KEHIDUPAN KRISTUS

Buku I : KELAHIRAN DAN TAHUN AWAL KEHIDUPANNYA

by John Ford

Table of contents

  1. Pengantar
  2. Pendahuluan
  3. Kepribadian Kristus
  4. Sumber-Sumber Sehubungan Dengan Riwayat Kristus
  5. Silsilah Yesus Kristus
  6. gabriel menyampaikan kabar baik kepada zakharia
  7. gabriel menyampaikan kabar baik kepada maria
  8. kelahiran kristus
  9. orang majus mengunjungi bayi yesus
  10. masa kanak kanak yesus
  11. yohanes pembaptis mempersiapkan jalan
  12. pertanyaan pertanyaan untuk menolong mengetahui pemahaman anda

1. Pengantar

Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi diantara manusia yang berkenan kepadaNya (Lukas 2 : 14) Bangkitlah menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu. Sebab sesungguhnya , kegelapan menutupi bumi. Dan kekekalan menutupi bangsa bangsa tetapi Terang Tuhan terbit atasmu, dan kemuliaanNya menjadi nyata atasmu. (Yesaya 60 : 1-2 )

2. PENDAHULUAN

Manusia memerlukan Kristus

Tahun berganti tahun, seiring dengan perjalanan waktu, ketidakadilan dan kesengsaraan manusia semakin bertambah-tambah, semua ini terjadi karena manusia semakin jauh terhanyut dari kesempurnaan. Filsafat manusia sudah gagal untuk menolong manusia

mencapai kesempurnaan ataupun untuk memperbaiki keberadaannya. Sokrates, seorang filsuf Gerika yang terkenal itu, berkata kepada Alkibiades muridnya, " Aku tidak dapat menunjukkan kepadamu bagaimana cara-nya untuk mencapai kebaikan tertinggi, karena aku sendiri tidak tahu. Tetapi, saya yakin bahwa Pencipta adalah baik. Dalam kebaikannya Dia akan mengutus seorang guru pada waktu yang sudah ditentukan untuk mengajarkan kepada manusia bagaimana caranya mencapai kebaikan ini."
Pengalaman sudah mengajarkan pada filsuf ini bahwa orang yang rusak, pada dasarnya tidak dapat memulihkan kembali keberadaannya seperti pada awal mulanya. Syair Arab mengatakan:

Dapatkah pemulihan diharapkan dari dari sesuatu yang rusak ? Karena madu tidak akan didapatkan dalam buah apel yang pahit!

Para pemimpin bangsa-bangsa sudah menetapkan sejumlah aturan untuk memperbaiki kondisi atau keberadaan manusia. Itulah sebenarnya yang sudah dilakukan oleh Hammurabi, para filsuf Gerika, orang-orang bijak dari Mesir, para pembuat hukurn Romawi, Para Bijak dari Persia, para Brahmin dari India, dan masih banyak lagi yang lain; tetapi, semua hikmnat dan kebijakan mereka gagal untuk mencapai apa yang diperlukan. Kendatipun Hukum Musa

adalah Ilahi, namun tidak juga mampu untuk mendatangkan perubahan secara menyeluruh dalam kehidupan manusia karena maksud tujuan dari hukum itu sendiri adalah hanya untuk menunjukkan kesalahan manusia dan untuk mendorong mereka agar berjuang mencapai kesempurnaan. Hukum Musa itu juga dimaksudkan untuk memimpin manusia kepada sumber dari semua pemulihan. Tidak ada jalan lain bagi manusia untuk dapat mencapai kesempurnaan kecuali melalui satu-satunya jalan yang sudah ditetapkan oleh Allah: Guru Sorgawi. AnakNya yang kasih, Yesus Kristus yang mendatangkan apa yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang bijak pada umumnya. Dia tidak hanya mendatangkan hukum yang agung dan sempurna, tetapi dia sendiri adalah sempurna baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Dia sendiri melakukan apapun yang Dia kehendaki untuk dilakukan oleh orang lain. Konsisten, baik dalam kata dan perbuatan, adalah apa yang sudah gagal untuk dilakukan oleh para pemrakarsa pemulihan lainnya.
Oleh karena itu yang sangat kita butuhkan bukanlah seseorang yang menunjukkan jalan menuju kepada kesempurnaan, tetapi seseorang yang akan memimpin dan berjalan bersama kita; seseorang yang contoh teladannya dapat kita teladani, dan yang jalannya dapat kita ikuti. Tidak ada orang lain, yang sempurna dan suci selain Yesus, Anak Maria, pernah berjalan di muka bumi.
Betapa besar perbedaannya antara mengajar dengan perkataan dan mengajar dengan memberikan contoh keteladanan!. Mengajar dengan perkataan bersifat teoritis, sementara mengajar dengan memberi-kan contoh keteladanan adalah praktis. Karena Yesus mengajar dengan perkataan dan contoh keteladanan, maka Dia adalah puncak dari segala kebajikan dalam dunia yang rusak ini, memberikan kepada dunia, kebaikan, kebahagiaan dan tolak ukur untuk kesempurnaan. Hal yang penting adalah mengetahui apa yang Kristus sudah lakukan untuk kita, dan apa yang Dia ajarkan. Kemudian sesudah itu, adalah penting untuk mempelajari kehidupanNya dengan secara lebih lengkap untuk dapat menemukan jalan bagi terjadinya perubahan secara pribadi, dan menemu-kan kebahagiaan yang kita cari-cari. Banyak hal cenderung dibesar-besarkan, tetapi kita tidak dapat menekankan dengan secara berlebih-lebihan kemuliaan dari Yesus Kristus.Kata-kata setiap orang yang paling fasih sekalipun tidak dapat mengutarakan dengan selengkap-lengkapnya ketika mencoba untuk melukis-kan kualitas-kualitas dari kesempurnaan Kristus dan kehidupanNya yang mulia.
Dengan demikian, pahala tertinggi yang dapat diharapkan oleh setiap manusia adalah dengan menjadi alat atau sarana untuk memimpin orang-orang kepada Kristus, Gembala dan pemelihara dari jiwa-jiwa, dan pembawa berita dari sorgawi. Dia sajalah yang memampukan kita untuk mencapai kesempurnaan yang sempurna, untuk mengalami keselamatan yang diberikan atas dasar anugerah, dan untuk bersama dengan Dia menikmati kehidupan yang kudus, kekal dan yang tidak pernah berakhir dalam kemuliaan sorgawi. Salah seorang

penyair melukiskan Tuhan kita Yesus Kristus dalam cara ini :

Bangkitlah, hai biduan,

Nyanyikanlah nama Penebus kita yang manis Agungkan, dalam bahasa yang lembut dan halus Pribadi yang ajaib ini;

Dia yang agung dan mulia Dan tinggikan kebesarannya; Pencipta segala sesuatu,

KelembutanNya atas seluruh kehidupan. Dialah yang kekal, yang sudah ada Sebelum gunung-gunung ada.

Kudus dan mumi, berpakaian kemuliaan, Keindahan dari Matahari Kebenaran Bintang Fajar yang Bercahaya;

Dia sajalah kesempurnaan yang sejati,

Tidak ada seorangpun yang bisa menandinginya, satupun tiada.

Kristus membaca nubuatan mengenai dirinya dari kitab nabi Yesaya, yang memberitahukan mengenai kedatangannya sekitar tujuh ratus tahun sebelum hal itu terjadi:

Roh Tuhan ada padaKu, oleb sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada

orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Lukas 4:18,19).


Perjanjian Baru mengetengahkan berikut ini tentang Kristus :

Dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap dirinya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam per-gumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mengucurkan darah (Ibrani 12:2-4).

Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya (Petrus 2:21).

Oleh karena itu, kami mengatakan bahwa kami memerlukan Kristus, paling tidak untuk lima alasan berikut:

1. Kristus adalah Firman Allah dalam wujud manusia, Satu-satuNya Anak Tunggal yang tidak akan dapat menampakkan diri kecuali dalam wujud Bapa SorgawiNya. Dalam Injil, kata kasih menggambarkan Dia secara sepenuhnya. Di dalam Kristus, Allah

menunjukkan kasih Ilahi, kasih yang tidak terbatas, dengan tanpa membeda-bedakan sebagai suatu pernyataan tidak hanya bagi mereka yang mengasihi Dia, tetapi juga bagi orang-orang yang memusuhiNya. Dari Dia, umat manusia mendapatkan prinsip kasih bagi semua – bahkan terhadap musuh-musuh. Dia memadukan prinsip ini dalam
ajaran-ajaranNya, menegaskanNya dalam sikap dan tingkah-lakuNya, dan memberitakan bahwa kasih merupakan kegenapan dari Hukum Taurat.

2. Kristus adalah sebagai yang ditetapkan oleh Allah sejak kekekalan. Dia diutus oleh Allah pada waktu dan saat yang tepat untuk mengumumkan kasih Allah yang tidak terbatas dan tidak terkatakan, dan mati di kayu Salib untuk dosa-dosa umat manusia.

3. Kristus adalah Juruselamat yang mengambil wujud dan sifat kemanusiaan kita dengan secara sukarela, agar dengan demikian Dia dapat ikut merasakan kesengsaraan orang lain dan menyelesaikan karya Penebusan.

4. Kristus adalah seorang pemimpin keagamaan yang sangat dikenal karena kasihNya.

Keberhasilan dari pemberitaan mengenai Dia di dalam dunia dewasa ini merupakan
akibat dari kasihNya yang ditunjukkan melalui pengorbanan dirinya Sendiri dan kehadiranNya yang nyata dan secara terus-menerus bersama umatNya.

5. Kristus merupakan pokok utama dari Injil, kabar baik yang terbesar yang pernah didengar oleh telinga manusia. Merupakan berita mengenai perhatian Allah terhadap umat manusia pada masa itu, masa kini dan untuk selama-lamanya.

Sejumlah pengakuan iman agama-agama mene-kankan kemahakuasaan Ilah yang mereka sembah, beberapa menekankan kekudusannya, yang lain lagi menekankan hikmatnya, yang lain lagi menekankan kemurahannya. Kekristenan, disamping mengakui kese-muanya itu (kekudusan, hikmat, kemurahan), menekankan berita Yesus Kristus: Kasih Allah Bapa bagi semua umat manusia berbalik kembali datang kepadaNya, bahkan orang yang berdosa besar dan paling berat sekalipun, untuk menyelamatkan mereka dari neraka (Yohanes 3:16)
Tidak seorangpun berhak untuk menyebut dirinya Kristen kecuali dia hidup berdasarkan prinsip kasih bagi semua orang. Orang Kristen yang benar berusaha untuk melayani dan rela berkorban bagi orang lain dan memperhatikan dari sesamanya.

3. KEPRIBADIAN KRISTUS

Semakin besar pengakuan-pengakuan yang ditujukan terhadap seseorang, semakin sulit bagi

orang bersangkutan untuk membuktikan kebenaran dari pengakuan-pengakuan tersebut, dan semakin mudah bagi orang lain untuk mengetahui bahwa pengakuan-pengakuan tersebut ternyata tidak benar. Oleb karena itu, orang yang bijaksana akan menolak
pengakuan-pengakuan [ataupun sanjungan-sanjungan] yang tidak benar yang ditujukan kepadanya, karena takut kalau ternyata dia sampai gagal memenuhi harapan orang banyak, maka hal itu akan mendatangkan cemoohan dan cela bagi dirinya sendiri.
Kekristenan memberikan pengakuan yang sangat luarbiasa terhadap pemimpinNya, yaitu Yesus. Jika pengakuan ini benar, maka Kekristenan adalah agama yang tertinggi dan pemimpinnya adalah pemimpin yang mengatasi semua pemimpin. Untuk membuktikan kebenaran dari pengakuan Kekristenan yang sangat luarbiasa itu, menuntut adanya pengujian atau penelitian terhadap kehidupan Kristus. Dia Sendiri mengatakan: " Dari buahnyalah
kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dan semak duri atau buah ara dan rumput duri ?" (Matius 7:16). Seseorang dapat memberikan pengakuan tentang kebenaran kebesaran Kristus dengan melalui kata-kata dan perbuatan-perbuatannya daripada melalui apa yang dikemukakan oleb sahabat-sahabatnya atau melalui kritikan-kritikan dari orang-orang yang memusuhinya.
Ketika Kristus menampilkan dirinya sebagai seorang guru atau pengajar yang miskin dari Galilea, para pemimpin agama Yabudi, menangkap Dia dan membawanya kehadapan Pitatus, si gubemur yang kejam itu meminta kepadanya untuk menyalibkan Dia. Sesudah mengajukan banyak pertanyaan, Pilatus mengumumkan bahwa kristus tidak bersalah dan memberitahu kepada orang-orang yang menuduh dan memperkarakanNya, “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada Orang ini” (Lukas 23:4). Mereka (para pemimpin agama Yahudi) terus bersikeras meminta agar Dia disalibkan, sehingga gubernur Pilatus mengulangi lagi pemeriksaannya dan inilah pengakuan-nya:

Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin serta rakyat, dan berkata kepada mereka: “Kamu telah membawa Orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksanya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepadanya tidak ada yang kudapati padanya. Dan Herodes juga 10 tidak, sebab ia menginginkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang dilakukannya yang setimpal dengan hukuman mati “ (Lukas 23:13-15).

Isteri Pilatus melalui mimpi mendapatkan petunjuk bahwa Yesus tidak bersalah dan dia mengingatkan suaminya untuk tidak berbuat apa-apa terhadap Dia (Matius 27:19). Karena hal ini, Pilatus sebanyak tiga kali mengumumkan kepada orang banyak, mengatakan, “Tidak ada suatu kesalahanpun yang kudapati padaNya, yang setimpal dengan hukuman mati” (Lukas 23:22). Pada akhirnya, ketika dia dengan sangat terpaksa memenuhi tuntutan
orang-orang Yahudi, dia menyerahkan Dia kepada mereka untuk disalibkan. Namun demikian, dia mencoba sekali lagi untuk yang terakhir kalinya seraya mencoba untuk menenangkan hati nuraninya dengan membasuh tangannya di hadapan orang banyak, sambil

berkata: “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri” (Matius 27:24).

Pada waktu Pilatus memeriksa perkara yang dituduhkan pada Kristus, dia mendapatkan bahwa Dia tidak bersalah. Kesimpulan ini, yang dibuat oleh Pilatus pada saat akhir dari kehidupannya di bumi, adalah sangat penting untuk mengetahui Orang yang oleh Pilatus dan isterinya dilukiskan sebagai yang tidak bersalah. Juga diketahui bahwa seluruh dunia yang beradab mendukung mereka dalam penilaian/pernyataan yang dikemukakan ini. Baik
orang-orang Yahudi, orang-orang Muslim, orang-orang kafir, dan orang-orang ateis, setuju dan sehati dalam menyatakan Yesus Kristus sebagai Orang yang benar dan tidak berdosa (tidak ada kesalahan apapun di dalam dirinya).
Apakah penjelasan yang logis untuk adanya ketidaksesuaian pemahaman sehubungan dengan kepribadian Yesus Kristus ? Bagaimana kita dapat mendamaikan penilaian dunia sehubungan dengan kejujuran dan kekudusan Kristus dengan hal-hal berikut :

1. Pengakuan-pengakuan yang Dia buat tentang dirinya Sendiri.

2. Hal-hal yang Dia lakukan.

3. Hal-hal yang dikatakan tentang Dia dan dilakukan terhadap Dia.

Kita semua setuju bahwa menyampaikan mengenai hal-hal atau kualitas-kualitas yang luarbiasa untuk diri sendiri, bilamana seseorang ternyata tidak memilikinya, adalah kebohongan, kebodohan, atau kegilaan yang dilakukan dengan secara terang-terangan! Tentu saja, bahwa kita tidak dapat menuduh Kristus sebagai yang seperti itu.
Adalah jelas bahwa semakin rohani keberadaan dari murid-murid dan nabi-nabi, karena kesalahan-kesalahan dan kekurangan mereka. Kerendahan hati merupakan kebajikan yang tertinggi, dan mengetahui kekeliruan-kekeliruan kita sendiri adalah sangat penting. Moralitas mempertinggi kepekaan hati nurani seseorang. Sebagai contoh, orang-orang yang masih liar merasa tidak ada masalah hidup dalam kondisi yang bagi orang-orang beradab dianggap sebagai kejijikan. Orang-orang Yang tidak mempedulikan kebajikan ataupun tata krama bertingkah-laku dalam cara-cara atau penampilan yang akan menyebabkan orang-orang yang hidup benar selalu memohonkan maaf.
Di dalam Alkitab, kita menjumpai adanya suatu pengakuan yang jujur dan doa-doa memohonkan belas kasihan yang dilakukan oleh nabi-nabi dan rasul-rasul besar seperti Musa, Daniel, Petrus dan Paulus. Ini memperkuat ketulusan dan kebaikan mereka, karena tidak ada seorangpun dari mereka yang menyatakan diri sebagai yang sempurna. Tetapi Kristus dalam hal ini berbeda dari semua orang yang luarbiasa lainnya, dan perbedaan ini menuntut adanya suatu penjelasan yang meyakinkan sebagaimana juga jawaban atas pertanyaan, “Siapakah Yesus ini ?”
Orang akan ingat bahwa mereka yang menyatakan bahwa Yesus sempurna adalah

orang-orang yang menyertai Dia siang dan malam-untuk selama tiga tahun penuh. Mereka sudah mengenal Dia dengan sangat dekat. Mereka bukan model orang-orang yang akan menutup-nutupi kegagalan-kegagalan dan kesa-lahan-kesalahan, ataupun berdiam diri mengenai hal-hal tersebut. Sebaliknya, sementara melukiskan mengenai kehidupan Kristus dan meyakinkan mengenai kesempurnaanNya yang luarbiasa, mereka menyebut-kan juga kekurangan-kekurangan dan kekeliruan-kekeliruan mereka. Ini merupakan bukti-bukti yang memadai sehubungan dengan kesungguhan, hikmat dan kebenaran mereka, dan cukup beralasan untuk menghargai kesaksian mereka mengenai Kristus dengan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Sungguh sangat menakjubkan untuk mengetahui bahwa Kekristenan tetap bertahan dan berkembang di balik oposisi/perlawanan ataupun tantangan yang sangat berat dan menyakitkan, baik di masa lalu dan saat sekarang ini. Musuh-musuh Kekristenan bermak-sud untuk menghambat, memperlemah, dan menghancurkannya. Sejak saat Herodes mau mencoba membunuh Bayi Yesus di Yerusalem, musuh-musuh Kekristenan-didorong oleh motivasi atau maksud tujuan yang sama seperti Herodes tidak pernah berhenti melawan/memerangi Gereja Kristen dan ajaran-ajarannya.
Sangat jelas, bagi yang dengan serius ingin mengetahui, bahwa perlawanan ataupun
keberatan-keberatan terhadap ajaran-ajaran dan kepercayaan Kekristenan sudah dimulai sejak zaman apostolik, mereka sempat mengalami ketertiduran dan kemudian dibangunkan
kembali dari satu generasi ke generasi berikutnya. Beberapa dari kritikan-kritikan ini lebih berupa ejekan dan cemoohan yang sudah sangat keterlaluan dan segera saja dibantah dan disangkal pada waktu dan saat yang tepat. Mereka yang berkeberatan dengan ajaran dan kepercayaan Kekris-tenan, termasuk para pemimpin yang mengadakan perlawanan, mengira bahwa mereka sudah menghancurkan fondasi atau dasar dari Kekristenan dan dengan kesombongan mengatakan bahwa akhir dari Kekris-tenan sudah berada di depan mata. Mereka mengklaim bahwa Alkitab Kudus sudah tidak diakui lagi dan bahwa orang-orang sudah menolak ajaran-ajarannya yang paling penting. Tetapi pengajaran Injil mengenai Kristus sudah berhasil lulus menghadapi semua ujian dan tetap kokoh teguh.
Dalam doaNya, Kristus berkata, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Rasul Paulus berkata: “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dia lah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah supaya aku memperoleh Kristus” (Filipi 3:8). Dalam tulisannya mengenai Injil, Rasul Yohanes mengetengahkan gambaran yang sangat indah tentang Kristus, mengatakan “semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesus-lah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya” (Yohanes 20:31).
Betapa baiknya yang akan terjadi jika semua orang secara pribadi akan datang dan beriman

kepada Juruselamat yang unik ini yang juga manusia sejati. Adalah iman di dalam nama Kristus yang menjamin kehidupan kekal bagi yang memilikinya, yang tentang Dia Rasul Paulus berkata:

Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah Bapa. (Filipi 2:9-11)

4. SUMBER-SUMBER SEHUBUNGAN DENGAN RIWAYAT KRISTUS

Ada empat sumber sehubungan dengan kenyataan-kenyataan atau fakta-fakta mengenai kehidupan Kristus. Kenyataan-kenyataan dari riwayat kehidupan Kristus ini tercatat di dalam Injii yang ditulis oleh Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Kata Injil adalah sebuah kata Gerika, yang dalam bahasa Arab, diterjemahkan Injil. Injil itu sendiri artinya “kabar baik”

dan untuk pertama kalinya dipergunakan dengan arti kabar baik tentang keselamatan oleh Kristus, dalam pengertian Injil ini berisi pengajaran-pengajaran yang mengandung keselamatan. Injil juga melukiskan kehidupan Kristus yang merupakan perwujudan dari pemberitaan mengenai keselamatan itu sendiri.
Pada mulanya, kabar baik itu tidak berarti sebuah kitab, tetapi beritanya itu sendiri dan penyebarluasan-nya. Sebelum Injil itu ditulis, ada Injil lisan yang disampaikan dari mulut rasul-rasul dan murid-murid mereka yang sudah menyebar di seluruh kawasan Kerajaan Roma. Tuhan Yesus Kristus tidak menulis riwayat dalam Injil; Dia juga tidak meminta kepada murid-murid untuk menulis Penyataan atau pewahyuan Kristen yang terutama bukan
berarti bahwa sebuah kitab secara harafiah diturunkan kepada murid-murid, tetapi merupakan pewahyuan dari pribadi yang hidup, yang dalam hal ini adalah Yesus Kristus sendiri. Rasul Paulus mengatakan bahwa Allah berbicara melalui nenek moyang kita di masa lalu dan
dalam banyak cara melalui para nabi, tetapi pada akhir zaman ini Dia berbicara kepada kita semua melalui PutraNya, yang adalah Firman Allah (Ibrani 1:1,2). Rasul Yohanes, pada awal permulaan dari suratannya, mengatakan bahwa para rasul sudah memberitakan kepada dunia apa yang sudah mereka dengar, lihat dan raba (I Yohanes. 1:1). Jadi, mereka menginjili dunia dengan kabar baik, kabar atau berita mengenai pengharapan dan keselamatan
Para pemimpin Kristen merasakan adanya kebutuhan yang mendesak untuk mencatat, bagi masyarakat Kristen, kisah mengenai Kristus sebagai acuan yang bisa dipercaya - kisah yang tidak dapat dikurangi ataupun diputar-balikkan kebenarannya. Adalah tidak bisa dihindari lagi bahwa para rasul sendirilah yang harus memulai mencatat pengalaman-pengalaman mereka, karena mereka adalah para saksi mata yang sudah menerima dan mengalami sendiri berita itu sebelum menyampaikannya kepada orang lain. Dengan demikian, diilhami oleh

Roh Kudus, orang-orang tertentu memelihara dan mendokumentasikan empat kisah dari Injil yang sekarang ini kita punyai dalam Alkitab. Hanya ada satu Injil - kabar baik yang diwujudkan oleh Kristus, yang dibawa dan diajarkan pada kita. Kata Injil hanya muncul dalam bentuk tunggal di sepanjang Alkitab, kendatipun penyampaian-nya kepada kita
melalui empat kisah, yang mana semuanya setuju baik dalam inti dan pokok pemberitaannya. Jadi, beritanya hanya satu, tetapi didokumentasikan (dicatat) oleh empat penulis: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Matius dan Yohanes adalah dari antara dua belas murid
Kristus. Markus adalah murid dari Petrus dan Lukas adalah murid dari Paulus. Markus dan
Lukas menulis riwayat kehidupan Yesus, di bawah pengawasan rasul Petrus dan Paulus.
Matius mengalamatkan narasinya (kisah yang diungkapkannya) pada bangsanya sendiri, yaitu orang-orang Yahudi. Dia tertarik terutama pada nubuatan-nubuatan dalam Perjanjian Lama dan bagaimana nubuatan-nubuatan itu digenapi di dalam Yesus Kristus. Markus menulis kisah mengenai Kristus di Roma dan ditujukan bagi orang-orang Kristen yang berlatar belakang Romawi. Dia menekankan mengenai kuasa dan kebesaran Kristus, yang sangat menarik perhatian bagi orang-orang Romawi. Lukas menulis riwayat Kristus yang ditujukan kepada orang-orang Kristen dari latar belakang Gerika. Dia menekankan mengenai kehendak dan hati-unsur-unsur yang melaluinya manusia disempurnakan dan yang
melalui-nya kasih Allah dinyatakan. Injil yang ditulis oleh Lukas disebut juga sebagai “Injil Kasih Karunia”, dan dia menuliskannya sesudah Kekristenan menyebar di mana-mana. Dia bermaksud untuk menjelaskan konsep-konsep atau pemikiran-pemikiran tertentu dan untuk menjawab beberapa pertanyaan serta pandangan-pandangan yang sudah mulai merayap
/menyusup ke dalam pengajaran-pengajaran Kristen.

4.1. Kabar Baik menurut Matius

“lnilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, Anak Abraham” (Matius 1:1)

Matius, salah seorang dari dua belas murid Kristus, mengalamatkan kabar baik yang ditulisnya kepada orang-orang percaya dari latar belakang Yahudi. Dia menggambarkan kehidupan Kristus selama berada di atas bumi, tidak sebagai suatu peristiwa yang terpisah yang telah diketahui, tetapi sebagai suatu bagian akhir dan penggenapan dari rangkaian mata rantai dari peristiwa sejarah dan nubuatan yang sudah dimulai jauh sebelumnya. Apa yang ditulis oleh Matius ini merupakan kitab tentang kelahiran Yesus Kristus, Anak Daud, Anak Abraham. Matius selalu menunjuk pada Perjanjian Lama untuk menunjukkan bagaimana nubuatan-nubuatan sudah digenapi dalam Kristus. Kristus lah yang merupakan penggenapan dari semua kebenaran. Dalam kata lain, Dia menggenapi Firman Allah yang terdapat dalam tulisan Musa dan para nabi. Matius mengutip sebanyak tujuh puluh lima ayat dari Perjanjian Lama yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan dari semua janji Illahi yang pernah disampaikan kepada Abraham dan keturunan-nya. Dia datang untuk meletakkan

dasar dari kerajaan Sorga, mengoreksi pandangan keliru orang-orang yahudi yang beranggapan bahwa kedatangan Mesias akan mendirikan suatu kerajaan politik dengan Yerusalem sebagai pusatnya.

4.2. Kabar Baik menurut Markus

“Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah” (Markus 1:1).

Markus bukan salah seorang dari dua belas murid. Namanya tidak pernah disebut-sebut dalam keempat Injil. Nama Ibraninya adalah Yohanes dan nama Gerika atau Romawinya adalah Markus. Dia disebutkan untuk pertama kalinya beberapa tahun kemudian sesudah kenaikan Kristus. Dia adalah anak laki-laki dari seorang wanita bernama Maria, yang juga percaya pada Kristus (Kisah Para Rasul 12:12). Dia adalah saudara perem-puan dari Barnabas, orang Lewi dari Siprus yang menjadi terkenal karena khotbah-khotbahnya. Rasul Petrus menyebut Markus sebagai “anakku” (1Petrus 5:13). Ini menunjukkan bahwa dia beriman kepada Kristus melalui pelayanan dan bimbingan Petrus. Tulisan-tulisan dari

bapa-bapa Kristen awal setuju bahwa Markus adalah murid Petrus dan menulis lnjil yang mempergunakan namanya di bawah tuntunan Petrus. Itulah sebabnya mengapa Petrus tidak menulis riwayat Injil dalam namanya sendiri.
Markus mengawali Injilnya dengan kata-kata: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.” Ini menunjukkan kepada kita bahwa kisah mengenai Kristus adalah Injil, “kabar baik” tiga berganda yang nyata jelas dalam nama triuni (tiga dalam satu) dalam pendahuluan “Yesus Kristus, Anak Allah”. Nama triuni ini dijelaskan sebagai berikut :

JESUS: Kristus diberi nama ini melalui malaikat Gabriel. Yang artinya “juruselamat”. Menjelang kela-hirannya, malaikat menegaskan/memastikan nama ini, menjelaskan artinya : “ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka” (Matius 1:2 1). KeselamatanNya adalah meru-pakan keselamatan yang kekal.

KRISTUS: Jesus adalah Kristus karena Dia adalah Anak Daud, yang dijanjikan sejak Adam. Allah mengurapi Dia sebagai nabi, imam dan raja. Dia diutus ke dunia, sebagai penggenapan dan nubuat-nubuat terdahulu yang diberikan kepada para patriakh (Leluhur) dan para nabi dalam generasi berikutnya.

ANAK ALLAH: Dia benar Anak Allah, karena Dia tidak memperoleh sebutan rajani ini dari manusia tetapi melalui penyataan Illahi yang disampaikan oleh malaikat yang memproklamirkan kepada Perawan Maria bahwa dia akan melahirkan Putera dari Allah

Yang Maha Tinggi. Tuhan Allah akan menjadikanNya raja, sebagaimana Daud leluhurNya adalah raja (Lukas 1:32). Ketika Maria meminta konfirmasi atau kepastian sehubungan dengan peristiwa yang nampak tidak mungkin ini Gabriel mengulangi sekali lagi

pemberi-tahuannya, dengan demikian memperjelas dan menegaskan permasalahannya. Dari semua sejarah manusia, tidak ada berita lain yang layak untuk disebut Injil selain dari berita mengenai kedatangan Kristus. Dia memang benar-benar Kabar baik! Tidaklah
mengheran-kan, kalau nabi Yesaya, yang mendahului Kristus sekitar 700 tahun sebelumnya, berkata-kata mengenai Dia :

Roh Tuhan Allah ada padaKu, Oleb karena TUHAN telah mengurapi Aku Ia telah mengutus Aku untuk menyampaikan kabarbaik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang

remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita. (Yesaya 61:1,2)

Karena itu tidaklah mengherankan bahwa malaikat, ketika memberitakan kelahiranNya kepada gembala-gembala yang berada di dekat Betlehem, berkata, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa” (Lukas

2: 10). Pendahuluan singkat terhadap Injil menurut Markus ini meringkaskan apa yang perlu kita ketahui tentang Yesus Kristus.

4.3. Kabar Baik menurut Lukas

"Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayanan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar (Lukas

1:14).

Sebagaimana halnya dengan Markus, Lukas yang adalah seorang Penginjil itu namanya tidak disebut-sebut dalam keempat Injil. Ada gambaran sepintas dari kehidupannya dalam kitab kedua yang ditulisnya, yaitu kisah Para Rasul, menunjukkan bahwa dia menemani Rasul Paulus dalam beberapa dari perjalanannya. Kita juga tahu dari salah satu surat yang ditujukan kepada gereja-gereja bahwa dia adalah seorang “tabib yang kekasih” (Kolose 4:14). Dia sepertinya orang yang sangat berpendidikan karena bahasa Gerikanya tersusun dengan sangat baik. Pendahuluan dari kitab yang ditulisnya mrupakan berita singkat untuk sahabatnya, Teofilus, orang percaya di dalam Kristus, dimana dia menunjukkan bahwa maksud tujuannya dalam menuliskan riwayat mengenai Injil adalah untuk meneguhkan iman Teofilus yang masih baru. Dia meyakinkan Teofilus bahwa dia sudah mengadakan penyelidikan secara menyeluruh dengan lengkap dan teliti informasi mengenai Kristus. Dia berkata :”supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.” (Lukas 1:4)

4.4. Kabar Baik menurut Yohanes

"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah.Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia (Yohanes 1:14)".

Penginjil yang keempat adalah Rasul Yohanes. Dia dahulu adalah murid Yohanes Pembaptis, dan salah satu dari dua orang yang pertama kali mengikut Yesus Kristus. Dia mendapat sebutan sebagai “murid yang dikasihi Yesus” (Yohanes 13:23). Kendatipun dia seorang nelayan (penangkap ikan), dia bukan orang miskin, karena Zebedius ayahnya memiliki banyak perahu dan para pekerja-pekerja yang giat dan keras bekerja. Ibunya, Salome, menyertai Yesus dan pengikut-pengikutNya, dan membantu mereka dengan dukungan keuangan. Kristus sangat menyukai dia dalam banyak hal. Dia bersandar dekat Yesus selama Perjamuan Akhir (Yohanes 13:23) dan sebelum Dia mati, Yesus menyerahkan Maria,

ibunya, ke dalam pemeliharaan Yohanes (Yohanes 19:27). Tulisannya mengenai Injil dipenuhi dengan kasih dan kebaikan.
Yohanes menulis sekitar dua puluh atau tiga puluh tahun kemudian daripada Matius, Markus, dan Lukas. Kemanusiaan Kristus merupakan kenyataan yang sudah terpateri mantap di dalam pikiran orang-orang percaya. Oleh karena itu tidak ada kekuatiran kalau akan tergoncangkan Kendatipun demildan, fanatisme adalah merupakan kecenderungan manusia, teristime-wa di dalam agama, banyak yang mulai memberitakan bahwa Kristus hanyalah seorang manusia, dan menyangkal deitas (keIllahian)Nya. Oleh karena itu di dalam pemberitaannya, Yohanes merasa perlu untuk memberi penekanan lebih banyak mengenai keIllahian Kristus. Dia berharap untuk mengoreksi kekeliruan yang sudah mulai merayap ke dalam Gereja.
Kata-kata pembukaan dari Injil menurut Yobanes dinilai sebagai salah satu dari perkataan Injil yang paling indah (mengesankan) dan terkenal. Karena memberikan kesan yang dalam bagi pecinta agama manapun. Kendatipun Kejadian 1:1 mengatakan bahwa “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi,” Rasul Yohanes menulis mengenai awal mula yang melampaui yang satu ini, karena dia menyatakan : ”Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada sesuatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yohanes 1 : 1-3)

5. SILSILAH YESUS KRISTUS

Pembaca yang teliti akan memperhatikan adanya perbedaan dalam silsilah Kristus sebagaimana Matius dan Lukas mencatatnya. Catatan silsilah Kristus tidak dijumpai dalam Injil Yohanes karena dia melihat kembali pada asal mula yang kekal dari Yesus. Sebenarnya tidak ada pertentangan sama sekali antara silsilah yang ditulis oleh Matius dan Lukas, sebagaimana kita akan melihatnya.

5.1. Silsilah Yesus menurut Catatan Yohanes

Yohanes memberikan kepada Kristus sebutan atau gelar baru. Yohanes menyebut Dia “Firman,” sebuah gambaran yang sangat tepat dan sesuai karena per-kataan merupakan pencerminan dari pikiran seseorang. Dengan pengertian ini, Yesus yang menampakkan diri dalam daging, menyatakan Allah yang melihat tetapi yang tidak terlihat. Yesus Kristus memanifestasikan atau mencerminkan, baik dalam tingkah-laku dan perkataan, sifat-sifat atau tanda-tanda Ilahi seperti kuasa, hikmat, kebaikan dan kekudusan Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bahwa salah satu dari gelar atau sebutannya adalah Firman .
Dalam bahasa Arab, sebutan kalima (yang dalam bahasa Gerika: logos) secara gramatika adalah feminim. Namun, Yohanes menerapkan sebutan tersebut kepada Yesus, laki-laki. (Dengan mempergunakan pengucapan maskulin dan bentuk kata kerja dalam hubungannya dengan kata kalima maka penggunaan kata tersebut mengalami perubahan menjadi sebuah sebutan atau gelar yang menampilkan keberadaan orang yang sebenarnya, yaitu Yesus Kristus.)
Yohanes mengakhiri pembukaanya dengan menegaskan bahwa Allah tidak kelihatan dan menyatakan diri melalui Anak TunggalNya, yang adalah Firman itu, yang sangat sesuai untuk tugas ini karena Dia berada dalam pangkuan Bapa dan mengenal Dia dengan sangat
dekat. Untuk menjadikan Dia dinyatakan, Dia menjadi seorang manusia dan tinggal di antara kita: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes :14).

