Jalan Ke Surga Telah Rata

Pelajaran 20

Ibrahim dan Ismail

Pembukaan: Assalam alaikum..wr.wb. saudara dan sahabatku pendengar sekalian... Inilah RAM yang disiarkan dari Saipan pada gelombang.....Terimalah salam kami dalam nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Allah yang selalu menginginkan setiap orang mengenali dan bertekun pada Jalan Lurus, jalan menuju surga yang telah dibuat-Nya.

Di jalan kebenaran itu Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ingin setiap orang hidup dan berada dalam restu-Nya. Karena lewat jalan itu, manusia akan sampai kepada-Nya dalam damai yang sejati. Dalam acara Jalan ke Surga Telah Rata ini, kita akan bersama-sama menyelidiki kitab-kitab yang ditulis oleh nabi-nabi secara berurutan; yang akan menjelaskan bahwa sesungguhnya ada jalan mulia yang telah Allah tetapkan sehingga umat manusia dapat diperhitungkan sebagai orang benar di hadapanNya.

Sudah sejak beberapa pelajaran yang lalu kita mulai berbicara tentang Ibrahim, dan hari ini kita masih tetap akan mempelajari kisah dari nabi Ibrahim itu yaitu tentang kenapa Allah mengubah namanya menjadi Ibrahim. Bagian pertama dari kisah ini akan merupakan kisah sedih, sebab Ibrahim melakukan sesuatu yang tidak disukai Allah. Kesalahan yang mendatangkan kesedihan itu adalah ketidak-sabarannya.

Sejak kita mulai belajar tentang nabi Ibrahim ini, kita tahu bahwa Allah berbicara padanya, dan berjanji tentang hal-hal yang luar biasa yang akan terjadi pada Ibrahim dan keturunannya. Semua janji Allah itu ada hubungannya dengan anak Ibrahim.. tapi kenyataannya... sampai Ibrahim dan Sara menjadi tua, mereka tidak punya anak.. Nah hari ini akan kita ikuti kisah tentang usaha Ibrahim supaya janji Allah itu terjadi..

Saudaraku... kita harus paham bahwa Ibrahim adalah manusia biasa seperti kita, menjadi nabi Allah tidak berarti terlepas dari ketidaksempurnaan dalam hal ini tidak lagi melakukan kesalahan. Kitab suci berkata: tidak ada manusia yang sempurna dan tidak berdosa.. tapi ketidaksempurnaan ini justru membuat kita yang hidup sekarang , yang bukan nabi Allah ini punya harapan.. bahwa sungguh Allah itu Maha Pemurah dan Dia sanggup memberi kelepasan. Nah, sekarang kembali lagi pada Ibrahim... setelah menunggu dan menunggu... tapi anak yang menjadi kunci untuk janji-janji Allah tidak datang-datang juga, Ibrahim mulai tidak sabar. Ingat saudaraku, dia menjadi tidak sabar... bukan menjadi tidak percaya! Akibat tidak sabar ini, akan banyak masalah yang timbul di kemudian hari...

Lalu apa yang dilakukan oleh Ibrahim? Ibrahim dan istrinya berusaha “menolong” Allah memenuhi janjiNya kepada Ibrahim. Dalam Al-Taurat diceritakan seperti ini: Sarai sudah tua, dan sudah tidak mungkin lagi baginya untuk dapat mempunyai anak.. meskipun Ibrahim masih bisa menjadi seorang anak. Karena itu, Sara berkata kepada Ibrahim untuk tidur dengan budak perempuannya, Hagar orang Mesir. Supaya kalau nanti hagar punya anak, anak itu akan diambil menjadi anak Sara.. sehingga Ibrahim dan Sara dapat punya keturunan. Ibrahim juga setuju dengan usul Sara itu...dan terjadilah... Ibrahim tidur dengan budak Sara itu, lalu Hagar pun mengandung...

Kira-kira... ini kira-kira.. apa ada perempuan yang seperti Sara itu? Apa ada perempuan yang menyuruh suaminya tidur dengan perempuan lain?...Ini saja sudah salah... Lalu, mana adalah pembantu yang tidak besar kepala kalau nyonyanya mandul, sedang dia sendiri bisa mengandung anak suami nyonyanya itu? dan yang terjadi selanjutnya adalah Hagar mulai bertingkah seperti istri Ibrahim.. tentu saja sara jadi sangat marah, dia naik pitam.. masalah buakan? Tapi masalahnya jadi lebih parah lagi .. karena Sara menyalahkan Ibrahim atas semua yang terjadi... padahal itu usulnya sendiri... jadi sudah dari awal ini adalah kesalahan, dan tentu saja masalah bukannya bertambah baik ...malah tambah kacau. Ibrahim tidak tahu harus buat apa, jadi dia ijinkan Sara berbuat semaunya terhadap Hagar.. dan karena sangat marah, Sara bersikap kejam kepada Hagar.. sampai akhirnya Hagar melarikan diri dari Sara.

Saudaraku pendengar, perhatikanlah bahwa sejak Ibrahim dan Sara berusaha sendiri untuk mendapatkan janji Tuhan... hidup mereka dipenuhi dengan kemarahan, kecemburuan, kepahitan, dendam dan kepedihan (derita). Mereka mengalami itu, karena bukan seperti itu rencana Allah untuk memenuhi janjinya kepada Ibrahim. Allah tidak memerlukan bantuan siapa pun supaya renanaNya bisa terjadi, tidak Ibrahim tidak juga kita. Allah itu setia saudaraku... urusan kita bukan membuat janjiNya terjadi dalam hidup kita, tapi yang harus kita buat adalah untuk sabar dan pasrah kepadaNya, sementara Allah bekerja di jalanNya sendiri, jalanNya yang sempurna dan benar.

Waktu Hagar melarikan diri, dia membawa Ismail bersamanya. Di tengah padang pasir, malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya. Dia bicara pada Hagar, dan mendengarkan keluhan Hagar tentang Sara., lalu malaikat itu menyuruh Hagar kembali ke Sara dan menundukkan diri padanya. Lalu malaikat itu juga menyampaikan janji Allah kepada Hagar, yaitu bahwa keturunan dari anak laki-laki yang sedang dikandungnya, akan menjadi bangsa yang besar juga, yang jumlahnya tidak bisa dihitung. Anak itu, harus diberi nama Ismail yang artinya: “Allah mendengar.”, karena waktu Hagar menangis Allah mendengar tangisannya. Allah juga memberitahu Hagar bahwa Ismail itu, akan berlaku liar dan berkelahi dengan semua orang, terutama saudara-saudaranya.

Jadi Hagar lalu kembali lagi kepada Sara, nyonyanya.. dan melahirkan Ismail. Ibrahim sudah berumur 86 tahun waktu Ismail lahir. Meski pun begitu, Ismail bukanlah anak yang akan dijadikan Allah alat untuk mencapai rencananya. Allah tidak pernah terburu-buru, jadi setelah Ismail lahir, selama 13 tahun Allah tidak berbicara kepada Ibrahim lagi.

Akhirnya, pada waktu Ibrahim berumur 99 tahun, Allah menampakkan diri kepadanya. Pada waktu itu, kembali Allah menegaskan perjanjiannya dengan Ibrahim yaitu untuk menjadikan Ibrahim nenek moyang dari sebuah bangsa yang besar