4
Jadi marilah kita berjaga-jaga dengan perasaan takut! Karena janji Allah tentang kesempatan masuk ‘hari ini’ ke dalam ‘negeri tenang’ itu* negeri tenang Lihat catatan dalam Ibr. 3:11. masih tetap berlaku untuk kita. Karena itu, siapa pun dari antara kita tidak boleh gagal untuk mendapatkan kesempatan itu! Karena dulu kita sama seperti nenek moyang kita, sudah menerima Kabar Baik tentang jalan keselamatan. Memang mereka pernah mendengar kabar itu dari Allah, tetapi itu tidak menolong mereka, karena mereka tidak percaya penuh kepada kabar itu. Jadi kita yang percaya dipersilakan untuk masuk sekarang masuk sekarang Kata kerja dalam bahasa Yunani bukan untuk waktu yang akan datang. Kalau begitu, arti ayat ini hanya untuk surga. Kata kerja dalam bahasa Yunani berupa “sedang masuk.” Ternyata ketenangan ini kita alami di dalam dunia yang sekarang, dan juga nanti di surga. dan mendapatkan ketenangan yang luar biasa dalam perlindungan Allah. Jadi kita tidak seperti umat Israel yang gagal mendapatkan ketenangan ini— seperti yang Allah katakan,
“Oleh karena mereka membuat Aku begitu marah, maka Aku bersumpah,
‘Mereka tidak akan pernah memasuki negeri tenang yang Aku sudah siapkan bagi mereka.’ ” Mzm. 95:11; Ibr. 3:11
Dia berkata seperti itu, walaupun negeri tenang itu sudah selesai dikerjakan, karena segala sesuatu yang dikerjakan Allah sudah siap sejak penciptaan dunia ini. Kita sudah tahu hal itu karena Allah sudah berkata dalam Kitab Suci,
“Dan pada hari ketujuh Allah beristirahat dari semua pekerjaan-Nya dalam menciptakan segala sesuatu.” Kej. 2:2
Tetapi mengenai hal itu ayat lain menuliskan, “Mereka tidak akan pernah masuk ke dalam negeri tenang yang sudah Ku-siapkan bagi mereka.” Mzm. 95:11; Ibr. 3:11
Jadi negeri itu masih terbuka dan kita masih mempunyai kesempatan untuk masuk ke situ. Tetapi nenek moyang kita yang sudah lebih dulu mendengarkan Kabar Baik itu sudah gagal masuk, karena mereka menolak untuk percaya kepada Allah. Karena itu Allah menentukan lagi suatu hari yang lain sebagai kesempatan untuk masuk ke dalam negeri itu. Yaitu ayat yang saya kutip dari Mazmur di atas yang menyebutkan ‘hari ini’— di mana sesudah bertahun-tahun kemudian Allah berkata tentang hari itu melalui Raja Daud,
“Hari ini, ketika kalian mendengar suara-Ku,
janganlah keraskan hati kalian seperti nenek moyang kalian.” Mzm. 95:7-8; Ibr. 3:7-8, 13; 4:1
Karena kalau saja Yosua Yosua Sesudah Musa meninggal, Yosua menjadi pemimpin orang Yahudi. Yosua yang memimpin bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan— tanah yang sudah dijanjikan Allah kepada mereka. benar-benar berhasil membawa bangsa Israel masuk ke ‘negeri tenang’ yang dijanjikan Allah, maka Allah tidak perlu lagi menentukan kesempatan yang lain untuk masuk ke negeri itu! Jadi hal itu menunjukkan bahwa masih ada kesempatan bagi kita umat Allah untuk memasuki “negeri tenang” Allah itu— yaitu suatu ketenangan rohani yang bisa digambarkan seperti berhenti bekerja pada Hari Sabat. 10 Semua yang masuk ke dalam negeri itu beristirahat dari segala pekerjaan mereka masing-masing,§ beristirahat dari segala pekerjaan … Maksud penulis bisa dibandingkan dengan Ef. 2:6; 2:8-10. sama seperti Allah sampai sekarang masih beristirahat dari segala pekerjaan-Nya sejak hari ketujuh yang pertama itu. 11 Karena itu, marilah kita lebih giat dan rajin lagi supaya kita masuk dan hidup dalam ‘negeri tenang’ itu. Jangan sampai ada di antara kita yang gagal seperti nenek moyang kita yang menolak untuk percaya kepada Allah.
12 Oh, Firman Allah sungguh hidup dan berkuasa! Karena kita mengalami bahwa Firman-Nya mempunyai kekuatan yang besar di dalam diri kita. Kekuatannya lebih tajam daripada pedang yang kedua sisinya paling tajam. Jadi Firman Allah sangat berkuasa sampai bisa tembus menusuk hati kita* menusuk hati kita Secara harfiah, “menusuk sampai memisahkan antara jiwa dan roh (dan) sendi-sendi dan sum-sum, dan menghakimi pikiran-pikiran …” Penulis Ibrani menggunakan bagian tubuh ‘sendi-sendi dan sum-sum’ sebagai gaya bahasa yang melambangkan perbedaan yang sangat persis atau sangat dalam di dalam hati nurani dan hidup rohani kita.— sehingga pikiran, keinginan, dan niat hati kita yang sebenarnya dinyatakan kepada kita. 13 Dan ingatlah: Tidak ada makhluk yang bisa menyembunyikan diri dari Allah. Segala sesuatu terlihat jelas oleh Allah— bahkan semua isi hati kita terbuka di hadapan-Nya. Dan setiap kita akan berdiri dan memberi pertanggung-jawaban kepada-Nya.
Yesus tepat sekali dalam tugas-Nya sebagai Imam Agung bagi kita
14 Jadi, kita sangat beruntung karena Yesus Anak Allah yang sudah mendahului kita ke surga— di mana Dia bertugas sebagai Imam Agung kita. Imam Agung kita. Lihat catatan dalam Ibr. 2:17. Oleh karena itu, marilah kita tetap berpegang teguh kepada Yesus— sesuai dengan keyakinan kita yang kita akui itu. 15 Karena biarpun Imam Agung kita itu ada di surga, Dia bisa turut merasakan semua kelemahan kita. Karena Dia sudah pernah hidup di dunia ini dan mengalami segala macam cobaan sama seperti yang kita alami. Tetapi Dia tidak pernah berdosa. 16 Oleh karena itu, kita bisa langsung menghadap takhta Allah dalam doa. Dan biarlah kita datang tanpa rasa takut, karena Imam Agung kita sudah berada di samping takhta-Nya itu— di mana kita akan diterima dengan kebaikan hati Allah. Dengan begitu, kapan pun kita perlu pertolongan, Allah akan mengasihani dan menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada kita.