5.2. Silsilah Yesus menurut Catatan Matius

Inilah silsilah Yesus Kristus, Anak Daud,

Anak Abraham.

Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub,

Yakub memperanakkan Yebuda dan saudara-saudara-nya. Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tawar,

Peres memperanakkan Hezroa, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab,

Aminadab memperanakkan Nahason,

Nahason memperanakkan Salmon,

Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,

Isai memperanakkan raja Daud.

Daud mempernakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia,

Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat mempernakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Abas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,

Yosia memperanakan Yekhonya dan saudara-saudara-nya pada waktu pembuangan ke Babel.

Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,

Azor memperanakkan Zadok,

Zadok memperanakkan Akhim,

Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,

Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria' yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus. (Matius 1:1-17)

Matius, penulis dari silsilah Kristus ini, dahulunya adalah seorang Yahudi yang pekerjaannya adalah sebagai seorang pemungut cukai. Nama Ibraninya adalah Lewi, nama Gerikanya adalah Matius, dan ayahnya disebut Alfeus. Dia melayani dalam pemerintahan Romawi dan oleh karena itu dia memiliki pengetahuan yang sangat memadai sehubungan dengan
masalah-masalah keuangan dan perdagangan. Dia juga seorang yang kaya raya.
Dalam pendahuluannya, Matius memulai dengan kata-kata: “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya….” Kemudian dia menyebutkan empat puluh orang pria dan wanita, yang terakhir adalah seorang pria yang disebut Yusuf, suami Maria, yang melaluinya Yesus, yang disebut Kristus, dilahirkan. Sementara bagi seorang pembaca yang membaca hanya dengan sambil lalu akan mendapatkan bahwa daftar silsilah ini membosankan, maka pembaca yang berhikmat akan menyadari betapa pentingnya daftar silsilah ini, karena berisi pemikiran-pemikiran atau pemahaman-pemahaman yang sangat penting sehubungan dengan asal-usul kemanusiaan dari Pribadi yang ajaib ini, yang sudah menjadi daging dan tinggal di antara kita. Dia adalah satu-satunya Pribadi yang silsilahnya ditelusuri kembali sampai pada Adam, manusia yang pertama. Dialah
satu-satunya Pribadi yang sangat berlayak, sebagai tambahan dari keber-adaan IlahiNya, berhubungan dengan garis keturunan leluhurnya, karena Dia adalah Anak Daud dari siapa Mesias yang dinanti-nantikan akan datang.

5.3. Silsilah Yesus menurut Catatan Lukas

Ketika Yesus memulai pekerjaanNya,

Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf,

anak Eli, dan anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf, anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai, anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda,

anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri, anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam,

anak Elmadam, anak Er, anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim,

anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud, anak Isai, anak Obed,

anak Boas, anak Salmon, anak Nabason, anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda, anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, anak Terah, anak Nabor, anak Serug,

anak Rehu, anak peleg, anak Eber, anak Salmon, anak Kenan, anak Arpakhsad, anak Sem,

anak Nuh, anak Lamekh, anak Metusalah, anak Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak Kenan, anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah (Lukas 3:23-38).

Daftar silsilah dalam Lukas sepertinya nampak agak berbeda dari yang terdapat dalam Matius. Kita dapat mengatakan bahwa kedua-duanya setuju bahwa rangkaian yang terakhir adalah Yusuf, suami Maria, ibu dari Yesus. Kedua-duanya juga setuju dalam rangkaian yang mulai dari Abraham sampai Daud dan dalam nama-nama dari Sealtiel dan Zerubabel dalam pembuangan Babelonia. Tetapi, silsilah tersebut berbeda dalam cara yang sedemikian rupa, sehingga membungkam para pengkritik. Sebagai contoh misal, Matius menelesuri silsilah

Yesus mulai dari Abraham sementara Lukas menelusuri lebih ke belakang pada Adam. Matius mengikuti mata rantai yang dimulai dari Salomo, anak Daud, sementara Lukas mengikutinya dengan memulainya dan Natan, anak Daud yang lain. Matius menyebutkan bahwa Yusuf (calon suami dari Maria) adalah anak Yakub sementara Lukas menyebutnya sebagai anak Eli, ayah dari Maria (kebiasaan Yahudi menelusuri garis keturunan silsilah melalui salah seorang isteri dari ayah, seperti dalam kasus Barzilai dalam Ezra 2:61 dan dalam Nehemia 7:63). Rangkaian dari Daud ke Yusuf, dalam Matius, adalah lebih pendek daripada dalam Lukas; adalah sangat jelas bahwa sejumlah mata rantai dalam rangkaian tersebut tidak seluruhnya disebutkan. Ini terjadi karena kata “anak dari” dan “ayah dari” dipergunakan dalam pengertian yang sangat luas, seperti dalam hal mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Daud, atau Anak Abraham. Matius hanya menyebutkan empat mata rantai
antara Rahab dan Daud yang meliputi masa-masa dan Para Hakim, suatu periode selama 450 tahun. Juga, daftar silsilah dalam Lukas lebih mengutamakan Maria semetara yang lain lebih mengutamakan Yusuf, namun demikian kedua-duanya adalah sama-sama penting.
Dua catatan daftar silsilah dalam Injil ini menolong menjelaskan asal mula Ilahi dari Kristus. Matius tidak menuliskan Yusuf memperanakkan Yesus, tetapi: “Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.” Lukas memulai daftar silsitah Kristus dengan mengatakan bahwa menurut anggapan orang Yesus adalah anak Yusuf.
Dengan demikian, jika seandainya dua daftar urutan silsilah itu layak untuk ditentang ataupun diserang, maka para pemimpin Yahudi tidak akan membiarkan dengan begitu saja sejak pada awal permulaan terlebih lagi karena silsilah tersebut menelusuri kembali sampa, pada Daud, yang menjadikan Yesus Kristus Mesias yang dinanti-nantikan. Kediam dirian orang-orang Yahudi membuktikan bahwa daftar silsilah ini bisa dipercaya.

5.4. Pelajaran dari silsilah

Seseorang menyimpulkan dari disebutkannya nama Rut, orang Moab itu, bahwa orang-orang miskin dan orang-orang asing di Israel sudah ikut mengambil bagian dalam daftar silsilah Mesianis, yang rajani. Nama Rahab, bekas sundal, Tamar dan Batsyeba juga menunjukkan bahwa orang-orang berdosa yang bertobat mempunyai tempat dalam daftar yang terhor-mat ini, dengan tanpa mengingat-ingat kembali masa lalu mereka. Kristus memperhatikan yang lemah dan mengampuni mereka yang jauh dari kebenaran. “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Matius 9:12); “sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Lukas 9:10)

Keseluruhan Injil dengan secara seksama menguraikan kata-kata pengilhaman yang disampaikan oleh Rasul Yohanes: ”Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.” Karena satu-satunya sumber dari riwayat Kristus adalah Injil dan karena keempat riwayat yang tertulis setuju pada keIlahianNya, maka adalah sudah seharusnya dan wajarlah untuk menjelas-kan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa dari kehidupanNya dalam terang dari sifat Ilahinya.

6. GABRIEL MENYAMPAIKAN KABAR BAIK KEPADA ZAKHARIA

Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elizabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan Hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. Pada

suatu kali, waktu tiba giliran rom-bongannya, Zakharia melakukan tugas keimanan di hadapan Tuhan. Sebab ketika diundi, sebagaimana 1azimnya, untuk menentukan tugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah bakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu akan melahirkan seorang anak

laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minum minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh, dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak baginya.” Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: “Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi ? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya.” Jawab malaikat itu kepadanya “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguh-nya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya.” Sementara itu orang banyak

menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci.

Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu. Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan Ia menghapuskan aibku di depan orang.” (Lukas 1:5-25).

Kemunculan dari bintang-bintang adalah terjadi dengan secara tiba-tiba, tidak sebagaimana kemunculan matahari yang didahului dengan tanda-tanda menyingsingnya fajar. Jadi,
nabi-nabi besar, seperti halnya bintang-bintang, kemunculannya sebagai suatu kejutan, dengan tanpa didahului dengan nubuat ataupun tanda-tanda. Kemunculan Abraham, Musa, Daud, atau Elia (dengan pengecualian pada Yohanes Pembaptis) tidaklah didahului dengan nubuatan-nubuatan. Tetapi, kedatangan Kristus -- kepada siapa banyak gelar atau sebutan menjadi milik kepunyaanNya termasuk “Matahari Kebenaran” - bukan merupakan kejutan sama sekali. Sejumlah nubuatan, seperti keindahan fajar, sudah memberitahukan akan kedatanganNya. Pada waktu yang sama, di luar lingkaran fajar ini, kegelapan baik secara

moral dan rohani sudah mencapai saat-saat yang paling gelap sebelum kemunculanNya. Terang sorgawi ini menam-pakkan diri pada saat dunia sangat memerlukannya dan ketika orang-orang yang hidup sangat merindukannya.
Nubuat-nubuat yang diperkenalkan layak untuk dipelajari dengan secara cermat; namun demikian, karena keterbatasan tempat dalam buku ini tidak memungkinkan kami untuk melakukamya, oleh karena itu kita hanya akan mempelajari nubuat-nubuat yang menunjukkan bahwa kedatanganNya sudah semakin dekat. Selama lebih dari lima ratus tahun tidak ada disebutkan mengenai kunjungan atau penampakan diri malaikat. Pada saat inkarnasi semakin dekat pelaksa-naannya, kemunculan atau penampakan diri
malaikat-malaikat menjadi semakin sering dan semakin dipenuhi dengan kemuliaan daripada yang pemah terjadi dalam masa sejarah sejak penciptaan. Penampakan diri malaikat-malaikat ini adalah untuk memberitakan kedatangan yang semakin dekat dari Raja atas segala Raja
dan Tuhan atas segala Tuhan, dibusanai atau yang menyatakan diri dalam wujud manusia, bagi kerajaan-Nya di bumi. Sehubungan dengan peristiwa ini, Alkitab menyatakan: Dan ketika la membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, Ia berkata: ”Semua malaikat Allah harus menyembah Dia” (Ibrani l:6). Ini adalah tentang Dia yang Daniel, sang nabi itu, berkata :

Lalu diberikan kepadaNya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, Maka orang-orang dari segala bangsa, dan bahasa mengabdi kepadaNya. KekuasaanNya Ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, Dan kerajaanNya Ialah kerajaan yang tidak akan musnah. (Daniel 7:14)

Adalah sangat tepat dan sesuai sekali bahwa Raja ini akan di dahului oleh utusan-utusan yang menyampaikan berita dari tahkta sorgawiNya. Berita ini memenuhi langit yang mengatasi segala langit dan semua bala tentara sorga menjadi bergemuruh karena gemetar sebelum
berita mengenai akan kedatangan Raja ini diperdengarkan di bumi, dikumandangkan di telinga anak-anak Adam.
Adalah tiba saatnya bagi Zakharia untuk membakar ukupan di mezbah emas di Bait Allah di Yerusalem. Zakharia masuk di balik tirai dalam rangka menjalankan tugasnya. Dia berdiri di depan mezbah dupa, berdoa sementara asap dupa yang berbau harum naik menuju sorga. Tiba-tiba ia melihat malaikat Gabriel berdiri di sebelah kanan mezbah. Dia sangat gelisah dan takut, karena betapa saleh dan benarnya dia, dia tahu bahwa dirinya adalah orang yang
berdosa. Seseorang mendapatkan bahwa hati nurani yang peka menjadikan yang memilikinya merasa takut berada di hadapan kekudusan, karena kekudusan tersebut menyakinkan dirinya sebagai yang sering melakukan kekeliruan ataupun kesalahan, dan merasa jauh sangat kurang dari kesempurnaan. Zakharia tidak berani datang mendekati malaikat yang menampakkan
diri kepadanya tersebut, karena dia mengira bahwa mungkin saja kedatangannya adalah untuk menyatakan hak Allah atas kehidupannya atau untuk menghukum dia karena
dosa-dosanya.

Catatan terakhir mengenai penampakan diri malaikat sebelum Peristiwa ini, adalah penampakan pada Daniel. Gabriel menampakkan diri kepadanya sekitar lima ratus tahun
lebih awal. Daniel menggambarkan malaikat tersebut dengan mengatakan: “Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat, matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak” (Daniel 10:6).
Sekarang Allah mengutus Gabriel untuk berbicara kepada Zakharia. Ini jelas menunjukkan perhatian sorgawi dalam kedatangan Kristus ke bumi. Ketika melihat malaikat, Zakharia sangat takut, tetapi malaikat menenangkannya dan berkata kepadanya, “Jangan takut” Kemudian diberitahukan kepadanya bahwa doa-doa dia dan isterinya sudah dijawab. Allah akan memberikan kepada mereka seorang anak, dibalik kemustahilan manusia karena usia mereka yang sudah lanjut.
Gabriel memberikan nama dan anak yang akan dilahirkan itu. Dia memberitahukan kepada Zakharia mengenai masa depan dan anaknya - bahwa dia akan mendatangkan sukacita bagi mereka dan bagi banyak orang yang lain. Dia akan menjadi besar di hadapan manusia dan Allah karena dia akan dipenuhi dengan Roh Kudus sejak dalam kandungan. Dia akan dipersembahkan kepada Tuhan, menyerahkan seluruh hidupnya, dan akan sangat berhasil dalam menjalankan tugasnya yang merupakan pusat perhatian sorga atas bumi; yaitu, menyeru kepada banyak orang untuk datang kembali kepada Tuhan Allah mereka.
Dia menjanjikan kepada Zakharia sesuatu yang lebih besar lagi: anak itu akanmenjadi pendahulu atau perintis jalan bagi Kristus yang dijanjikan, menggenapi nubuatan yang setiap orang Yahudi percaya sehubungan dengan bagaimana Elia akan datang mendahului Tuhan, mempersiapkan orang-orang yang siap untuk menyambut kedatangannya. Lebih dari satu
kali pada zaman dahulu, seorang malaikat memberi-tahukan mengenai akan lahirnya seorang anak. lni merupakan pengumuman yang pertama kalinya mengenai seorang anak yang akan mempersiapkan jalan bagi kedatangan seseorang yang jauh lebih besar daripada dirinya,
suatu isyarat yang menunjukkan mengenai superioritas atau ke mahatinggian Kristus atas semua manusia.
Kendatipun Zakharia tahu mengenai mujizat yang dialami oleh Abraham dan Sara, dia tidak percaya pada apa yang disampaikan oleh malaikat. Dia masih tetap percaya bahwa adalah tidak mungkin bagi isterinya yang mandul untuk menjadi hamil, apalagi melalui dia, seorang lelaki yang sudah sangat tua. Karena ketidakpercayaannya itulah maka Allah membuatnya bisu, untuk selama sembilan bulan sampai dia melihat dengan mata kepalanya dan mendengar dengan telinganya kenyataan dari Perkataan yang disampaikan Gabriel.
Karena kunjungan Gabriel yang tidak pernah diharapkan sebelumnya, Zakharia terlambat untuk kembali kepada orang-orang yang beribadah yang menanti-nantikan dia untuk memberkati sebelum pulang meninggalkan Bait Allah. mereka bertanya-tanya mengapa

sampai lama sekali Zakharia berada di balik tirai di dalam Bait Allah. Keheranan mereka menjadi semakin bertambah-tanbah ketika dia kembali menjumpai mereka, ternyata dia tidak bisa berkata-kata. Dia tidak mengucapkan berkat untuk mereka, tetapi memberikan isyarat sebisa yang dia lakukan. Orang-orang lalu mengira bahwa dia baru saja melihat suatu penglihatan.
Zakharia setia pada pelayanannya. Dia tidak meminta maaf ataupun berhenti karena apa yang terjadi padanya atau karena dia ingin menyampaikan kabar baik yang di terimanya pada isterinya. Dia tetap menjalankan tugas pelayanannya sampai selesai, baru kemudian dia kembali pulang ke rumahnya.
Orang bisa membayangkan betapa sangat kuatirnya Elisabet ketika suaminya pulang ke rumah dalam keadaan bisu. Dia lebih terkejut lagi ketika suaminya menuliskan pengalamannya dengan malaikat Gabriel dan memberitahukan apa yang akan dia (Elisabet) alami. Dia barangkali memperingatkan isterinya untuk jangan tidak mempercayai, agar isterinya tidak akan dihukum seperti dirinya.
Zakharia dan isterinya disibukkan oleh berita malaikat yang mengatakan bahwa anak lelaki mereka akan menjadi orang yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Karena itu tidaklah mengherankan kalau mereka terus menerus bertanya: “Kapan Dia akan menampakkan diri ? Kapan dan bagaimana ?” Segera mereka akan mengetahuinya bukan dari Gabriel tetapi dari sanak Elisabet, seorang Perempuan yang akan menjadi sangat terkenal dan paling bahagia dari semua perempuan!
Secara logika seseorang tidak akan dapat menerima dengan begitu saja mujizat yang tertinggi dari inkarnasi Kristus, Anak yang kekal akan teriadi dengan tanpa disertai dan diteguhkan dengan mujizat-mujizat yang lain. Jadi, pemberitahuan Yang disampaikan kepada Zakharia, pehukuman atas dirinya, dan mengandungnya Elisabet yang secara ajaib itu, semua-nya merupakan pendahuluan bagi kelahiran Kristus, Anak Maria. Mujizat-mujizat ini terjadi
untuk menolong orang-orang agar percaya pada mujizat yang lebih besar yang akan mengikutinya tidak lama lagi: yaitu kelahiran Yesus melalui perawan Maria. Melalui kelahiran Illhi ini, semua nubuat dari Perjanjian Lama digenapi dan sejumlah simbol-simbol yang sangat terperinci dimengerti. Nubuatan-nubuatan dan simbol-simbol ini tidak bisa diberlakukan pada orang lain dalam sejarah manusia! Selanjutnya, kita dapat dengan sejujurnya mengatakan bahwa Yesus dari Nasaret adalah Juruselamat yang Alkitab menubuatkan akan datang. Siapapun yang mempelajari Torat Yahudi dengan teliti akan mendapatkan bahwa kitab yang diilhami ini berbicara mengenai Mesias, bukan sebagai manusia biasa, tidak juga sebagai salah satu dari nabi-nabi, tetapi sebagai manusia Illahi.

