetahuan. Karena kita bukanlah hasil dari kecelakaan kosmik namun adalah ciptaan Allah, kalau ada tujuan hidup, Allah telah memberitahukannya kepada kita.
Alkitab mengandung informasi dalam jumlah besar sehubungan dengan dinas militer. Sementara bagian besar dari informasi mengenai militer yang terkandung dalam Alkitab adalah bersifat analogi, beberapa ayat berhubungan langsung dengan pertanyaan ini. Alkitab tidak secara langsung dan spesifik mengatakan, "Kamu harus dinas militer" dan sebaliknya Alkitab juga tidak mengatakan, "Jangan dinas militer." Pada saat yang sama orang-orang Kristen juga dapat yakin bahwa menjadi tentara adalah sesuatu yang dihormati dalam Alkitab, dan bahwa dinas militer adalah sesuai dengan pandangan Alkibiah.
Contoh pertama dari dinas militer terdapat dalam Perjanjian Lama (Kejadian 14) ketika kemenakan Lot diculik oleh Kedorlaomer, raja Elam dan sekutu-sekutunya. Abraham membantu Lot dengan mengumpulkan 318 orang-orangnya yang terlatih dan mengalahkan pasukan asing.
Belakangan dalam sejarah, bangsa Israel mengembangkan tentara yang permanen. Kesan bahwa Allah adalah Pahlawan Rohani dan akan melindungi umatNya tanpa memandang kekuatan militer apapun mungkin menjadi penyebab mengapa Israel lambat dalam membangun angkatan bersenjata. Perkembangan dari angkatan bersenjata yang permanen di Israel hanya terjadi setelah berdirinya sistim politik terpusat yang dikembangkan oleh Saul, Daud dan Salomo. Saul adalah orang pertama yang membentuk tentara yang permanen (1 Samuel 13:2; 24:2; 26:2). Sekalipun demikian, tentara itu harus didukung oleh makanan dan persediaan lainnya dari keluarga si anggota tentara itu sendiri (1 Samuel 17:17-19).
Apa yang dimulai oleh Saul diteruskan oleh Daud. Dia meningkatkan jumlah tentara, menyewa tentara dari daerah-daerah lain yang setia hanya kepadanya (2 Samuel 15:19-22) dan menyerahkan tampuk kepemimpinan pasukan kepada seorang panglima (Yoab). Di bawah Daud, Israel juga menjadi lebih agresif dalam kebijaksanaan militernya, dan menyerap negara-negara tetangga seperti Ammon (2 Samuel 11:1; 1 Tawarikh 20:1-3). Daud mengembangkan sistim rotasi untuk tentaranya dengan 12 kelompok yang terdiri dari 24.000 orang yang berdinas selama 1 bulan pertahun (1 Tawarikh 27). Sekalipun masa pemerintahan Salomo adalah damai, dia mengembangkan angkatan bersenjatanya lebih lanjut dengan menambahkan kereta kuda dan pasukan berkuda (1 Raja-Raja 10:26). Angkatan bersenjata yang permanen berlanjut (sekalipun terpecah bersama dengan kerajaan setelah meninggalnya Salomo) sampai tahun 586 B.C. ketika Israel berakhir sebagai sebuah institusi politik.
Yesus terheran-heran ketika seorang perwira Roma (perwira yang mengomandani 100 tentara) mendekati Dia. Respon dari perwira itu terhadap Yesus mengindikasikan pengenalannya yang jelas akan otoritas dan juga imannya kepada Yesus (Matius 8:5-13). Yesus tidak mencela karirnya. Banyak perwira yang dicantumkan dalam Perjanjian Baru dipuji sebagai orang-orang Kristen, orang-orang yang takut akan Allah, dan orang-orang yang memiliki karakter yang baik (Matius 8:5, 8, 13; 27:54; Markus 15:39, 44-45; Lukas 7:2, 6; 23:47; Kisah Rasul 10:1, 22; 21:32; 22:25-26; 23:17, 23; 24:23; 27:1, 6, 11, 31, 43; 28:16).
Secara historis, tempat dan namanya mungkin telah berubah, namun angkatan bersenjata kita harus dihargai sama seperti para perwira di dalam Alkitab. Menjadi tentara adalah sangat terhormat. Contohnya Paulus menggambarkan Epafroditus, sesama orang Kristen, sebagai "teman seperjuangan" (Filipi 2:25). Alkitab juga menggunakan istilah militer untuk menggambarkan menjadi kuat di dalam Tuhan dengan mengenakan perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:10-20).
Ya, Alkitab berbicara mengenai dinas militer, secara langsung dan implisit. Para laki-laki dan perempuan yang melayani negara mereka dengan jujur dan terhormat dapat merasa yakin bahwa pengabdian mereka didukung dan dihargai oleh Allah yang Berdaulat. Mereka yang melayani dalam dinas militer pantas mendapatkan hormat dan rasa terima kasih kita.
