Jalan Ke Surga Telah Rata

Pelajaran 38

Maksud Allah di Dalam Hukum-Hukum-Nya

Pembukaan: Dalam dua pelajaran terakhir kita, kita melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi waktu Allah turun di gunung Sinai untuk memberikan ke sepuluh hukum Tuhan kepada orang Israel. Dalam hukum yang pertama, Allah berkata kepada mereka: Jangan ada Allah lain bagimu di hadapanKu, yang ke dua: Jangan membuat bagi dirimu berhala, yang ke tiga Jangan salah gunakan nama Tuhan Allahmu, yang ke empat Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat, ke lima: Hormati ayahmu dan ibumu, ke enam Jangan membunuh, ke tujuh Jangan berzinah, ke delapan Jangan mencuri, ke sembilan Jangan berkata dusta dan yang ke sepuluh: Jangan iri hati pada tetanggamu.

Inilah ke sepuluh hukum yang menjadi tanggungan orang Israel, karena waktu memberikannya, Allah berkata: “bila ada orang yang sanggup melaksanakan dengan sempurna tuntutan hukum-hukum itu, maka orang itu layak untuk hidup di hadapanKu. Tetapi kalau ada yang melaksanakan hukum itu tetapi melanggar salah satunya, maka orang itu bersalah dihadapanku sebagai orang yang melanggar seluruh hukum itu dan harus terpisah dariKu, untuk selama-lamanya. Itulah jalan kekudusan yang dituntut Allah dari kaum Israel. Alalh memerintahkan mereka untuk taat kepadaNya dalam segala hal… ya, segala hal. Tapi, apakah ada orang yang dapat dengan sempurna menjalankan hukum atau perintah Allah itu? Tidak! Lalu pertanyaan yang tinggal adalah: “kenapa Allah memerintahkan hukum-hukum yang sempurna itu, jika Ia sendiri tahu tidak ada yang dapat menjalankan dengan sempurna?”

Kita tahu bahwa sebelumnya orang-orang Israel itu dengan berani mengatakan: “akan kami lakukan apa pun yang Tuhan perintahkan.” Tapi itu sebelum mereka menyadari, betapa jauh jarak antara mereka dengan Allah. Dan Allah pun tahu bahwa anak-cucu Israel itu sama sekali tiadk punya kesanggupan untuk memeuhi tuntutanNya. Inilah alasan kenapa Allah memberi hukum-hukum yang begitu sempurna dan berkata kepada mereka: “lakukan semuanya, kalau kamu bisa! Tapi kalau kamu melanggar salah satu, kamu melanggar seluruhnya dan akan terpisah atau terbuang dari hadapanKu untuk selama-lamanya.

Maksud Allah dengan memberikan beban yang berat kepada orang Israel lewat hukum-hukum itu, adalah untuk menunjukkan pada mereka ketidak-sanggupan mereka untuk menyenangkan hati Allah. Tapi mereka sendiri tidak menyadari hal ini. Umat Israel itu persis seperti mereka yang pura-pura saleh pada jaman sekarang, orang-orang yang berpikir Allah hanya menuntut supaya kita berbuat baik dan pada hari kiamat hnanti, kalau “amal” kita lebih berat dari “perbuatan jahat”, maka Allah akan berkata kepada orang-orang seperti itu: “mari, tinggal dalam hadiratKu untuk selamanya. “ Sayangnya, pikiran seperti itu sama sekali tidak benar.. dan pastilah mereka tidak mengetahui apa kata Kitab Suci atau tidak juga menyadari kesucian Allah. Allah itu sempurna, yang tidak bisa menerima bahkan satu dosa sekalipun.

Kalau mau di contohkan, maka kita bisa memikirkan hal ini, berapa banyak dosa yang dibuat oleh nenek moyang kita, yang membuat mereka diusir dari taman Firdaus, 100, 10, atau 1000? Tidak, mereka hanya berbuat satu dosa, dan berakhirlah hidup yang nyaman di taman Firdaus itu. Satu dosa, dan Adam tidak lagi sempurna di hadapan Allah, satu dosa dan Adam tak bisa lagi mendekat kepada Allah! Satu dosa dan dia harus mati! Satu dosa dan sudah ada tempat tersedia baginya di api neraka! YA saudaraku, inilah kesempurnaan Allah, itu sebabnya dikatakan dalam Kitab Suci: “ satu saja kamu langgar hukum itu, kamu sudah melanggar seluruh hukum.

Lalu jika inilah tuntutan kesempurnaan Allah, kenapa ia memberi hukum yang tak mungkin dilaksanakan dengan sempurna oleh manusia siapa pun? Jawaban Allah adalah: “sebab tidak seorang pun dimungkinkan berbaik dengan Allah oleh karena orang itu melakukan tuntutan hukum agama. Sebaliknya, hukum itu cuma memperlihatkan kepada manusia bahwa manusia berdosa. Jadi tujuan hukum itu diberikan bukan supaya kita tidak berdosa atau menghapus dosa, tapi justru supaya dosa kita kelihatan jelas bagi diri kita sendiri, atau kita menyadari dosa kita.