7. GABRIEL MENYAMPAIKAN KABAR BAIK KEPADA MARIA

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama

Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Maha tinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadanya takhta Daud, Bapa leluhurnya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaannya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami ?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, anakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak

laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: ”Sesungguhnyalah aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu. “Lalu malaikat itu meninggalkan dia (Lukas 1:26-38).

Malaikat Gabriel, mengunjungi Zakharia imam Galilea dan memberitahukan kepadanya kelahiran seorang anak laki-laki melalui isterinya yang mandul, Elisabet. Dia adalah seorang pemimpin yang hidup benar dan sangat dihormati di antara bangsanya. Sungguh seorang yang besar -- yang lebih besar dari imam yang tua ini siapa yang akan dikunjungi Gabriel
berikutnya ? Seorang raja ? Seorang yang sangat kaya raya dan berpengaruh ? Tidak ! Tetapi, dia akan rnengunjungi seorang gadis, seorang perawan, yang miskin dan rendah hati, yang barangkali tidak memiliki kesempatan yang menggembirakan di antara gadis-gadis perawan lainnya pada jamannya, tidak disebut-sebut, dan dianggap tidak penting sama sekali untuk mendapatkan kunjungan malaikat. Gabriel diutus untuk menyampaikan kepadanya bahwa Allah di dalam penyediaanNya sudah memilih dia untuk menjadi alat atau sarana yang melaluinya satu-satunya Juruselamat akan hadir (datang) ke dalam dunia ini.
Allah memberikan kepada Perawan Maria kehormatan yang tertinggi dari semua kehormatan yang ada. Itulah sebabnya mengapa Gabriel yang menyampaikan berita ini kepadanya, berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau!” (Lukas 1:28). Melalui semuanya ini, Allah menunjukkan kepada seluruh umat manusia bahwa kebesaran yang sejati bukan berasal dari kedudukan, latar belakang, tubuh yang sempurna, ataupun kepintaran yang mencolok secara intelektual, tetapi hanya dari jiwa yang tulus dan murni.
Sepertinya, Maria merasa gelisah dan ketakutan ketika melihat penampilan malaikat, karena dia sendirian. Dia menjadi terhenyak tidak bisa berkata apa-apa ketika malaikat tersebut menyebut namanya. Gabriel mengulangi sekali lagi salamnya dan menambahkan sebuah berita yang tidak pernah dia harapkan ataupun impikan: yaitu bahwa dia akan mengandung dengan cara yang lebib ajaib daripada sanaknya, Elisabet. Dia akan mengandung oleh Roh Kudus, sementara masih seorang perawan. Anaknya tidak hanya akan menjadi besar, tetapi juga akan disebut Anak Allah. Sebagai salah satu dari keturunan Daud, maka Anaknya akan menjadi penerusnya yang terbesar dan takhtanya akan berlangsung selama-lamanya.

Adalah mungkin saja bahwa Maria, seperti halnya dengan banyak gadis pada jamannya, memimpikan untuk bisa dipergunakan sebagai sarana melahirkan Mesias, istimewa karena dia sendiri ditunangkan dengan seorang pria yang hidup benar yang adalah keturunan Daud. Jadi kesempatan yang diimpi-impikan oleh orang lain ini ternyata terjadi padanya dalam kerangka pertunangannya dengan Yusuf.
Pada waktu malaikat menyampaikan kepadanya bahwa dia akan segera mengandung, bahkan sebelum dia menikah dengan Yusuf, dia benar-benar sangat gelisah dan kebingungan. Dia merasa perlu untuk menjaga martabat dan kehormatannya, dan bertanya kepada malaikat bagaimana dia bisa mempercayai kata-kata yang sudah disampaikan kepadanya. Kesuciannya, kesopanannya, dan kerendahan hatinya merupakan mahkota kebajikannya.

Allah memilih Maria di antara semua perawan dari bangsanya, sesudah Dia memastikan adanya persyaratan-persyaratan yang ternyata dimiliki oleh Maria untuk kesempatan yang sangat tehormat dan mulia ini. Dia memberikan kepadanya kasih karuniaNya untuk menjadi ibu dari sifat kemanusiaan Anak Allah, Yesus Kristus. Allah selalu menjadikan orang yang Dia pilih memenuhi persyaratan-persyaratan untuk apapun yang Dia percayakan kepada mereka. Dia melimpahi Maria dengan kasih karunianya senantiasa untuk menjadikan dirinya sesuai untuk tugas barunya, karena Gabriel menjawab pertanyaannya,'Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (Lukas 1:35).

Jawaban yang luarbiasa dari malaikat tidak menjelaskan pemberitaannya, tidak juga bisa dimengerti oleh akal pikiran manusia. Gabriel dengan tegas meyakinkan Maria bahwa dikandungnya anak itu akan terjadi secara supernatural (adi kodrati), dalam suatu cara yang tidak pernah diketahui sebelumnya ataupun sesudahnya. Dia juga menambahkan bahwa Anak yang dikandungnya itu akan menjadi kudus. Suatu keadaan yang belum pernah diberlakukan pada manusia.
Reaksi Maria berbeda dari Zakharia. Maria hanya meminta penjelasan. Gabriel memberitahu kepadanya mengenai mengandungnya Elisabet sanaknya untuk. meyakinkan dia kembali bahwa kata-katanya adalah benar. Dia mengakhiri dengan mengatakan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Sulitkah bagi Dia yang sudah menciptakan langit dan bumi dan kekosongan untuk memberikan seorang anak kepada seorang perawan dengan tanpa adanya campur tangan dari seorang ayah ataupun suami?
Kendatipun kata-kata Gabriel masih sukar untuk bisa dipahami oleh Maria untuk diterima, dia berserah dan mempercayainya, seraya berkata, “Aku adalah hamba Tuhan.” Sikap dari penyerahan secara sepenuh kepada Allah itu sendiri adalah hikmat, di mana ketundukan yang membuta kepada manusia adalah kebodohan dan kehinaan.
Betapa besar tentunya sukacita yang dialami oleh perawan yang terpilih ini! Pengharapannya dan pengharapan dari bangsanya segera akan terwujud, dan dia merupakan bejana Allah yang

sudah dipilih untuk mendatangkan Mesias kepada umatNya. Sukacitanya sudah pasti tidak akan pernah berhenti.
Biar bagaimanapun, sukacita yang sempurna tidak akan ditemukan di dalam dunia ini ! Yang terjadi adalah perpaduan antara perasaan takut dan sukacita dalam hatinya yang tulus. Dia tentunya dihinggapi ketakutan yang amat sangat untuk menghadapi kemarahan calon suaminya dan segera saja akan dipisahkan begitu mengetahui rahasianya. Dia tidak punya cara untuk membuktikan bahwa apa yang dialaminya adalah benar, karena tidak ada seorangpun yang mau untuk mempercayainya. Selain itu, wataknya yang benar dan baik: menganggap dirinya tidak berlayak untuk mendapatkan kesempatan yang luarbiasa seperti itu. Dia takut kalau-kalau dia tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu dengan sebaik-baiknya. Tidak diragukan lagi, dia tentunya meningkatkan usahanya lebih
bersungguh-sungguh lagi untuk menyerahkan dirinya pada kasih kemurahan Allah untuk campurtangan dan mengerjakan kehendaknya dalam situasi baru yang dihadapinya, yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain.

7.1. Kebingungan Yusuf

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria ibunya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata dia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka bidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud untuk menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan

maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ”Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka. “Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” - yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. la mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia YESUS (Matius 1:18-25).

Apakah yang dipikirkan Yusuf ketika dia mengetahui bahwa calon isterinya mengandung ? Kita tidak tahu bagaimana Yusuf sampai tahu akan hal ini, tetapi dia nampaknya mencoba untuk mempercayai hal itu di balik keanehan-keanehannya. Pada waktu yang sama, dia tidak meragukan lagi ketulusan dan kejujuran Maria berdasarkan apa yang dia ketahui mengenai Maria.
Dia, sebagai calon suami Maria, harus melindunginya dari segala sesuatu yang bisa mendatangkan cela ataupun malu. Dia akan mempermalukan Maria, kalau dia menceraikan Maria dan menyatakannya di hadapan umum. Disamping itu, adalah suatu kehorrnatan besar untuk memiliki Juruselmnat yang dilahirkan dalam rumah tangganya. Di pihak lain, sebagai orang yang hidup benar dan yang dengan teliti menuruti ketetapan-ketetapan Torat dan

perintah-perintahnya yang kudus sehubungan dengan kehormatan dan nama baik, dia harus menghukum Maria sesuai dengan ketetapan-ketetapan itu. Betapa beratnya kegelisahan dan kesulitan yang dihadapinya. Tetapi, sesudah memikirkan dan mempertimbangkan mengenai hal itu, kasih dan ketulusannya menyebabkan dia untuk memilih keputusan yang lebih ringan, yaitu menceraikannyadengan secara diam-diam.
Sampai di sini, campur tangan Ilahi dinyatakan. Seorang malaikat (bisa juga Gabriel) mendatanginya pada saat dia tidur dan menjelaskan seluruh kebenaran. Ini meyakinkan Yusuf bahwa adalah lebih baik untuk menikahi Maria daripada menceraikannya. Perasaan cela dan malu yang dia bayangkan, kenyataannya, mendatangkan kehormatan yang terbesar bagi mereka berdua. Ini seringkali terjadi bagi hamba-hamba Allah yang harus menanggung beban berat karena situasi di sekitar mereka.
Malaikat mengulangi sekali lagi pada Yusuf apa yang sudah disampaikan kepada Maria: anak itu akan dinamai Yesus. Biasanya, ayahlah yang berhak untuk memilih nama dari seorang anak, tetapi Yusuf juga mengerti akan kehendak Allah sehubungan dengan nama ini. Nama Yesus adalah sesuai dengan dan menegaskan pelayanannya yang khusus.
Nama Yesus adalah seperti Yoshua; kedua-duanya adalah nama-nama Yahudi di zaman dahulu yang mengandung arti “Juruselamat.” Oleh karena itu merupakan salah satu dari nama yang paling agung bagi manusia, karena nama itu mengisyaratkan pekerjaan yang terbesar di antara manusia: menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka. Salah satu nama atau sebutan bagi Yesus adalah Tabib Agung, karena Dia menyembuhkan manusia dari sakit penyakit Dosa yang mematikan, sakit penyakit yang karena itu semua umat manusia menderita.
rang-orang Yahudi sering memberitahu kepada anak-anak mereka mengenai akan kedatangan Mesias, dari suku Yehuda, dan dari keturunan keluarga Daud yang akan membebaskan mereka dari bencana dan malapetaka dunia, seperti kemiskinan, sakit penyakit, kerja keras, dan kehinaan dan dari kuasa musuh-musuh mereka. Pengharapan akan kedatangan Mesias ini sudah menyebabkan terjadinya pemberontakan berdarah yang dipimpin oleh Mesias palsu, karena dorongan dari angan-angan yang tinggi, ambisi-ambisi pribadi, atau ketamakan. Akibatnya selalu malapetaka bagi bangsa itu. Kata-kata yang disampaikan malaikat menyapu jauh-jauh pengharapan-pengharapan yang keliru tersebut, menyatakan fungsi atau maksud tujuan yang sebenarnya dari Mesias yang dijanjkan dan karyaNya yang akan lebih besar dari apapun yang mereka bayangkan dan angankan. Dia akan menggenapi nubuat Yesaya bahwa Mesias akan dilahirkan dari seorang anak dara (seorang perawan), karena karakternya yang supranatural atau adi kodrati, Dia akan disebut Immanuel yang artinya “Allah beserta kita” (Yesaya 7:14).
Yusuf mematuhi kata-kata malaikat Tuhan dan mengambil Maria sebagai isterinya yang sah. Dia tidak bersetubuh dengannya sampai kelahiran anaknya yang pertama. Berdasarkan hal itu

orang-orang beranggapan bahwa Yesus adalah anak laki-laki Yusuf dan Maria, dan dengan cara ini Yusuf tetap menjaga kehormatannya dan kehormatan isterinya sebagaimana juga halnya dengan si anak selama mereka tinggal di Nazaret. Betapa beruntungnya Yusuf dalam hal memilih isteri yang kaya akan karakter yang sangat terpuji, kendatipun dia tidak memiliki kekayaan secara jasmani. Karena dia mematuhi petunjuk-petunjuk sorgawi--dibalik
kesulitan-kesulitan karena tidak memiliki bukti-bukti yang bisa ditunjukkan -- dia percaya pada Allah seperti yang dilakukan oleh Abraham leluhurnya, dan itu diperhitungkan sebagai kebenaran.

7.2. Maria mengunjungi Elizabeth

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di sini ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: ”Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatiah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku ? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana” (Lukas 1:39-45).

Maria mengunjungi Elisabet untuk menyaksikan sendiri apakah yang dikatakan oleh malaikat mengenai mengandungnya Elisabet dalam usianya yang sudah lanjut benar, dan untuk menegaskan kebenaran dari kabar baik yang disampaikan kepadanya secara pribadi. Selain itu, dia mau menyampaikan slaamat kepada sanaknya karena dia mengalami pengalaman
yang sama sebagaimana dirinya sendiri.
Perjalanan dari Nazaret ke kota Yehuda memakan waktu selama lima hari. Maria mendapatkan Elisabet sedang mengandung enam bulan. Sekarang, sesudah cela atau aib akibat kemandulan sudah disingkirkan, maka Elisabet menjadi dihormati dalam masyarakat. Segera sesudah Maria memberi salam kepada Elisabet, maka anak yang ada dalam rahimnyapun melonjak. Ini merupakan satu tanda baginya bahwa orang yang menyampaikan salam adalah ibu dari Mesias yang dinanti-nantikan. Roh Kudus turun atasnya dan menjernihkan pikirannya, dan menghidupkan lidahnya. Kemudian dia menyampaikan salam yang sama di dalam roh, sama dengan salam yang malaikat sampaikan kepada Maria: “Diberkatilah buah rahimmu !” Elisabet memberi salam kepada Maria sehubungan dengan iman besar yang ditunjukkannya karena menerima berita yang disampaikan oleh malaikat.
Kenyataan bahwa Elisabet menyalami Maria menunjukkan kerendahan hatinya yang besar. Kata-katanya secara Ilahi diilhami, karena dia berkata, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku ? ” Elisabet tidak memuliakan Maria, tetapi kepada anaknya yang keIlahianNya diketahuinya. Sesudah Elisabet selesai menyampaikan salamnya, Roh Kudus memenuhi Maria juga. Dan Maria berkata:

“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku. Sebah la telah memperhatikan kerendahan hambanya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namanya adalah kudus. Dan rahmatNya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. la memperlihatkan kuasaNya dengan perbuatan tanganNya dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; la menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; la melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hambanya, karena Ia mengingat rahmatnya, seperti yang dijanjikannya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya” (Lukas 1:46-55).

Maria menyanyikan salah satu dari semua syair Alkitab yang sangat indah dan agung. Hal itu menunjukkan kecerdasan dan kepekaan rohani yang Allah sudah berikan kepadanya. Dia mengingatkan kita pada Miryam, saudara perempuan Musa, yang bersukacita sesudah umat Israel berhasil menyeberangi Laut Merah. Perawan Maria memakai istilah-istilah yang jauh dari keangkuhan maupun kesombongan, dipenuhi dengan kerendahan hati. Dia menyadari ketidak-mampuannya dan tahu-bahwa hanya Allah sajalah yang layak menerima kemuliaan dalam kehidupannya. Dia juga mengakui bahwa dia, sebagaimana juga dengan yang
lain-lain, memerlukan seorang Juruselamat dan bahwa Dia akan menjadikan Allah sebagai tempat perlindungan dan pertolongan untuk keselamatannya secara pribadi. Oleh karena itu orang tidak dapat mengharapkannya untuk menyelamatkan orang lain, seperti yang dipercayai oleh sejumlah orang.
Maria berkata, “Jiwaku memuliakan Tuhan.” Di sini dia mengakui bahwa dia tidak berlayak untuk menerima karunia Ilahi; namun Allah memilih dia dan meninggikannya pada suatu kedudukan yang tertinggi yang pernah diberikan kepada manusia, dan dialah yang
pertama-tama mengakui tindakan kasih karunia yang sangat luarbiasa ini, karena dia melanjutkan kata-katanya, “sebab la telah memperhatikan kerendahan hambanya.”
Kata-kata ini membuktikan kebesaran jiwa Maria. Dia tidak pernah mengadakan mujizat, namanya jarang sekali disebut-sebut, dia tidak membuat pernyataan-pemyataan penting apapun sesudah peristiwa ini dan tidak mendapatkan penghormatan khusus yang ditujukan kepadanya. Bahkan sesudah kebangkitan Kristus, Alkitab sepertinya sedikit sekali menyebutkan namanya. Dia disebut-sebut sebagai salah satu diantara 120 murid yang bertemu di Kamar Loteng untuk berdoa.
Kita harus belajar dari penyangkalan diri Maria ini. Bahkan pada saat mengalami sukacita yang terbesar, dia berkata, “namaNya adalah kudus.” Dia hanya memikirkan Allah, sangat berbahagia atas apa yang Dia kerjakan. Dia menyatakan bahwa Allah tidak
membeda-bedakan dalam memperhatikan umatNya. Dia bekerja atau bertindak sesuai dengan pikiran IlahiNya yang tidak sama dengan pikiran manusia. Dia meninggikan yang rendah dan merendahkan yang sombong serta tinggi hati. Dia menolak mereka yang menganggap bahwa diri mereka layak untuk mendapatkan perhatiannya secara khusus dan

menerima hanya orang-orang yang dianggap tidak berlayak. Gereja Kristen sudah pada tempatnya untuk berbangga dalam Nyanyian Pujian Maria dan menganggapnya sebagai nyanyian penginjilan yang sangat berharga.

Engkau akan menamakan Dia YESUS karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka. [Matius 12:l]

8. KELAHIRAN KRISTUS

Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan, sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan (Lukas 2:1-7).