1 Timotius 4:8 memberitahu kita, "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." Perhatikan bahwa ayat ini tidak mengatakan bahwa olahraga tidak ada gunanya. Ayat ini mengatakan bahwa olahraga berguna, namun mengungkapkan prioritas yang benar dengan mengatakan bahwa ibadah memiliki nilai yang lebih besar. Rasul Paulus juga menyebut tentang latihan badani dalam ilustrasi mengenai kebenaran rohani. 1 Korintus 9:24-27, " Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." 2 Timotius 2:5: "Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga." 2 Timotius 4:7: "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman."
Jadi jelaslah bahwa tidak ada salahnya orang Kristen berolahraga. Bahkan Alkitab jelas sekali mengatakan bahwa kita perlu memelihara tubuh kita dengan baik (1 Korintus 6:19-20). Efesus 5:29 memberitahu kita, "Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, "" Alkitab memperingatkan kita terhadap ketamakan/hal yang berlebih-lebihan (Ulangan 21:20, Amsal 23:2, 2 Petrus 1:5-7, 2 Tmotius 3:1-9, 2 Korintus 10:5). Pada saat yang sama Alkitab memberi peringatan mengenai kesia-siaan (1 Samuel 16:7; Amsal 31:30; 1 Petrus 3:3-4). Apa kata Alkitab mengenai kesehatan? Jadilah orang sehat! Bagaimana kita mencapai sasaran itu? Dengan berolahraga secara moderat dan makan selayaknya. Inilah model Alkitab mengenai kesehatan dan olahraga.
Dokter disebutkan berkali-kali dalam Alkitab. Satu-satunya ayat yang dapat diambil keluar dari konteks untuk mengajar bahwa orang tidak boleh ke dokter adalah 2 Tawarikh 16:12, "Pada tahun ketiga puluh sembilan pemerintahannya Asa menderita sakit pada kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib." Namun hal ini meliputi seluruh sikap hidup Asa pada tahun-tahun terakhirnya (yang berpaling dari Tuhan beberapa waktu sebelumnya).
Ada banyak ayat yang berbicara mengenai menggunakan "pelayanan medis" seperti misalnya mempergunakan perban (Yesaya 1:6), minyak (Yakobus 5:14), minyak dan anggur (Lukas 10:34), daun-daun (Yehezkiel 47:12), minum anggur (1 Timotius 5:23), dan salep/balsam, khususnya balsam dari Gilead (Yeremia 8:22). Lagipula Lukas, penulis dari Kisah Para Rasul and Injil Lukas disebut oleh Paulus sebagai "tabib yang kekasih" (Kolose 4:14).
Markus 5:25-30 berbicara mengenai seorang wanita yang memiliki pendarahan yang terus menerus, suatu penyakit yang tidak dapat diobati oleh para dokter sekalipun dia telah pergi ke banyak dokter dan menghabiskan uang. Waktu dia datang kepada Yesus, dia berpikir bahwa kalau saja dia menyentuh ujung jubah Yesus maka dia akan disembuhkan, dan dia sembuh.
Dalam menjawab pertanyaan orang-prang Farisi tentang mengapa Dia menggunakan banyak waktu dengan orang-orang berdosa, Yesus menjawab mereka, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit" (Matius 9:12). Dari ayat-ayat di atas orang dapat mengambil prinsip-prinsip berikut ini:
1) Dokter bukanlah Allah dan tidak boleh dipandang sebagai Allah. Kadang kala mereka dapat menolong, namun ada kalanya yang mereka lakukan hanyalah menghabiskan uang.
2) Mencari dan menggunakan dokter dan pengobatan "duniawi" tidak dicela dalam Alkitab bahkan nampaknya dipergunakan dalam Alkitab.
3) Campur tangan Allah dalam masalah fisik apapun perlu dicari (Yakobus 4:2; 5:13). Dia tidak berjanji bahwa Dia akan menjawab sesuai dengan apa yang kita minta (Yesaya 55:8-9), namun kita memiliki jaminan bahwa segala yang dilakukannya dilakukan karena kasih dan untuk kebaikan kita (Mazmur 145:8-9).
Jadi bolehkah orang Kristen pergi ke dokter? Allah menciptakan kita sebagai makhluk yang berakal budi dan memberi kita kemampuan untuk menciptakan obat-obatan dan belajar bagaimana mengobati diri kita. Tidak ada salahnya menggunakan pengetahuan dan kemampuan kita untuk penyembuhan fisik. Para dokter dapat dipandang sebagai karunia Allah kepada kita " sarana yang melaluinya Allah memberi kesembuhan dan pemulihan. Pada saat yang sama, iman dan kepercayaan kita haruslah pada Allah, bukan pada dokter atau obat-obatan. Sama seperti keputusan-keputusan sulit lainnya, Allah berjanji untuk memberi kita hikmat saat kita memintanya (Yakobus 1:5).