Jadi mengertikah saudara sekarang, kenapa Allah memberikan hukum yang sempurna ini? YA, supaya perbuatan dosa manusia terlihat jelas. Supaya kita melihat bahwa kita adalah orang-orang yang ditentukan untuk mendapatkan hukuman, dan kita memerlukan seorang penebus supaya dapat luput dari hukuman itu. Dengan kata lain, hukum-hukum Allah itu seperti mesin X-ray (ronsen) di rumah-rumah sakit. Mesin yang dapat menunjukkan bagian dalam tubuh kita. Dokter mengambil gambar bagian dalam tubuh kita dengan memakai mesin itu, supaya ketahuan apa yang salah dengan tubuh kita, yang menyebabkab kita sakit.

Dengan cara yang sama, hukum-hukum Allah diberikan supaya terlihat nyata apa yang salah di dalam hati dan jiwa kita, yaitu dosa.. Tapi bagaimana caranya? Cara hukum-hukum itu memperlihatkan dosa di dalam hati dan jiwa kita adalah dengan cara demikian: Jika saya membandingkan cara hidupku dengan Hukum-hukum Allah yang suci, saya akan melihat betapa jauh jarak antara saya dengan Allah, betapa berbeda pikiran, perkataan dan perbuatan saya dengan apa yang dituntut Allah. Waktu saya melihat kepada hukum itu, dan kepada diri sendiri, Saya sadar bahwa saya telah berdosa kepada Allah dan kepada manusia lain dan bahwa saya tidak dapat mengambil bagian di dalam hadirat Allah yang tidak bernoda dan bercela itu.

Dan sama seperti mesin rontgen hanya dapat menunjukkan apa yang tidak beres di dalam tubuh kita, tapi tidak bisa menyembuhkan yang tidak beres itu sendiri… begitu pula hukum-hukum yang sempurna itu bukalah jalan ke luar dari masalah. Hukum-hukum itu hanya memperlihatkan, tapi tidak berkuasa menyembuhkan hati yang penuh dengan dosa. Untuk bisa sembuh, saya harus berurusan dengan dokternya, dalam hal ini Allah sendiri. Hanya Allah saja yang punya cara dan tahu bagaimana saya dapat ke luar dari masalah dosa saya.

Mungkin ada dari saudara yang berkata: “eh, nanti dulu.. saya orang baik, saya tidak seperti orang lain yang mencuri, berdusta, berbuat zinah..” saudaraku, kalau saudara berpikir seperti itu, maka jelas saudara belum menyadari keagungan kesucian Allah. Dan saudara juga perlu tahu bahwa pada hari kiamat nanti, waktu Alalh mengadili saudara, Allah tidak membandingkan saudara dengan tetangga atau sesama manusia lain yang sama berdosanya.. tapi saudara akan dibandingkan atau dukur dengan hukum-hukumNya yang suci dan sempurna , yang mengatakan: kalau satu kamu langgar, kamu sudah melanggar seluruh hukum itu. Allah yang mengatakan jangan berdusta, adalah juga Allah yang mengatakan jangan berzinah! Jadi kalau pun anda tidak berzinah, tapi anda berbohong satu kali, anda sudah melanggar seluruh hukum itu dan anda tidak bisa masuk surga, karena tentang surga Kitab Suci berkata: “mereka yang melakukan hal-hal yang menjijikan atau orang yang berdusta- singkatnya apa pun yang najis, tidak akan masuk ke dalamnya. “ Apa yang pasti adalah, kita tidak mungkin dapat meyenangkan hati Allah dengan usaha kita sendiri. Inilah yang ditegaskan oleh Kitab Suci: “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor… tidak seorang pun dapat memberikan alasan apa-apa lagi dan seluruh dunia dapat dituntut oleh Allah..seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Semua orang telah menyeleweng, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”

Sekarang saudaraku, bagaiman keadaan kita di hadapan Dia yang akan mengadili kita? Bagaimana kita bisa meluputkan diri dari hukumanNya? Perbuatan dan usaha kita, tidak bisa diharapkan akan menjadi penolong, lalu apakah kita ini adalah orang-orang yang tanpa harapan? Syukur kepada Allah, sebab Ia telah mengatur sebuah rencana penyelamatan anak cucu Adam dari penghukuman karena dosa.

Mari kita lanjutkan kembali, dalam kitab Taurat pasalnya yang ke dua puluh , dan melihat jalan apa yang disediakan Alalh untuk membebaskan orang Israel adri kutuk karena pelanggaran terhadap hukum Allah yang suci itu. Kata Kitab Suci: “Ketika orang-orang mendengar guruh dan bunyi trompet, serta melihat kilat dan gunung yang berasap, mereka gemetar ketakutan dan berdiri jauh-jauh., dan hanya Musa yang mendekati awan gelap di tempat Allah hadir. TUHAN memerintahkan Musa untuk mengatakan kepada bangsa Israel, "Kamu telah melihat bagaimana Aku, TUHAN, berbicara kepadamu dari langit.. (karena itu) Buatlah untuk-Ku sebuah mezbah dari tanah, lalu persembahkanlah di situ domba dan sapimu untuk kurban bakaran dan kurban perdamaian. Di setiap tempat yang Kutentukan bagimu sebagai tempat untuk beribadat kepada-Ku, Aku akan datang dan memberkati kamu.