Maria tinggal bersama dengan keluarga Yusuf selama masa mengandungnya. Ketika saat untuk melahirkan hampir tiba, dia masih tinggal di kotanya. Tetapi, Mikha sudah menubuatkan sekitar 700 tahun sebelumnya bahwa Mesias akan dilahirkan di Betlehem, yang tempatnya agak cukup jauh dari Nazaret (Mikha 5:1,2); dan nabi Yesaya berkata: “Carilah di dalam kitab TUHAN dan bacalah: Satupun dari semua makhluk itu tidak ada yang
ketinggalan dan yang satu tidak kehilangan yang lain; sebab begitulah perintah yang keluar dari mulut TUHAN, dan Roh TUHAN sendiri telah mengumpulkan mereka” (Yesaya

34:16). Kristus di kemudian mengatakan, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanku tidak akan berlalu” (Matius 24:35). Tetapi alasan apa yang cukup memadai yang menyebabkan Yusuf dan Maria menempuh perjalanan dari Nazaret ke Betlehem, suatu perjalanan yang memakan waktu sekitar empat sampai lima hari, pada awal musim dingin, bersama dengan Maria yang sudah mendekati saatnya untuk melahirkan?

Allah, dalam menggenapi kehendaknya, memakai bukan hanya malaikat-malaikat tetapi juga raja-raja ! Bukankah Salomo menulis: “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkanNya ke mana Ia ingini” (Amsal 21:1) ? Allah memakai Kaisar Roma yang perkasa untuk mengadakan sensus umum. Sesuai dengan adat kebiasaan Yahudi di Palestina, dia mengijinkan mereka untuk mendaftarkan diri dalam sensus ini berdasarkan atas suku dan asal mula keluarga, tidak peduli di manapun mereka tinggal pada waktu itu; dan karena Yusuf
dan Maria adalah berasal dari garis keturunan Daud, maka mereka harus mendaftarkan diri ke Betlehem, kota Daud.

8.1. Kelahiran di Betlehem

Orang-orang Yahudi menyebar di seluruh dunia pada masa ribuan tahun dari Daud sampai kepada Kristus. Pada saat diadakannya sensus ini, semua mereka, yang berasal dari Betlehem tinggal di propinsi Siria di bawah kekuasaan Kerajaan Romawi harus kembali ke kota tempat asal mereka. Di antara mereka adalah Yusuf dan Maria. Karena begitu banyaknya orang yang mau kembali ke tempat asal mereka, sampai-sampai tidak ada tempat lagi bagi mereka untuk bermalam, dan tidak ada satu orangpun yang mengajak mereka untuk bermalam di rumah mereka karena kemiskinan mereka. Selain itu pasangan Yusuf dan Maria ini adalah
orang-orang Galilea dan orang-orang Yehuda merendahkan orang-orang ini; karena itu mereka harus bermalam bersama-sama dengan binatang-binatang yang ada di dekat salah satu penginapan.
Maria melahirkan anaknya pada malam itu dan menempatkannya dalam sebuah palungan. Betapa miskinnya mereka pada waktu itu ? Tetapi semuanya itu sesuai dengan rencana Ilahi untuk Inkarnasi yang menunjukkan betapa ajaibnya kasih yang menyebabkan Allah menjadi manusia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa.
Pada waktu itu, setiap orang tahu mengenai sensus yang menyebabkan banyak orang kembali ke Betlehem, sedangkan hanya sedikit saja yang mengetahui kelahiran anak itu. Dewasa ini, kebalikannya yang terjadi; semua melupakan sensus umum yang diadakan oleh Kaisar, kecuali dalam hubungannya dengan kelahiran Kristus, di mana banyak orang pergi mengunjungi Betlehem, tempat di mana Yesus dilahirkan.
Dalam merenungkan kembali palungan, kita dapat bertanya, “Apakah anak yang miskin itu adalah anak yang sama, sesudah dua ribu tahun, apakah dia masih tetap merupakan obyek dari penyembahan dan pengagungan dari bangsawan-bangsawan besar, orang-orang kaya, dan sarjana-sarjana yang terkenal dari dunia ?” Mereka bangga untuk berlutut di hadapan SalibNya, untuk menjadi milik kepunyaannya, dan mentaati ajaran-ajarannya.
Adalah benar untuk mengatakan bahwa Yesus adalah “Adam yang kedua,” yang datang ke dalam dunia tanpa diajar oleh guru manusia, bebas dari dosa, untuk memulihkan kembali apa yang sudah dilakukan oleh Adam pertama melalui kejatuhannya (1 Korintus 15:45-49). Dia juga datang untuk membaharui suatu generasi baru secara rohani dan untuk merebut kembali firdaus bagi dunia kita yang rusak ini.

8.2. Malaikat malaikat mengumumkan kabar baik kepada gembala

Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka. “Janganlah takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh

bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersam-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:

"KEMULIAAN BAGI ALLAH DI TEMPAT YANG MAHA TINGGI AND DAMAI SEJAHTERA DI BUMI DI ANTARA MANUSIA YANG BERKENAN KEPADANYA !"

Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembaga-gembala itu berkata seorang kepada yang lain, “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihatnya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka” (Lukas 2:8-20).

Kelahiran Kristus disertai dengan banyak peristiwa-peristiwa sorgawi, dan kegiatan besar sorgawipun diadakan. Itulah satu-satunya peristiwa yang tercatat dimana Allah mengutus sejumlah besar malaikat yang kelihatan ke bumi dan bahwa nyanyian terdengar di sorga.
Siapakah orang-orang ini yang mendapatkan kehormatan untuk melihat malaikat-malaikat dan mendengar nyanyian mereka ? Mereka bukan orang-orang yang berpendidikan, bukan juga orang-orang yang kaya raya; tidak ada orang-orang seperti Raja Herodes atau Imam Besar terlibat di sini. Tetapi, gembala-gembala ini adalah orang-orang miskin yang dipilih oleh Allah, yang keberadaan mereka di bumi sama dengan keadaan dari anak yang baru lahir; ini menekankan mengenai kerendahan hati yang menandai turunnya Allah ke bumi untuk menyelamatkan umat manusia.
Pada waktu penciptaan dunia, bintang-bintang fajar menyanyi bersorak-sorak bersama-sama (Ayub 38:7), tetapi pada waktu itu tidak ada telinga manusia yang mendengar sorak-sorai dan nyanyian mereka. Tetapi ketika dasar dan batu penjuru dari Penebus ditetapkan (Anak Allah yang kekal yang berinkarnasi), nyanyian di perdengarkan di sepanjang lembah di Betlehem. Nyanyian itu merupakan pujian penyembahan dari malaikat-malaikat Allah yang terdengar di telinga gembala-gembala yang sedang berjaga-jaga mengawasi domba-domba mereka pada malam.
Ketika.kemuliaan Allah bercahaya menerangi mereka, mereka ketakutan, tetapi malaikat memberitahu kepada mereka, “Jangan takut sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.” Ini merupakan berita yang lebih besar daripada yang didengar oleh Zakharia dan Maria; hal ini memang benar-benar terjadi dan semua umat Allah akan diberkati oleh berita itu.

Malaikat memberitahu kepada gembala-gembala hal yang sama yang dia sampaikan kepada Maria dan Yusuf ketika dia menyebut bayi yang baru lahir “Juruslelamat.” Sekarang dia memberitahu kepada gembala-gembala, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud.” Dia menjelaskan kepada mereka bahwa Juruselamat ini berasal dari kota Daud; oleh karena itu, Dia adalah salah satu dari keturunan Daud. Dia juga Tuhan dan Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan dan bukan sekedar manusia biasa. Kemudiar mereka juga diberi, suatu tanda untuk memampukan mereka mengenali Dia manakala mereka melihat Dia.
Segera sesudah malaikat selesai menyampaikan perkataannya, sejumlah besar bala tentara sorga yang terdiri dari malaikat-malaikat menampakkan diri untuk meneguhkan pengumuman ini. Mereka memuliakan Allah dan tugas mereka bukanlah untuk mengumumkan suatu berita yang baru tetapi untuk mengulangi berita yang pertama dan meneguhkannya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadanya.” Pernyataan yang luarbiasa ini sehati dan satu roh dengan kata-kata Rasul Paulus: “Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Roma

14:17).

Karena makhluk sorgawi tidak tinggal menetap bersama dengan manusia, maka tidak peduli betapa banyaknyapun orang menginginkan kehadiran mereka, malaikat-malaikat ini kembali ke sorga. Sebagai akibat dari kunjungan malaikat-malaikat, maka para gembala segera saja pergi ke kota, sesuai dengan petunjuk yang diberikan kepada mereka. Mereka membawa bersama dalam pandangan mata mereka kemuliaan dan kerendahan hati dari Bayi Yesus. Jadi, mereka menjadi saksi mata dari kunjungan malaikat dan realitas atau kenyataan dari asal mula sang bayi yang tidak diketahui dengan jelas hanya dari keberadaannya yang kelihatan saja. Siapa yang dapat menghalangi gembala-gembala yang sederhana ini untuk mengunjungi tempat kelahiran Kristus ? Tidak ada penjaga-penjaga yang mengawal seperti di tempat-tempat dunia ! Jika saja Yesus dilahirkan di dalam istana, maka gembala-gembala yang miskin ini tidak akan pernah mendapatkan kehormatan yang besar ini. Mereka segera saja melihat dan menyaksikan tepat seperti yang dikatakan oleh malaikat. Mereka menceriterakan apa yang mereka lihat pada Maria, Yusuf, dan yang lain-lain, dan mereka sangat heran. Bagi Maria, seorang ibu yang berbahagia, berita ini sangat penting karena meneguhkan apa yang malaikat sudah sampaikan kepadanya mengenai anaknya yang ajaib.
Gembala-gembala kemudian kembali ke kawanan domba mereka, memuji Allah seperti yang dilakukan oleh malaikat-malaikat sebelumnya. Merekalah yang pertama kali menyebar luaskan berita mengenai kelahiran Juruselamat, Gembala jiwa dan Kepala agung dari Gereja.
Seseorang dapat membayangkan bahwa gembala-gembala tersebut adalah termasuk dalam bilangan orang-orang saleh yang miskin; mereka tidak mengikuti banyak upacara-upacara keagamaan dan beberapa dari upacara-upacara tersebut justru sangat membebani. Bisa saja

terjadi bahwa mereka adalah gembala-gembala yang merawat dan menjaga domba-domba yang akan dipersembahkan sebagai persembahan kudus dalam pelayanan Bait Allah di Yerusalem. Di sini kita melihat hubungan yang halus antara domba yang akan dipersembahkan bagi Bait Allah dan bayi yang baru lahir ini, yang Yohanes Pembaptis menyebutnya “Anak Domba Allah” (Yohanes 1:29), dan yang Rasul Yohanes tunjukkan sebagai Anak Domba yang seperti telah tersembelib. (Wahyu 5:6)

8.3. Penyunatan

“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung IbuNya. Dan ketika genap waktunya penlahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia keYerusalem untuk menyerahkanNya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati” (Lukas 2:21-24).

Pada usia delapan hari dari kehidupannya di bumi, Bayi yesus disunat, sebagaimana ditetapkan oleh Allah pada Abraham, yang menunjuk sebagai tanda perjanjian dari umat pilihan Allah. ini merupakan salah satu dari banyak lainnya yang Dia ikuti pada waktu Dia sebagai pemrakarsa dari Perjanjian Baru, tunduk pada aturan-aturan atau ketetapan-ketetapan dan Perjanjian Lama dalam rangka untuk menyatukan dalam dirinya dua perjanjian, yaitu yang Lama dan yang Baru. Dalam hal yang sama, Dia menyatukan di dalam dirinya dua sifat, Pencipta dan ciptaan.

8.4. Simeon Melihat Keselamatan Allah

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel, Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa wasuk oleh orang tuanya untuk melakukan kepadanya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatangNya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hambamu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanmu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari padamu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadikan pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umatmu Israel."Dan bapa serta ibuNya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan - dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” (Lukas 2:25-35)

Yusuf dan Maria membawa kristus ke Bait Allah di Yerusalem menurut hukum Musa. Kunjungan dari Tuhan atas Bait Allah ke dalam Bait Allah Tuhan tidak berlalu dengan tanpa peristiwa-peristiwa yang meneguhkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang mendahuluinya.

Simeon orang yang sudah lanjut usia dan saleh, dipenuhi dengan Roh Kudus, sudah menerima pernyataan bahwa dia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, Juruselamat dari dunia. Diketengahkan bagaimana hari itu merasa Roh Kudus membawa dia ke Bait Allah. Dia pergi ke sana dan bertemu Yusuf, Maria, dan seorang bayi yang dia kenali sebagai Seorang Yang Keberkatan. Dia menatangNya dalam tangannya, seolah-olah seperti menyerahkanNya kepada Allah dan memberkati Tuhan, sambil berkata, “Sekarang, Tuhan,
biarkanlah hambamu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari padaMu ” Dalam mengakhiri doanya, dia menunjukkan bahwa keselamatan ini adalah untuk semua bangsa, karena dia berkata, “terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain

8.5. Seorang Nabiah memberikan kesaksian

Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. la tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem (Lukas 2:36-38).

Sesudah Simeon berbicara, seorang nabiah yang sudah lanjut usianya, bernama Hana, maju ke depan juga, memuji Tuhan. Jadi dia menjadi wanita pertama yang tercatat percaya kepada Kristus sesudah kelahiranNya, disamping juga sebagai yang pertama diantara barisan
wanita-wanita yang mendapatkan kehormatan untuk melayani Kristus di sepanjang abad.
Sesudah mengunjungi Bait Allah, keluarga yang terdiri dari tiga orang tersebut kembali ke Betlehem, kota dari leluhur mereka. Pada waktu itu kumpulan orang banyak yang pulang untuk sensus sudah pergi, dan dengan demikian mereka mampu untuk mendapatkan tempat tinggal yang lebih sesuai untuk tempat tinggal mereka daripada tinggal bersama-sama dengan binatang-binatang.

9. ORANG MAJUS MENGUNJUNGI BAYI YESUS

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangnya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:

“Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang Pemimpin Yang akan menggembalakan umatku Israel.”

Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang Majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: ‘Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.” Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibunya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya

dan mempersembahkan persembahan kepadanya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. (Matius 2:1-12)

Pada awal permulaan dari sejarah rnanusia, Setan tidak dapat tahan melihat kekudusan dan kebahagiaan dari orangtua kita yang pertama di taman Eden, karena itu dia menjebak mereka dan menyeret mereka bersama dengan keturunan mereka ke dalam perbudakan Dosa. Dapatkah dia berdiam diri saja pada kelahiran “Adam Kedua,” yang kebesaranNya tidaklah terukur dan tidak sebanding daripada yang pertama ? Bukankah ini musuhnya yang tidak terkalahkan yang tentang Dia Rasul Paulus berkata: “Untuk inilah Anak Allah menyatakan dirinya, yaitu supaya la membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu” (1 Yohanes 3:8). Sesungguhnyalah, adalah tidak mungkin bagi Iblis untuk tetap diam saja pada waktu itu; terjadi keributan baru di neraka.
Setan tidak membutuhkan seorang utusan dari dunia roh untuk melaksanakan kehendaknya menghancurkan bayi yang unik ini, karena para pemimpin bangsa berada dalam peganganNya, dan dia dapat mempergunakan mereka, kapan saja dia mau, untuk mewujudkan keinginannya yang menghancurkan itu. Herodes, si penindas yang kasar itu adalah orang yang sangat jahat yang menyediakan diri untuk menjadi alat di tangan Iblis.
Pada suatu hari menjelang akhir musim dingin, keributan besar terjadi di Yerusalem dan di halaman istana, karena kedatangan dari orang-orang asing dari Timur. Mereka disebut Majus,

dan diperkirakan bahwa mereka ini adalah orang-orang terpelajar yang mempunyai kedudukan tinggi. Kita tidak diberitahu dari mana mereka berasal, tetapi nampaknya mereka berasal dari Persia, India, atau Arabia. Kita tidak diberitahu juga berapa jumlah mereka sebenarnya, kendatipun pandangan yang dipercayai sampai sekarang ini jumlahnya adalah tiga orang berdasarkan disebutkannya tiga jenis persembahan yang diberikan kepada Bayi itu. Beberapa menganggapnya sebagai yang mewakili tiga macam manusia yang berasal dari keturunan tiga anak-anak Nuh:Sem, Ham, dan Yafet; yang lain lagi memperkirakan bahwa mereka mewakili orang-orang muda, orang-orang dewasa, dan orang-orang yang lanjut usia.
Tetapi yang jelas mereka itu nampaknya para ahli perbintangan dan sudah mendengar akan kedatangan Mesias dari orang-orang Yahudi yang tersebar di seluruh dunia. Mereka itu adalah gambaran dari banyak orang-orang yang tidak mengenal Allah pada jamannya yang menanti-nantikan kedatangan seorang tokoh yang besar di negeri Yahudi.
Orang-orang di Yerusalem sudah terbiasa melihat banyak orang-orang asing datang berkunjung ke kota mereka, banyak dari mereka yang berasal dari Diaspora (penyebaran orang-orang Yahudi ke selruh penjuru dunia). Negeri mereka sangat populer untuk wisatawan dan perdagangan baik untuk orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi. Namun demikian kedatangan orang-orang Majus ini menyebabkan terjadinya keributan besar karena maksud tujuan dari kedatangan mereka dan pertanyaan yang mereka ajukan. Mereka bertanya: “Di manakah Dia, Raja Yahudi yang baru lahir itu ? Kami melihat bintangnya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.
Pertanyaan ini menimbulkan perasaan takut yang sangat besar di dalam hati orang-orang
yang mendengar akan hal itu. Mereka takut akan reaksi Raja herodes yang jahat itu berkaitan dengan apa yang akan terjadi dengan raja yang baru itu di masa depan. Tidak seorangpun tahu siapa yang akan diserang kalau raja jahat ini menjadi marah. Dia menyebar mata-mata
di mana-mana, melaporkan apapun yang bisa menghalangi kemauannya. Jadi, ketika berita-berita mengenai kunjungan orang-orang Majus sampai ke telinganya, dia merasa terganggu, tidak tenang, kuatir akan hidupnya dan takhtanya. Sesudah Herodes bertanya kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli kitab di mana Mesias akan dilahirkan mereka mengutip bagi dia dari Mikha, sang nabi:

