3
Sifat-sifat para hamba Allah
Mengenai hal yang saya tulis di atas, jangan sampai kalian pikir bahwa kami juga membanggakan diri seperti guru-guru palsu itu. Dan kami tidak seperti mereka yang perlu surat pengantar yang memperkenalkan pelayanan mereka kepada jemaat baru. 2-3 Karena kalian yang merupakan surat pengantar kami! Karena waktu orang-orang memperhatikan cara hidup kalian, kalian menjadi seperti surat Kristus yang dapat diketahui dan dibaca oleh semua orang. Surat itu bukan ditulis dengan tinta, tetapi dengan Roh Allah yang hidup. Dan surat itu tidak diukir pada batu,* tetapi pada hati kalian. Tetapi karena kami yang memperkenalkan Kristus kepada kalian, Tuhan juga mengukir nama kalian pada hati kami. Kami dapat berbicara seperti itu karena Kristus memberikan keyakinan itu kepada kami di mata Allah. Saya tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa kami dapat melayani Allah dengan kekuatan kami sendiri. Allahlah yang memampukan kami untuk melayani. Karena Dialah yang memampukan kami sebagai hamba untuk menyampaikan berita tentang sebuah perjanjian yang baru dengan-Nya, yang tidak berdasar kepada peraturan dan hukum yang tertulis, melainkan berdasarkan Roh Allah. Mengikuti peraturan lama dan hukum tertulis tidak berhasil menghidupkan kita, tetapi membawa kita kepada kematian. Sedangkan Roh Allah membawa kita kepada kehidupan.
Perjanjian yang baru lebih mulia dari perjanjian yang lama
Memang perjanjian yang lama ditulis pada batu dan disertai dengan kemuliaan Allah. Tetapi biarpun begitu, perjanjian tersebut membawa kita kepada kematian. Pada waktu perjanjian itu diberikan, sinar kemuliaan terpancar dari muka Musa, sehingga orang Israel tidak dapat memandang terus wajahnya. Tetapi kemuliaan itu hanya untuk sementara. Jadi, kalau perjanjian yang lama disertai dengan kemuliaan, pasti lebih besar kemuliaan perjanjian yang baru yang berasal dari Roh Allah. Maksud saya ialah: Kalau perjanjian yang lama— yang membawa hukuman kepada kita, mempunyai kemuliaan, tentu lebih besar kemuliaan dari perjanjian yang baru, yang membuat supaya kita dibenarkan di mata Allah. 10 Sebenarnya perjanjian yang lama itu, yang dahulu dianggap mulia, sekarang tidak begitu mulia lagi kalau dibandingkan dengan perjanjian yang baru, yang jauh lebih mulia. 11 Karena kalau perjanjian yang lama— yang sekarang diganti dengan yang baru— diberikan dengan kemuliaan, maka perjanjian yang selama-lamanya pastilah mempunyai kemuliaan yang lebih besar.
12 Oleh karena kami yakin akan apa yang kita harapkan dari Allah, kami sangat berani untuk memberitakan tentang perjanjian yang baru ini. 13 Kami tidak seperti Musa yang menutupi mukanya dengan kain supaya orang-orang Israel tidak dapat melihat sinar kemuliaan itu sedang menghilang. 14 Tetapi pikiran nenek moyang orang Israel sudah tertutup. Bahkan sampai sekarang pun, ketika anak-anak mereka membaca buku Perjanjian Lama, seolah-olah kain selubung itu masih menutupi pikiran mereka sehingga mereka tidak bisa mengerti. Karena kain selubung itu hanya bisa disingkirkan ketika seseorang percaya kepada Kristus. 15 Tetapi kasihan, sampai hari ini ketika mereka membaca Hukum Musa, seolah-olah masih ada kain yang menutupi hati mereka. 16 Akan tetapi ketika seseorang bertobat dan mengikut Tuhan, maka kain itu akan Allah singkirkan dari pikirannya. 17 Dan cahaya kemuliaan yang memancar dari Tuhan Yesus kepada kita menggambarkan Roh Kudus. Dan di mana ada Roh Tuhan, di situ ada kebebasan dari peraturan dan hukum yang lama itu. 18 Jadi, dengan muka yang tidak lagi berselubung, kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan. Dan dengan demikian Tuhan Yesus, yaitu oleh Roh-Nya, mengubah kita supaya menjadi semakin sempurna mencerminkan kemuliaan-Nya.
* 3:2-3 batu Paulus memperbandingkan dengan hukum Taurat yang diberikan Allah kepada Musa, yang tertulis pada loh batu (Kel 24:12; 25:16). 3:7 Perjanjian Dalam ayat 7-11 secara harfiah disebut, “Pelayanan.”