Semua yang diperintahkan Allah itu ditulis Musa dalam sebuah buku. Lalu esok paginya, Musa membangun sebuah altar di kaki gunung Sinai seperti yang Allah perintahkan. Setelah Musa selesai membangun altar itu, ia memerintahkan beberapa anak muda untuk mengorbankan beberapa ekor kerbau, mengumpulkan darahnya dalam wadah , lalu membakar dagingnya di atas altar. Kemudian Musa mengambil darah kerbau dan memercikkannya ke atas altar, ke atas buku di mana ke sepuluh hukum itu tertulis, dan kepada semua orang , dan berkata: “Inilah darah perjanjian yang telah dibuat Allah denganmu.”

Saudaraku, kita lihat di sini bahwa Musa atas perintah Allah, membuat altar, mengurbankan binatang dan memercikkan darah kepada seluruh umat Israel. Apa maksud semua tindakan ini? Alalh ingin mengingatkan umat Israel, pada apa yang telah diajarkanNya untuk Adam, Habil, Nuh, Ibrahim, Isak dan Yakub, yaitu: “tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan dosa.” Selain itu, Allah juga mau menunjukkan kepada orang Israel bahwa karena mereka tidak mampu melaksanakan hukum-hukumNya dengan sempurna, harus ada korban tanpa cacat yang mereka hadapakan kepada Allah. Harus ada pengganti dari kesalahan orang yang berbuat dosa. Walaupun begitu, kita juga telah belajar bahwa korban binatang, tidak bisa menghapus dosa, kurban itu hanya menutupi dosa manusia.Itu sebabnya kurban binatang harus diberikan sampai Allah menutus Sang Penebus ke dalam dunia, Penebus yang dengan rela hati akan menyerahkan dirinya untuk menjadi kurban terakhir bagi dosa.

Tentulah kita ini tergolong orang-orang yang berbahagia karena mengetahui bahwa sang Penebus itu telah datang, dan telah membayar harga penebusan bagi kita, sekali untuk selama-lamanya. Tahukah saudara siapa namanya? Namanya Isa, Isa Almasih. Nama Isa Almasih berarti Allah menyelamatkan. Isa tidak mempunyai bapak secara jasmani. Ia datang dari surga. Ia tidak mewarisitabiat dosa yang ada di dalam keturunan Adam. Karena Ia tidak mempunyai benih dosa, ia dapat memberikan hidupnya sebagai korban penghapus dosa ntuk semua orang yang percaya paadNYA. Berdasarklan pada korban penebusan yang sempurna ini, Allah dapat membenarkan dirimu dan diriku saudara…ini karena ada seseorang yang tanpa dosa, telah menanggung hukuman atau menjadi tumbal bagi dosamu dan dosaku.

Sahabat dan saudaraku, dengan dasar yang kita pelajari hari ini, mari kita ingat lagi dua pokok pikiran yang penting,

pertama: Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menyelamatkan dirinya dengan melaksanakan ke Sepuluh Hukum Allah. Dengarkan sekali lagi apa kata Kitab Suci mengenai hal ini: “….Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat. … Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” Sekali lagi, tidak seorang pun dapat selamat karena melakssankan hukum-hukum Allah, sebab hukum-hukum itu diadakan justru untuk memperlihatkan perbuatan dosa.

Ke dua: Allah sendiri-lah yang berencana untuk menyelamatkan manusia berdosa. Dengarkan apa kata Kitab Suci: “Sebab, hanya ada satu Allah, dan hanya satu penengah antara Allah dengan manusia, yaitu Kristus Yesus. Ia seorang manusia yang sudah menyerahkan diri-Nya untuk membebaskan semua orang dari dosa-dosa mereka.”

Saudaraku, sesungguhnya hanya Allah yang mempunyai rencana untuk menyelamatkan orang berdosa.

Akhirnya, kita akan berpisah dan kami akan meninggalkan saudara dengan dua buah bahan pemikiran : Tidak ada yang dapat selamat karena melakukan hukum Allah, dan hanya Allah saja yang punya rencana untuk menyelamatkan orang berdosa. Terimakasih telah mendengarkan siaran kami. Kiranya Allah memberkati anda, dan mempberi pengertian tentang apa yang telah kita pelajari hari ini, sebab sabdaNya mengatakan: “ Sebab tidak seorang pun dimungkinkan berbaik dengan Allah oleh karena orang itu melakukan hal-hal yang terdapat dalam hukum agama. Sebaliknya hukum itu cuma menunjukkan kepada manusia bahwa manusia berdosa.