“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, Hai yang terkecil ' di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamulah akan bangkita bagiKu Seorang yang akan memerintah Israel, Yang permulaannya sudah sejak purbakala, Sejak dalulu kala.” (Mikha 5:2)

Tidak ragu-ragu lagi, Herodes mengundang orang-orang Majus ke istananya dan menghormati mereka - di balik rencana tipu muslihatnya yang besar - dengan maksud untuk mencari tahu dari mereka kapan bintang itu muncul. Kami percaya bahwa Herodes sebenarnya sangat tersinggung, dan dalam kelicikannya bermaksud untuk menganiaya atau bahkan membunuh mereka, di balik siasatnya untuk memanfaatkan mereka membunuh bayi

yang baru lahir. Dengan menyembunyikan kemarahannya, dia menyuruh mereka untuk pergi ke Betlehem mencari tahu di mana bayi itu berada, dan kemudian meminta mereka untuk kembali dan melaporkan kepadanya. Dia menambahkan dengan liciknya, “ supaya akupun datang menyembah Dia.” Dia membayangkan bahwa sekitar satu atau dua hari dia akan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengadakan perjalanan ke Betlehem dan membunuh bayi itu; dan juga orang-orang Majus itu akan dibunuh karena sudah menyebabkan kegelisahan hatinya !
Kita ingin mengetahui apa yang dipikirkan oleh orang-orang Majus itu, ketika tiba di Yerusalem ibu kota Yahudi mereka mendapatkan babwa tidak ada seorangpun mulai dari penghuni istana sampai pada orang-orang miskin yang berada di tepi jalan yang mengetahui tentang kelahiran raja yang mulia. Mengapa mereka tidak kembali ke negeri mereka ? Mengapa mereka tidak mempercayai kalau-kalau bintang yang memimpin mereka menyesatkan ? Barangkali mereka ikut terhibur mendengar kata-kata Herodes babwa dia juga mau pergi dan menyembah bayi yang baru lahir; barangkali ini membangkitkan semangat mereka. Jadi mereka melanjutkan perjalanan, siap untuk memberitahukan pada Herodes, sesudah berterima kasih atas sambutannya.
Dalam perjalanan mereka ke Betlehem, mereka sekali lagi melihat bintang yang memimpin mereka dalam perjalanan dan kemudian berhenti di atas sebuah tempat di mana Anak itu berada. Mereka sangat bersukacita ! Bintang itu pada awal mulanya sudah menunjukkan pada mereka ke arah Yerusalem kendatipun tidak menuntun mereka ke arah sana. Tetapi sekarang bintang itu muncul kembali dan membawa mereka ke arah tujuan mereka, dan mereka sangat bersukacita.
Karena tidak ada tanda-tanda ajaib yang kelihatan baik dari keluarga atau si Anak yang menunjukkan bahwa Dia berasal dari sorga, maka baik Yusuf dan Maria barangkali tidak memberitahukan rahasia mereka pada orang-orang di Betlehem. Oleh karena itu nampaknya orang-orang Majus tidak akan dapat menemukan jalan yang menuju ke tempat Bayi itu tanpa adanya tuntunan dari bintang. Ketika mereka memasuki rumah, mereka menyembah Bayi itu dan memberikan persembahan-persembahan mereka. Mur berkaitan dengan kedudukan kenabianNya, kemenyan, menunjuk pada kedudukanNya sebagai Imam, sementara emas sesuai dengan kedudukannya sebagai Raja.
Para ahli perbintangan sudah mengadakan penelitian sehubungan dengan keberadaan dari bintang ini. Mereka menyelidiki hari kemunculan bintang-bintang yang langka, untuk dapat menunjukkan jenis bintang ini. Diketemukan bahwa, pada saat kelahiran Yesus, beberapa planet menggabungkan diri; sesuatu yang hanya terjadi sekali alam seratus tahun. Ini sudah menyebabkan beberapa orang berpikir bahwa peristiwa inilah yang menyebabkan
orang-orang Majus pergi ke Betlehem. Selain itu juga diketahui bahwa sebuah bintang yang bersinar-sinar secara luar biasa muncul pada waktu itu; tetap bertahan agak lama, tetapi kemudian lenyap. Ini sudah menyebabkan yang lain lagi percaya bahwa bintang inilah yang

memberikan petunjuk jalan menuju ke Betlehem. Yang lain lagi mengemukakan teori bahwa bintang itu tidak lain sebuah komet (bintang berekor) yang muncul hanya sekali, dan tidak sebagaimana bintang-bintang yang lain yang mempunyai orbit kecil yang kemunculannya kembali diketahui pada jarak waktu tertentu. Tetapi tidak ada seorangpun yang tahu dengan secara pasti sifat dari bintang yang satu ini.
Ketika orang-orang Majus melihat Anak yang bintangnya sudah mereka lihat peetama kali di Timur, mereka menemukan terang baru yang jauh melampaui peta-peta bintang yang sudah mereka selidiki yang menunjukkan besarnya perhatian mereka terhadap keagamaan. Lebih dari itu, mereka dinasehati dalam mimpi untuk jangan kembali ke Herodes, sehingga mereka mengambil jalan lain dalam perjalanan pulang ke negeri mereka.

9.1. Mengungsi Ke Mesir

Setelah orang-orang Majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata:

“Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibunya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu, untuk membunuh Dia.”

Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya anak itu serta ibunya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggallah di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleb nabi: “Dari Mesir Kupanggil AnakKu." (Matius 2:13-15)

Injil menurut Matius mengatakan bahwa segera sesudah orang-orang Majus pulang kembali ke tempat asal mereka, malaikat Tuhan menampakkan diri pada Yusuf dalam mimpi yang kedua kalinya memberitahu kepadanya untuk membawa Anak dan ibuNya, mengungsi ke Mesir, dan tetap tinggal di sana sampai mereka diberi tahu untuk kembali. Yusuf, yang menyadari bahwa sang Anak berada dalam bahaya, mentaati perintah ini dan dengan segera pergi ke Mesir.
Tidak diragukan lagi bahwa Penduduk Betlehem mulai menghargai Keluarga Kudus ini sebagai akibat dari kunjungan orang Majus yang menilai bahwa Anak ini adalah raja Israel yang baru. Barangkali mereka juga membawa persembahan-persembahan yang sangat bernilai. Tanpa adanya persembahan-persembahan yang sangat bernilai yang diberikan kepada si Anak, Yusuf tentunya tidak akan dapat mencukupi biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan perjalanan jauh ke Mesir. Ini diterima sebagai suatu bukti indah dari penyediaan Allah yang luarbiasa manakala ada keperluan untuk mewujudkan kehendaknya yang kudus.

9.2. Pembunuhan anak anak di Betlehem

Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua

tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia :

“Terdengarlah suara di Rama, Tangis dan ratap yang amat sedih, Rahel menangisi anak-anaknya Dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."

(Matius 2:16-18)

Jika kita mencoba untuk membayangkan apa yang-terjadi di istana Herodes sesudah
orang-orang Majus pergi, kita dapat menyaksikan dia menunggu-nunggu dengan tidak sabar kembalinya mereka untuk dapat memutuskan apa yang harus dia lakukan terhadap Anak itu. Tetapi orang-orang Majus tidak kembali lagi ke istananya. Ketika waktu yang disetujui bagi mereka untuk melaporkan kembali kepadanya sudah berlalu, maka dia tentunya mengirim utusan untuk mencari mereka. Ketika dia mengetahui bahwa orang-orang Majus telah memperdayakannya, dia sangat marah karena kehilangan kesempatan untuk mengetahui di mana Anak itu dilahirkan.
Dia mencoba untuk mencari tahu dari orang-orang yang ada di kota rumah mana yang baru saja dikunjungi oleh orang-orang Majus, tetapi yang bisa mereka katakan adalah bahwa keluarga tersebut adalah orang-orang Galilea dan bahwa mereka sudah pergi meninggalkan kota ke tempat yang tidak mereka ketahui. Ini menjadikan dia semakin marah karena dia mengira bahwa keluarga ini sengaja menyembunyikan sesuatu dari dia, dan berusaha untuk menyelamatkan anak mereka. Dia memutuskan untuk membunuh anak-anak dengan cara apapun dan menghukum penduduk Betlehem karena pengelabuan mereka dan kemungkinan berkomplot dengan orang-orang Majus. Jadi, mereka mengutus orang-orangnya untuk membunuh semua anak laki-laki yang berusia dua tahun ke bawah di Betlehem, baik yang berada di dalam kota maupun yang berada di pinggir kota, untuk memastikan bahwa tidak ada satupun yang dapat melarikan diri.
Matius melihat bahwa tindakan mata gelap dari Herodes ini sebagai penggenapan dari nubuatan Yeremia “Dengar ! Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih ” (Yeremia 31:1-5). Karena anak-anak ini dibunuh demi Kristus, maka beberapa sudah menganggap mereka sebagai orang-orang Kristen pertama yang mati sahid.

9.3. Kembali ke Nazaret

Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibunya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati.” Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibunya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasehati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleb nabi-nabi, bahwa la akan disebut: Orang Nazaret” (Matius 2:19-23).

Tidak lama sesudah peristiwa pembantaian anak-anak terjadi, Herodes tiran yang jahat dan kejam itu mendapatkan hukuman yang sepadan. Dia mati di istananya di Yerikho. Seseorang dapat membayangkan betapa gelisahnya hati nuraninya ketika diamati. Dia mengira bahwa dengan membunuh anak-anak bayi di Betlehem, dia akan hidup terus, karena Anak yang mengancam takhtanya sudah mati. Tetapi tidak lama kemudian, Herodes sendiri rnasuk liang kubur, sementara Yesus hidup dan selamat. Mulai sejak saat itu, kemahsyuran dan hormat bagi Kristus, manusia yang sempurna, menjadi semakin bertambah meningkat sampai pada saat sekarang ini.
Tinggalnya Keluarga Kudus ini di mesir singkat saja, karena malaikat menampakkan diri kepada Yusuf dalam mimpi memberitahu kepadanya bahwa untuk membawa Anak dan ibunya kembali ke Israel karena orang yang berusaha untuk membunuh Anak sudah mati. Yusuf segera saja mentaatinya.
Kita bisa membayangkan bahwa Yusuf dan Maria ingin sekali untuk tinggal di Betlehem, negeri dari leluhur mereka kota Daud yang indah dan terhormat. Selain dekat dengan Bait Allah di Yerusalem juga memiliki banyak sekolah agama yang baik. Di sini mereka berharap untuk membesarkan Anak itu sebagai pewaris dari takhta Daud. Tetapi sejak Arkhelaus, anak Herodes menggantikan kedudukan ayahnya, Yusuf takut kalau-kalau dia akan mengancam kehidupan Yesus. Raja ini sesudah mengawali dengan baik, ternyata tidak berbeda jahatnya dengan Herodes ayahnya. Kendatipun sebenarnya agak segan, Yusuf pergi ke Nazaret dan menetap di sana karena mendapatkan petunjuk melalui penglihatan sorgawi. Matius melihat bahwa keputusan ini merupakan penggenapan dari nubuat yang lain: “Ia akan disebut orang Nazaret” (Matius 2:23).

9.4. Masa kanak kanak yang unik

Masa kanak-kanak Yesus adalah unik dalam banyak hal: waktu yang tepat dari kelahiranNya, nubuatan-nubuatan dari orang-orang yang berusia lanjut (Simeon dan Hana nabiah itu), peristiwa-peristiwa di bumi dan di sorga dengan berbagai manifestasinya, dan berbagai penyampaian ungkapan luarbiasa yang menyertainya.

Pemberitaan-pemberitaan yang disampaikan menggenapi dengan secara ajaib
nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama sampai yang sekecil-kecilnya, dengan pemberitaan yang dilakukan oleh malaikat bahwa kabar kesukaan mengenai apa yang akan terjadi, yang diikuti dengan kesaksian yang luarbiasa dan nyanyian-nyanyian dari Elisabet, Zakharia dan Maria.
Banyak peristiwa-peristiwa luarbiasa yang terjadi sebelum kelahiran Yesus: penampakan malaikat kepada Zakharia dan kebisuannya yang sementara, kehamilan yang luarbiasa dari Elisabet isterinya, perintah yang diberikan kepada Yusuf dalam mimpi, waktu yang tepat dari sensus umum kekaisaran, tempat tinggal leluhur Yusuf di Betlehem (yang dinubuatkan

sebagai tempat kelahiran Mesias), penampakan malaikat-malaikat pada gembala-gernbala, kunjungan dari orang-orang Majus dari Timur, dan penyerahan di Bait Allah.
Seluruh ciptaan ikut terlibat di dalam penyambutan Kristus. Malaikat-malaikat mewakili ciptaan sorgawi, imam-imam mewakili para rohaniwan, gembala-gembala mewakili
orang-orang miskin, Maria dan Elisabet mewakili yang muda dan yang tua, Simeon mewakili orang-orang Yahudi yang saleh, Hana mewakili nabi-nabi, bintang di timur mewakili ciptaan, dan orang-orang Majus, mewakili orang-orang kaya, bangsawan dan orang-orang berhikmat di luar Yahudi.
Waktu kelahiran Kristus menggenapi nubuat-nubuat Perjanjian Lama, dan Rasul Paulus berkata: “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat” (Galatia 4:4). Yesus, Raja Damai datang pada waktu yang damai dan unik dalam sejarah. Sarana angkutan sangat mudah dan aman di selurub Kerajaan Romawi, yang menyebabkan penyebaran Kabar Baik oleh Para Rasul berlangsung dengan mudah. Di bawah hukum Romawi, ada kebebasan beragama. Bahasa dan kultur Gerika sudah menyebar di seluruh kawasan. Semua ini menyebabkan komunikasi menjadi semakin mudah, teristimewa pada waktu yang bersamaan orang-orang Yahudi sudah menerjemahkan Alkitab dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Gerika.
Kelahiran Juruselamat bertepatan dengan periode di mana kehidupan moral berada dalam tingkat kemerosotan dengan maksud untuk menekankan kebutuhan umat manusia akan Juruselamat yang akan mendatangkan penebusan yang memadai dengan otoritas yang cukup untuk menyelamatkan semua. Hati dari beberapa orang saleh Yahudi sudah mulai
berputus-asa. Orang-orang Yahudi tersebar di mana-mana di seluruh muka bumi, mengharapkan dan menanti-nantikan kedatangan Juruselamat. Mereka adalah orang-orang yang masih tetap menggantungkan hidupnya pada Allah, yang dengan demikian memberi kesempatan yang luas pada rasul-rasul Yesus untuk mengawali dengan pemberitaan Injil mereka, dan kemudian terus berlanjut kepada orang-orang di luar Yahudi.
Semua keadaan sudah sangat masak untuk penyebaran Injil, dimulai dari antara orang-orang Yahudi dan dilanjutkan dengan pemberitaan Injil kepada orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dalam batas-batas tertentu, pemerintahan Romawi pada awalnya melindungi Gereja yang masih muda dari fanatikisme Yahudi yang mau membunuh Kekristenan sebagaimana yang mereka lakukan terhadap pendirinya.
Melihat semua hal yang terjadi, maka tidaklah mengherankan kalau Markus mengawali tulisannya tentang Injil dengan kata-kata, “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.”

10. MASA KANAK KANAK YESUS

Adalah suatu misteri bahwa keempat Injil tidak menyebut apapun mengenai kehidupan Kristus sampai Dia mencapai usia dua belas tahun. Kisah mengenai Yesus dimulai lagi ketika Dia mengawali pelayananNya di hadapan umum pada usia tiga puluh tahun, mengajar, dan mengadakan berbagai mujizat serta tanda ajaib.

Bagaimana kita bisa membicarakan mengenai sesuatu yang Yesus lakukan atau katakan selama masa kanak-kanaknya ? Penyataan Ilahi tidak memberitahukan apa-apa mengenai masa-masa tersebut sampai Dia mencapai usia dua belas tahun. Kami menyebut masa-masa ini sebagai “masa-masa yang tersembunyi.”
Kita dapat memperkirakan bahwa Dia hidup sebagaimana anak-anak Yahudi pada umumnya. Dia memelihara Hukum Musa, Dia pergi ke sekolah dengan kawan-kawanNya, dan sangat menonjol sekali di dalam kelas baik dari segi pemahaman pelajaran dan tingkah-laku. Dia juga mengalami godaan-godaan maupun ujian-ujian dari sesama kawan sekolah karena Dia juga digodai sebagaimana mereka dan bisa merasakan bersama-sama dengan mereka; hanya Dia tidak berbuat dosa.

10.1. Pada usia dua belas tahun

Pada waktu Yesus berusia dua belas tahun, Dia mengunjungi Bait Allah di Yerusalem bersama-sama dengan Maria dan Yusuf. Sesudah kejadian itu delapan belas tabun berlalu dan sehubungan dengan masa delapan belas tahun tersebut penyataan Ilahi tidak menyampaikan apa-apa. Bagaimam seseorang bisa menafsirkan masa-masa sunyi yang kelihatannya aneh ini yang dijumpai dalam keempat Injil kecuali mendapatkan dorongan serta campur tangan dari Roh Kudus yang mengilhami Kitab-kitab ini ? Beberapa orang Kristen selama Abad Kegelapan tidaklah sama dengan masa-masa sunyi ini. Mereka mulai menemukan kisah-kisah dan menulis cerita-cerita yang tidak nyata sehubungan dengan apa yang terjadi selama periode ini, berdasarkan angan-angan dan khayalan mereka. Mereka mengira bahwa hal ini akan menambah mengharumkan nama Kristus. Tetapi kenyataannya usaha-usaha ini hanya menunjukkan kebodohan dari usaha-usaha mereka.

Kendatipun demikian pertanyaan-pertanyaan berikut ini tetap saja ada: Mengapa ada kediam dirian dalam hal ini, di balik tersedianya sarana informasi yang mudah sekali untuk didapatkan ? Untuk menjawabnya, seseorang bisa mengatakan bahwa peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian pada awal dari masa kanak-kanak Yesus menunjukkan ciri-ciri khas yang penting dari keberadaanNya sebagai juruselamat. oleh karena itu penting sekali bahwa ciri-ciri khas atau penampilan-penampilan khusus ini disembunyikan cukup lama untuk menunjukkan segi kemanusiaanNya yang sejati.
Lebih dari itu keIlahianNya disembunyikan dari orang-orang selama tiga puluh tahun masa persiapan sampai Dia dinyatakan untuk pelayanan. Kemudian, tanda-tanda dari leIlahianNya dimunculkan sampai pada masa-masa akhir dari kehidupanNya di bumi.