*4:1 negeri tenang Lihat catatan dalam Ibr. 3:11.

4:3 masuk sekarang Kata kerja dalam bahasa Yunani bukan untuk waktu yang akan datang. Kalau begitu, arti ayat ini hanya untuk surga. Kata kerja dalam bahasa Yunani berupa “sedang masuk.” Ternyata ketenangan ini kita alami di dalam dunia yang sekarang, dan juga nanti di surga.

4:3 Mzm. 95:11; Ibr. 3:11

4:4 Kej. 2:2

4:5 Mzm. 95:11; Ibr. 3:11

4:7 Mzm. 95:7-8; Ibr. 3:7-8, 13; 4:1

4:8 Yosua Sesudah Musa meninggal, Yosua menjadi pemimpin orang Yahudi. Yosua yang memimpin bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan— tanah yang sudah dijanjikan Allah kepada mereka.

§4:10 beristirahat dari segala pekerjaan … Maksud penulis bisa dibandingkan dengan Ef. 2:6; 2:8-10.

*4:12 menusuk hati kita Secara harfiah, “menusuk sampai memisahkan antara jiwa dan roh (dan) sendi-sendi dan sum-sum, dan menghakimi pikiran-pikiran …” Penulis Ibrani menggunakan bagian tubuh ‘sendi-sendi dan sum-sum’ sebagai gaya bahasa yang melambangkan perbedaan yang sangat persis atau sangat dalam di dalam hati nurani dan hidup rohani kita.

4:14 Imam Agung kita. Lihat catatan dalam Ibr. 2:17.