Kediam dirian itu merupakan bukti yang kuat yang membantah pemikiran keliru yang mengatakan bahwa karya Kristus yang terbesar adalah menjadi contoh teladan bagi orang-orang untuk diikuti. Jika hal ini benar, maka adalah perlu bagi rasul-rasul untuk menuliskan semua perbuatan dan perkataan Yesus selama seluruh periode pada saat Dia menjalani kehidupan normal sebagai seorang tukang kayu di Nazaret.
Maksud tujuan dari mereka yang menuliskan peristiwa-peristiwa dalam Injil adalah bukan untuk mendekontaminasikan sejarah riwayat hidup. Tetapi, untuk menyaksikan Kristus sebagai pembaharu dan juruselamat. Itulah sebabnya mengapa keempat lnjil berisi catatan sejarah dari kehidupanNya, istimewa membicarakan mengenai pelayananNya di hadapan umum. Namun demikian rincian yang lengkap sampai pada hal, yang sekecil-kecilnya dari kehidupanNya di bumi yang tidak mereka cantumkan, akan sangat menarik perhatian umum, kalau saja ditulis untuk kita.
Kendatipun Nazaret adalah sebuah kota yang kelibatannya sangat sedeerhana kota tersebut merupakan tempat yang sesuai bagi Yesus untuk tinggal. Sekelompok imam-imam menjadikan Nazaret sebagai tempat Pertemuan dan dari tampat itu mereka mengadakan perjalanan ke Bait Allah di Yerusalem. Orang-orang yang tidak dapat melanjutkan perjalanan mereka biasanya mempergunakan minggu pelayanan mereka di Nazaret, menjalankan
tugas-tugas keagamaan mereka di sana. Yesus tentunya mengamati mereka dan belajar banyak dari mereka. Nazaret juga merupakan bagian dari jalan raya utama yang terletak di antara Punisia menuju ke Mesir dan antara Laut Tengah dan daerah pedalaman. Ini memberikan kesempatan pada Yesus untuk mengamati kecenderungan trjadinya berbagai perubahan kultur dan adat istiadat. Dengan tinggal di sebuah kota miskin seperti Nazaret Yesus terdidik dalam berbagai bentuk kebajikan dari kerendahan hati dan kesederhanaan keagamaan, karena Dia berada jauh dari pusat kehidupan keagamaan Yahudi di Yerusalem di mana kemunafikan, kemewahan dan tradisionalisme bermunculan di mana-mana. Sifat- sifat seperti ini mengaburkan kesalehan yang sebenarnya dan mematikan semangat keagamaan karena pelaksanaan yang terlalu berlebih-lebihan sehubungan dengan ketetapan-ketetapan Hukum Torat. Kenyataanya, ini akan merupakan tempat di mana di kemudian hari Kristus akan menyampaikan Pengajaran-pengajaran yang tegas sehubungan dengan hal-hal ini, bahkan menegur para pemimpin keagamaan dengan kata-kata yang pedas dan tajam.
Selama tahun-tahun dari masa kanak-kanak Yesus, asal-usulnya yang Ilahi cenderung untuk menjauh dari pikiran orangtuaNya. Mereka tanpa sadar sudah menganggap Dia hanya sebagai biasa karena kehidupanNya sebagai anak-anak pada dasrnya tiak jauh berbeda dari anak-anak lain yang sebaya dengan Dia. Kenyataan itu barangkali ada baiknya juga karena bilamana tidak Dia akan kehilangan pengalaman yang bermaca-macam dari kehidupan manusia secara normal, terlebih lagi jika orangtuaNya merasa sangat terikat untuk mentaati Dia, maka akan menimbulkan keseganan dalam mendewasakan Dia. Sebagaimana yang terjadi, Dia bergaul biasa dengan anak-anak seusiaNya, ikut mengambil bagian dalam

pengalaman-pengalaman dan ujian-ujian mereka sampai kehidupanNya di hadapan umum dimulai.
Kita tidak ragu-ragu lagi bahwa Dia, sebagai seorang anak laki-laki, penuh dengan keramahan, perhatian dan belas kasihan terhadap penderitaan orang lain. Untuk alasan inilah, maka orang akan merasa takjub terhadap kesabaran dan penguasaan emosi yang dipunyaiNya selama tahun-tahun menyendiri di Nazaret sementara menanti-nanti untuk memulai
kehidupan PelayananNya yang untuk itu Dia sudah datang dari sorga.
Yesus harus bekerja sebagai tukang kayu dan mendapatkan penghasilan untuk kehidupanNya. Karena hal ini, orang lain mengira bahwa Dia tidak lebih sebagai “tukang kayu,” atau “anak Maris.” Dia belajar untuk berpadan dengan keadaan lingkungan di mana Dia berada dan tunduk pada penatua-penatua setempat. Sebagai dukungan dari kesimpulan kami bahwa kehidupanNya di bumi adalah kehidupan yang serba biasa adalah kenyataan bahwa saudara-saudaraNya dalam kehidupanNya selama berada di bumi tidak percaya kepadaNya, bahkan kemahsyuranNyapun tidak sampai tersebar keluar ke kota-kota disekitarnya. Natanael, yang tinggal di Kana, di Galilea, tetangga kota Yang dekat tidak pernah mendengar tentang Dia selama tabun-tahun hidupNya sebagai kanak-kanak, demikian juga halnya dengan orang-orang di Kapernaum atau Betsaida, yang sedikit agak jauh dari Kana. Sejarah dari kehidupan Yesus dapat diringkaskan dalam kata-kata Lukas sang
penginjil. “Anak itu bertambah besar dan menjadi penuh hikmnat dan kasih karunia Allah ada padaNya (Lukas 2:40). Kata-kata Lukas ini menunjukkan bahwa Yesus bertambuh besar secara alami, dan sangat disukai baik oleh Allah dan manusia. Kita bisa membayangkan bagaimana orang-orang mengasihi Dia, karena Dia selalu siap untuk melayani mereka. Dia tidak pernah menyakiti siapapun dan membalas ketidakbadikan dengan kasih. Saat untuk menghadapi perlawanan dari kekuatan si jahat, (Iblis dan anak buahnya) masih belum tiba. Dan masa itu akan tiba pada saat kemahsyuran dan kemenonjolan Yesus menimbulkan iri hati, kebencian dan kecemburuan dari orang-orang jahat dan tokoh-tokoh besar pada zamanNya.

10.2. Anak muda yang di Bait Allah

Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun Pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tuanya. Karena mereka menyangka bahwa la ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; la sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil

mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat beran akan kecerdasanNya dan segala jawab yang diberikanNya. Dan ketika orang tuaNya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibuNya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami. BapaMu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” JawabNya kepada mcreka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakanNya kepada mereka (Lukas 2:41-50).

10.3. Yesus semakin bertumbuh didalam hikmat dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia

Lalu la pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibunya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia (Lukas 2:51-52).

Ketika Yesus berusia dua belas tahun, Dia mengadakan perjalanan dari Nazaret ke Yerusalem. Yusuf, sebagai kepala keluarga, harus mengunjungi Bait Allah di Yerusalem setiap tahunnya, dan yang sangat tepat adalah pada hari raya Paskah. Maria dan para wanita pada umumnya, tidak diharuskan untuk pergi, demikian juga halnya dengan anak-anak yang di bawah usia dua belas tahun yang belum berkewajiban untuk “menerapkan
ketetapan-ketetapan Hukum Torat.”
Tahun itu hari raya Paskah jatuh pada tanggal delapan bulan Nisan (diperkirakan sekitar April), jadi orang tuaNya membawa Dia ke Yerusalem untuk yang pertama kalinya. Mungkin sekali untuk menggambarkan persiapan-persiapan yang dilakukan untuk perjalanan dan perjalanan itu sendiri yang akan ditempuh oleh Anak ajaib ini. Iring-iringan bisa melalui
salah satu dari dua jalan: bisa lewat melalui jalan Samaria dan diperhadapkan pada ancaman kejahatan dari orang-orang Samaria, atau mengambil jalan yang agak lebih jauh, sebelah
timur sungai Yordan, jadi sebanyak dua kali menyeberangi sungai. Orang-orang Yahudi yang taat pada agama lebih suka mengambil jalan yang kedua. Jalan manapun yang diambil, perjalanan ke Yerusalem memakan waktu sampai lima hari.
Jelas sekali, bahwa Yesus melompat-lompat kegirangan ketika melihat kemegahan dari Bait Allah dan mendengarkan banyak orang dari seluruh dunia menyanyikan nyanyian pujian dan mazmur dalam perjalanan mereka ke Yerusalem. Selanjutnya, Dia akan menyaksikan pelayanan dari imam-imam dan imam besar mewakili orang-orang berdosa yang bertobat dan mulai menghargai peranan mereka. Setiap orang yang berusaha untuk mencari damai dengan Allah harus mempersembahkan korban-korban persembahannya di tangan imam-imam ini
Yusuf, Maria dan Yesus menghabiskan hari-hari mereka di kota sebagaimana yang dilakukan oleh para peziarah lainnya, dengan khusuk menghadiri pertemuan doa dan upacara-upacara

lainnya di Bait Allah sehubungan dengan hari raya Paskah ini, istimewa korban-korban persembahan. Yesus tentunya mengetahui bahwa semua rincian dari upacara Paskah ini melambangkan Dia, Anak Domba Allah. Dia tentunya juga sadar bahwa melalui Dia, semua upacara yang sudah berjalan selama seribu lima ratus tahun itu akan berakhir. Sudah pasti, rohNya sendiri dengan penuh kegembiraan dan harapan sangat tersentuh, untuk ikut terlibat dalam upacara-upacara Perayaan Paskah ini untuk yang pertama kalinya.
Semua orang yang bergaul dengan Anak ini di Yerusalem tidak menyadari sama sekali bahwa Dia adalah Mesias mereka yang dijanjikan. Adalah baik bahwa mereka tidak mengetahui hal ini, karena kalau mereka tahu mereka tidak akan mengijinkan Dia untuk pulang kembali ke Nazaret sesudah Perayaan Paskah, dan konsekuensinya, Dia tidak dapat mempersiapkan dirinya untuk tugas besar yang harus dijalaniNya.
Sepertinya disepanjang hari itu Yesus terpisah dari orang tuanya, tetapi hal ini tidak menjadikan mereka kuatir, karena mereka yakin akan sifat-sifat Yesus. Dia mempergunakan waktunya di sepanjang hari untuk ikut kelas-kelas keagamaan di mana para pengajar dan pengkhotbah yang terbaik mengajar dan berkhotbah, keinginanNya adalah untuk belajar dan mendapatkan sesuatu yang sangat berguna. Dia tentunya sangat heran menyaksikan adanya perbedaan besar di antara pemikiranNya sendiri dan dangkalnya pengajaran dari guru-guru besar ini. Dia tentunya memaksakan adanya kebutuhan besar untuk pengajaran rohani yang baru yang akan membawa kepada kesalehan yang sebenarnya dan pola hidup yang benar.
Hari-hari perayaan Paskahpun berakhir dan keluarga mengadakan perjalanan pulang ke Nazaret dengan tidak ada seorangpun yang menyadari bahwa Yesus tidak ada bersama-sama dengan mereka. Dia masih berada di Yerusalem mendengarkan dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada guru-guru agama. Pada waktu malam tiba dan tidak nampak ada tanda-tanda mengenai keberadaanNya, orang tuaNyapun lalu kembali ke Yerusalem penuh dengan perasaan kuatir dan kesal. Mereka mencari di semua tempat tetapi tidak dapat menemukan mereka. Akhirnya pada hari ketiga, mereka menemukan Dia berada di antara para sarjana dari bangsa mereka, yang menunjukkan rasa hormat bercampur takjub dan keheran-heranan karena pertanyaan-pertanyaanNya yang menantang dan
pemikiran-pemikiran yang menyegarkan. Adalah wajar bagi Maria, ibuNya, kendatipun senang menemukan Dia, menegur Dia sambil berkata, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami ? BapaMu dan aku dengan cemas mencari Engkau.”
Di dalam keadaan seperti itu orang tidak dapat menyalahkan seorang ibu. Tetapi, mengetahui keberadaan mental dan kekuatan moralNya yang luarbiasa, seharusnya Maria menguasai diri untuk tidak menegur Dia. Suatu sikap teguran yang halus ada terkandung dalam tanggapanNya ketika Dia berkata, “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku berada di rumah BapaKu ?”. Dia tidak meminta maaf ataupun mohon pengertian. Dia hanya mengatakan bahwa pekerjaanNya adalah melakukan kehendak dari BapaNya, bahkan lebih dari kehendak orang tuaNya secara alami. Yusuf bukanlah BapaNya yang sebenarnya. BapaNya adalah

yang melahirkan Dia di dalam Roh. Seorang bisa mengatakan bahwa jika Dia anak biasa yang tidak berbeda dengan anak-anak pada umumnya, maka Dia layak mendapatkan teguran karena kelakuanNya itu. Seorang anak berusia dua belas tahun tidak seharusnya bertindak seperti itu apalagi di tempat yang asing, dan seharusnya Dia memberitahu orang tuanya bahwa Dia akan tinggal agak lama di Yerusalem; Dia juga tidak seharusnya menjawab kekuatiran ibunya dengan kata-kata seperti itu yang menunjukkan ketidaktahuan dari sang ibu: “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?”
Maria merupakan satu-satunya sumber dari keterangan ini. Sepertinya dia tidak mengerti dengan jelas apa yang dimaksudkan oleh Anaknya, tetapi dia “menyimpannya dalam hatinya.” Mengapa dia di kemudian menyatakan kejadian yang memalukannya ini? Mengapa Lukas yang Penginjil menampilkan kepada kita profil seorang Anak yang nampaknya tidak mentaati orang tuanya ?
Jika kita mengenal Anak ini, sebagaimana digambarkan dalam Injil, bahwa Dia tidak hanya manusia tetapi juga Ilahi maka hal itu tidak lagi merupakan persoalan bagi kkita. Dalam kasus itu kita memahami reaksiNya terhadap kata-kata ibuNya, “BapaMu dan aku…” karena Dia mengingatkan kepada Maria bahwa BapaNya adalah Allah dan bukan Yusuf. Oleh karena itu Dia tidak harus berkewajiban melakukan kehendak mereka, seperti yang seharusnya dilakukan oleh anak-anak yang lain. Dan jawabanNya, Lukas sang Penginjil menginginkan agar kita mengerti babwa Yesus mengetahui bahwa Dia adalah Anak Allah, hal yang barangkali orang tuaNya tidak menyadarinya.

Kita harus memberi perhatian pada kata-kata Yesus, karena kata-kata tersebut merupakan pernyataan pertama yang dicatat. Salah satu ungkapan dari kata-kata itu adalah, “Aku harus berada di dalam rumah BapaKu,” merupakan suatu perkenalan yang sangat tepat untuk sepanjang hidupNya. Hal itu merupakan prinsip yang Dia berlakukan bagi diriNya. Dia tidak pernah satu kalipun menyimpang dari prinsip itu sejak awal dari kesadaranNya akan keberadaan diriNya sampai Dia menyelesaikan kerjaanNya dan naik ke sorga.

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita,seorang putera telah diberikan untuk kita, lambang pemerintahan ada di atas bahunya dan namanya disebut orang penasehat ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai (Yesaya 9:5): Nubuat tentang Kristus oleh Yesaya, seorang lmam, 700 tahun sebelum Yesus dilahirkan

11. YOHANES PEMBAPTIS MEMPERSIAPKAN JALAN

Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata:

“Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya.”

“Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis,

berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang. Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami!Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini ! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi la yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ditanganNya. Ia akan membersihkan tempat pengirikanNya dan mengumpulkan gandumnya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakarnya dalam api

yang tidak terpadamkan.” (Matius 3:1-12)

Yesus berkata mengenai diriNya sendiri, “Akulah terang dunia” (Yohanes 8: 12). Sebelum terangNya yang besar menampakkan diri, cahaya fajar muncul di dalam pribadi sanaknya, Yohanes Pembaptis, Yang beritanya adalah:”Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasutNyapun aku tidak layak,” (Markus 1:7). Cahaya fajar yang mendahului penampilan Kristus ini dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya oleh nabi-nabi, seperti dalam Yesaya 40:3 dan Maleakhi 3:1 dan 4:5. Yesus menyebut Yohanes sebagai “pelita yang menyala dan yang bercahaya” (Yohanes 5:35). Rasul Yohanes mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis adalah seorang yang diutus dari Allah untuk memberikan kesaksian tentang Kristus (Yohanes 1:8).
Kedudukan Yohanes Pembaptis ditentukan pertama-tama oleh nubuat-nubuat ini, kemudian melalui rangkaian mujizat yang menyertai kelahirannya, dan akhirnya melalui kuasa yang luarbiasa yang terdapat dalam pemberitaannya dan baptisan. Dia segera menjadi otoritas moral dan spiritual di antara orang-orang Yahudi, para Pemimpin Yahudi dan bahkan Herodes Antipas raja mereka yang jahat. “Apakah Dia ini Mesias ?” demikian pertanyaan orang-orang Yahudi. Yohanes mendapatkan nama baik dengan tanpa adanya tanda-tanda kemuliaan yang diharapkan oleh orang-orang Yahudi dari Mesias, dan bahkan tanpa ada satu bukti mujizatpun untuk membuktikan panggilannya.
Dukungan yang paling penting sehubungan dengan keberadaan orang itu, adalah kesaksian-kesaksian dari Kristus sendiri. Yesus berbicara mengenai dia kepada bangsa itu dalam kata-kata berikut: “Jadi untuk apakah kamu pergi ? Melihat nabi ? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. Karena tentang dia ada tertulis. Lihatiah, Aku menyuruh utusanku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalanMu di hadapanMu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya” (Matius 11:9-11).

Kebesaran dari Yohanes adalah sama dengan yang digambarkan oleh Daniel ketika dia berkata:

“Dan orang-orang yang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya” (Daniel 12:3)

Yohanes mendahului Yesus dalam roh dan semangat Elia untuk mempersiapkan dunia bagi kedatangan Mesias. PelayananNya, seperti pelayanan Elia, adalah untuk menegur umat Allah karena penyimpangan mereka dari hukum-hukumNya dan karena mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal dan kebiasaan-kebiasaan yang jahat dan merusak yang mereka dapatkan dari bangsa-bangsa di sekeliling mereka.
Hati nurani dari manusia biasanya cenderung untuk mendengarkan pengkhotbah yang berbicara di dalam roh dan semangat dari nabi-nabi besar seperti Musa, seorang yang menerima firman hidup yang disampaikan kepada kita (Kisah Para Rasul 7:38). Petrus mendukung prinsip ini, melalui ilham Roh Kudus, dia berkata: “Jika ada orang yang berbicara biarlah dia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah” (1 Petus

4:11). Seorang pengkhotbah seperti Yohanes, dipenuhi dengan Roh Kudus, mendapatkan banyak pendengar. Dia tidak menyampaikan kata-kata filsafat ataupun mecari kata-kata yang indah yang menyenangkan orang banyak. Dia tidak berkhotbah demi uang, tetapi dia adalah penyampai Firman Allah yang memberitahu dia: “Oleh sebab itu pergilah Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan” (Keluaran 4:12). Yohanes Pembaptis bisa dikatakan sebagai yang sehati dengan Rasul Paulus yang mengatakan: “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil !”' (1 Korintus 9:16).

Orang tua Yohanes Pembaptis mati ketika dia masih seorang anak muda. Dia tidak punya saudara laki-laki ataupun perempuan. Ketika dia menginjaak dewasa, dia tidak menjadi imam seperti ayahnya. Dia tahu bahwa dia harus menjadi seorang Naziri. Dia tinggal di padang gurun dan mengikuti gaya hidup seorang petapa. Pakaiannya terbuat dari kulit unta. Dia mengenakan ikat pinggang kulit. Dia makan belalang dan madu hutan. Dia hidup sangat berbeda dari Kristus, yang untuk selama tiga puluh tahun, hidup dan tinggal dalam kehidupan seperti manusia biasa. Kisah Yohanes Pembaptis, di dalam Injil, tidak memberitahukan kepada kita apapun mengenai kehidupannya pada masa kanak-kanak sampai dia mencapai usia tiga puluh tahun. Satu-satunya yang memberitahukan mengenai kehidupannya sampai pada saat kemunculannya tiba adalah Lukas 1:80: “Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.”
Di balik perbedaan cara penampilan diri yang bisa dilihat antara Kristus dan Yohanes Pembaptis, kedua-duanya sama tegasnya dalam mengutamakan nilai-nilai rohani di dalam kehidupan. Kedua-duanya mempunyai suatu pamtian yang sangat kuat untuk mendatangkan pembaharuan kepada masyarakat dan memiliki keberanian dalam menyampaikan kebenaran.

Yohanes menegaskan mengenai kesamaan hak, dan keberadaan di antara sesama umat manusia. Dia mengajarkan bahwa yang rendah akan ditinggikan, dan yang tinggi akan direndahkan; yang berlekuk-lekuk akan diratakan. Dia menyerukan agar jalan kebenaran dan jalan sorga diluruskan, senantiasa menekankan perlunya pertobatan (Yesaya 40:4). Jadi pengampunan tidak akan terjadi dengan sendirinya pada saat kematian, ataupun sesudah melakukan perbuatan-perbuatan baik, tetapi pengampunan itu akan merupakan pemberian atau kasih karunia Ilahi, yang akan segera diberikan pada saat pertobatan, yang mendorong orang-orang berdosa menyerahkan dirinya pada Allah.
Tidak diragukan lagi, alasan mengapa orang banyak tertarik pada Yohanes Pembaptis adalah tersebarnya kepercayaan pada waktu itu bahwa kedatangan Kristus sudah dekat. Ketika Yohanes Pembaptis mengumumkan di hadapan orang banyak bahwa Kristus sudah datang, maka perhatian serta semangat keagamaanpun menjadi semakin meningkat. Orang-orang dalam jumlah besar berdatangan kepadanya. Namun demikian dia tidak segan-segan untuk secara terbuka dan terang-terangan menegur dan menelanjangi kejahatan mereka, dengan demikian hal ini menegaskan keberadaannya sebagai seorang nabi; dia adalah suara yang berseru-seru di padang gurun. “Dia hanyalah utusan Allah dengan petunjuk dan pengajaran bagi umat. Waktunya singkat dan pehukuman akan segera berlangsung:” kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang “ Dia memperingatkan bahwa Kristus mempunyai alat penampi ditanganNya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan, untuk mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung, tetapi sekam dan debu jerami akan dibakarnya dalam api yang tidak terpadamkan.
Suara Yohanes Pembaptis adalah “suara dari seorang yang berseru-seru di padang gurun” Suara yang berseru-seru tersebut, merupakan gema dari kilatan guruh dan halilintar di Sinai ketika Hukum diberikan. “Siapakah yang mengatakan kepada kamu untuk melarikan diri dari pehukuman yang akan datang ?” dengan tegas dan berwibawa dia menanyakan hal itu kepada para pendengarNya yang ketakutan (Lukas 3:7). Dia memberitahukan kepada mereka bahwa penyelamatan akan terjadi melalui perubahan sikap dan tingkah-laku mereka. Dia meyakinkan mereka bahwa menjadi keturunan Abraham tidak akan secara otomatis memastikan mereka sehubungan dengan janji berkat terhadap anak-anak Abraham karena Allah dapat menjadikan anak-anak Abraham dari batu-batu. Dia tidak akan menganggap orang-orang yang mengabaikan kebenaran Abraham untuk menjadi keturunannya. Pemberitaan Yohanes Pembaptis sedemikan berhasil, sehingga banyak orang berdatangan mau mendengarkan pemberitaannya. Dia mendatangkan pengaruh atas semua orang dari semua golongan dan menunjukkan hikmat di dalam jawaban-jawaban yang dia berikan kepada orang-orang yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendesak.
Yohanes mengisyaratkan karya Kristus yang lebih besar yang akan terjadi, dan
khotbah-khotbahnya tidak selalu mendatangkan ketakutan pada para pendengarnya. Dia mengatakan bahwa kendatipun dia membaptiskan dengan air, baptisan itu hanya merupakan

simbol yang membayangkan baptisan dari Roh Kudus, yang hanya Allah dapat memberikan. Dalam perkataan lain dia mengatakan bahwa Kristus adalah Allah, karena tldak ada manusia biasa yang dapat membaptis dengan Roh Kudus. Ketika dia mengatakan bahwa Kristus, yang akan datang sesudah dia, yang juga sudah ada sebelun dia, dia memberikan bukti yang lain bahwa Kristus adalah lebih dari sekedar manusia biasa.
Nyata jelas bahwa yohanes pembaptis memang meratakan jalan bagi Kristus karena banyak orang dipersiapkan melalui khotbah-khotbahNya untuk mendengarkan ajaran-ajaran Yesus dan untuk menerima itu ajaran-ajaran kemudian. Dia mempergunakan kata-kata yang sama yang Kristus sendiri pergunakan pada saat mengawali pelayananNya di hadapan umum, dengan mengatakan, “Bertobatlah, karena Kerajaan Sorga sudah dekat” (Matius 4:1).
Allah memilih Yohanes Pcmbaptis dari garis keturunan imam untuk mempersiapkan jalan bagi Kristus, Juruselamat. Dia merupakan mata rantai antara Perjanjian Lama dan Baru. Allah membangkitkan dia sebagai seorang nabi dan bukan sebagai seorang imam. Dia menjadikan dirinya nabi terakhir Perjanjian Lama dan penginjil pertama Perjanjian Baru. Allah memilih dia dari antara sanak famili Yesus secara alami untuk mengkuduskan
hubungan keluarga, karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat sebagaimana juga halnya keluarga sebagai dasar untuk iman yang kuat. Dengan demikian kepala dari setiap keluarga adalah imam-imam dan juga sebagai pemimpin keagamaan. Pelajaran-pelajaran agama yang diterima di gereja-gereja dan sekolah-sekolah erat hubungannya dengan agama yang diajarkan dan dipraktekkan dalam keluarga.
Suara yang dikumandangkan di padang belantara terdengar di seluruh kawasan di negara itu. Nama baiknya menjadikan dia dihormati oleh banyak kalangan, termasuk Raja Herodes AntiPas. Pada suatu hari, Kristus datang kepada Yohanes di tepi sungai Yordan ketika masa tiga puluh tahun persiapanNya sudah berakhir. Keberadaan yang sebenarnya dari pribadiNya sudah mulai dibukakan, tetapi sekarang, seperti benih yang tumbuh di tanah, adalah saatnya kebenaran dimunculkan.

11.1. Kristus meminta Yohanes Pembaptis untuk membaptiskan-Nya

Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya, “Akulah yang perlu dibaptis olehmu, dan Engkau yang datang kepadaku ?” Lalu Yesus menjawab, kataNya kepadanya, “biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah. Dan Yohanespun menurutiNa. Sesudah dibaptis Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNalah aku berkenan” (Matius 3:13-17).

Saat untuk penampilan Kristus sudah tiba. Dia dimaksudkan untuk mengawali penebusan manusia. Dia membaur dengan orang-orang miskin dalam kumpulan orang banyak, dan

menjumpai Yohanes Pembaptis minta untuk dibaptis oleh dia.
Yesus melihat orang-orang berdatangan mengaku dosa-dosa mereka dan menerima baptisan sebagai suatu tanda pengampunan. Dia mendengar Yohanes Pembaptis memberikan kepada mereka nasehat-nasehat yang baik. Dia melihat bagaimana Orang-orang sangat menghormati Yohanes. Yesus meminta untuk dibaptis dengan tanpa persyaratan-persyaratan Yang biasanya harus dipenuhi, yaitu: pengakuan dosa dan pertobatan. Yohanes sadar akan kekudusan Kristus yang sempurna dan menolak untuk membaptiskan Dia. Dia mencoba untuk mencegah Dia, dengan mengatakan “Akulah yang perlu dibaptis olehMu dan Engkau datang kepadaku” ? (Matius 3:14)
Yohanes berasal dari darah bangsawan. Dia berasal dari keturunan Imam yang sangat baik dan terhormat di Yudea, daerah atau kawasan terbesar di Tanah Kudus. Kendatipun demikian orang tidak perlu terkejut melihat dia berbicara kepada Kristus dengan penuh kerendahan
hati. Dia tahu bahwa dia berbicara kepada Mesias yang kedatanganNya sudah dia sebarluaskan. Yohanes merendahkan diri dan bersikap lembut di hadapan Yesus, kendatipun dia sangat tegas dan keras dengan pemimpin-pemimpin Yahudi. Dalam satu saat dia menegur mereka dengan mengatakan “Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang memberitahukan kamu untuk melarikan diri dari penghukuman yang akan datang ?” (Matius

3:7). Bagaimana dia bisa merendahkan dirinya di depan seorang tukang kayu sederhana, mengatakan bahwa dia perlu untuk dibaptiskan oleh Dia?

Yohanes Pembaptis di balik kesalehannya, semangat keberaniannya dan keberhasilannya dalan pelayanan ditunjukkan melalui kata-kata ini bahwa dia adalah seorang yang berdosa. Dia tahu dia membutuhkan seseorang untuk membaptiskan dia untuk pertobatan. Kerendahan hati yang sedemikian itu menunjukkan kebesaran jiwanya, karena memiliki kesadaran akan Dosa ditunjukkan melalui kesalehannya yang menonjol. Yesus menjawab dengan hikmat dan kesungguhan, sebagai seorang Guru yang berbicara kepada muridnya. Dia berkata, “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah” (Matius 3: 1 5).
Adalah sangat berguna untuk berhenti sebentar dan merefleksi pernyataan ini karena ini merupakan perkataan Yesus yang pertama sebagai orang dewasa yang dicatat untuk kita. Dari kata-kata, “menggenapkan,” kita mengerti bahwa Dia mau dibaptis, bukan karena Dia
memerlukanNya, tetapi karena hal itu hal yang benar untuk dilakukan. Tidak seperti Yohanes Pembaptis, Dia tidak mengatakan bahwa Dia perlu untuk dibaptis oleh dia, tetapi Dia tunduk pada upacara baptisan ini untuk memberikan dukungan pada pelayanan Yohanes Pembaptis, meningkatkan pengaruhnya di antara orang banyak, dan mendorong orang lain untuk mendengarkan khotbah-khotbahnya dan minta untuk dibaptis. Dalam cara ini, Dia akan menolong Yohanes untuk memenuhi tugasnya dalam hal mempersiapkan jalan bagi Kristus.
Pembaptisan Yohanes sangat berarti dalam dua hal: pertama hal itu merupakan simbol atau

gambaran penyucian dari dosa, dan yang kedua menunjuk pada suatu pelayanan dalam kerajaan yang baru yang mana Yesus akan dirikan, yang membawa kepada suatu kehidupan baru yang akan bisa dinikmati oleh mereka-mereka yang dibaptiskan.
Dalam pengertian yang pertama, Kristus tidak dibaptiskan untuk dosa-dosanya, tetapi secara simbolis dan sebagai pengganti, karena Dia mengambil tempat setiap orang berdosa ketika Dia mengambil alih bagi diriNya tubuh Dosa kita; tetapi Dia sendiri tidak ada Dosa. Seperti kepercayaan Yahudi yang menganggap sesuatu yang suci sebagai yang tidak suci jika dijamah oleh sesuatu yang tidak suci atau najis, maka demikian juga halnya dengan Kristus, ketika Dia mengambil bentuk tubuh manusia, diperhitungkan sebagai yang tidak Suci atau najis. “Dia terhitung di antara pemberontak-pemberontak” (Yesaya 53:12). Jadi, Dia ikut mengambil bagian dalam baptisan untuk pertobatan sebagai yang mewakilli kita. Rasul Paulus berkata: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (II Korintus 5:2 1).
Dalam pengertian yang kedua, dipisahkan untuk pelayanan, baptisan ini berlaku bagi Kristus, karena sekarang Dia memasuki pelayananNya di hadapan umum sebagai Juruselamat dan Raja dari kerajaan baru, mendirikannya dan memerintah atasnya. Banyak orang sudah masuk ke dalam kehidupan baru ini sebagai akibat dari apa yang Dia sudah kerjakan bagi mereka. Signifikansi atau manfaat kegunaan dari periode baru di dalam kehidupan Kristus ini adalah bahwa Dia sekarang memiliki otoritas atau kuasa untuk memberikan kehidupan baru kepada orang-orang. Jadi, di dalam baptisannya, Dia secara sah diurapi sebagai nabi, Imam dan raja.
Sesudah Yohanes membaptiskan Yesus di dalam air, Kristus keluar dari air, sadar akan pentingnya saat itu dalam kehidupanNya di bumi dan untuk masa depan umat manusia. Tetapi, pikiranNya melihat pada baptisan yang lain. Sebagai Anak Manusia, Dia juga memerlukan baptisan Roh Kudus sebagai dasar untuk baptisan bagi semua orang Kristen. Dia keluar dari dalam air, dalam kesatuan total dengan Bapa sementara Dia berdoa. Dari
tanggapan yang Dia terima, kita dapat mengetahui bahwa Dia berdoa untuk Roh Kudus untuk turun atas Dia. Ini benar terjadi ketika langit terbuka dan permohonanNya dikabulkan.
Sepertinya nampak bahwa Yohanes dijanjikan suatu tanda yang melaluinya dia akan mengenal Kristus. Yohanes sudah berkata, ”Dia yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihatNya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” (Yohanes 1:33,34). Janji ini
cukup beralasan bagi Roh Kudus untuk mengambil bentuk seperti burung merpati. Segera sesudah Yohanes Pembaptis melihat burung merpati, dia tahu dengan tanpa ragu-ragu lagi bahwa Orang yang berdiri di depannya adalah Orang yang akan datang sesudah dia -- Orang yang juga sudah ada sebelum dia dan yang akan membaptiskan dengan Roh Kudus.
Suara terdengar pada waktu yang bersamaan dengan kemunculan burung merpati. Suara itu

berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan” (Matius 3:17). Ini merupakan yang pertama dari tiga peristiwa di mana suara Bapa terdengar dari sorga, menyaksikan mengenai AnakNya.
Dengan suara ini, tiga pribadi dari Trinitas hadir dengan sangat jelas dan sangat dirasakan kesyahduannya pada pentahbisan Juruselamat. Atas dasar ini, kita melihat Yesus memerintahkan murid-mundNya untuk membaptiskan semua orang yang percaya pada Dia di dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus (Matius 28:19).

12. Pertanyaan Pertanyaan untuk menolong mengetahui pemahaman anda

Jika anda sudah mempelajari buku ini, maka akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan mudah.

1. Mengapa hukum Musa tidak dapat membaharui umat manusia ?

2. Berikan dua alasan yang menunjukan bahwa kita memerlukan Kristus !

3. Dalam bagian pendahuluan dari Injil Markus, Yesus diberi tiga gelar. Apa sajakah gelar-gelar tersebut dan apa artinya?

4. Mengapa kata kalima (logos) tepat sekali untuk Yesus?

5. Apakah mujizat pertama yang menyertai inkarnasi Kristus?

6. Bagaimana perawan Maria mengandung?

7. Apa yang dipikirkan Yusuf untuk dilakukan, ketika mendengar bahwa Maria mengandung?

8. Bagaimana Allah menjelaskan situasi yang sebenarnya kepada Yusuf?

9. Apa yang menyebabkan Maria dan Yusuf mengadakan perjalanan dari Nazaret ke

Betlehem sebelum kelahiran Yesus? Hal itu berarti apa?

10. Mengapa malikat pertama-tama menampakan diri pada para gembala?

11. Apakah pengaruh kunjungan orang-orang Majus pada Raja Herodes, pada orang-orang di

Betlehem. Pada Yusuf dan Maria?

12. Kemukakan salah satu dari hal-hal yang Yesus katakan tentang Yohanes Pembaptis?

13. Apa yang dapat anda pelajari dari perkataan Yesus berikut ini pada Yohanes Pembaptis:

”Karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan kehendak Allah?“

BERBAHAGIALAH MEREKA YANG MENDENGAR FIRMAN ALLAH DAN MEMELIHARANYA Lukas 11:28