11
Pahlawan-pahlawan iman
Dengan ‘percaya penuh’ artinya yakin kepada Allah bahwa apa yang kita harapkan pasti akan kita terima— biarpun kita belum melihatnya. Karena dengan penuh percayalah nenek moyang kita menjadi berkenan di mata Allah.
Dengan penuh percayalah kita mengerti bahwa dengan perkataan-Nya saja, Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Jadi segala sesuatu yang bisa kita lihat diciptakan dari hal-hal yang tidak bisa kita lihat.
Oleh karena Habel percaya penuh kepada Allah, dia mempersembahkan kurban yang lebih baik dari kurban yang dipersembahkan oleh Kain. Karena itu Allah berkenan kepada Habel dan menerima dia sebagai orang benar. Jadi biarpun Habel sudah lama mati, tetapi karena kepercayaannya itu, dia masih menjadi teladan bagi kita.
Begitu juga dengan Henok: Karena dengan percaya penuh, dia terangkat ke surga tanpa mengalami kematian. Seperti yang tertulis di dalam Kitab Suci, “Tiba-tiba dia menghilang, karena dia diangkat oleh Allah.” Kej. 5:24 Karena sebelum dia terangkat, dia terkenal sebagai orang yang hidupnya selalu menyenangkan hati Allah. Jelaslah bahwa tanpa percaya penuh, kita tidak mungkin menyenangkan hati-Nya. Karena setiap orang yang mau datang kepada-Nya harus percaya bahwa Allah itu benar-benar ada dan bahwa Dia memberkati setiap orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Contoh lain adalah Nuh: Dia percaya penuh ketika Allah memberitahukan tentang hal-hal yang belum pernah dilihat manusia. Karena Nuh percaya dan menghormati Allah, dia membangun sebuah kapal untuk menyelamatkan keluarganya. Dan karena dengan percaya sepenuhnyalah dia membuktikan bahwa orang-orang yang ada di dunia pada waktu itu salah, dan Allah menerima dia sebagai orang benar.
Dan kepercayaan Abraham adalah contoh juga: Dia percaya penuh kepada Allah ketika dia disuruh pergi ke negeri lain— yaitu negeri yang Allah janjikan akan diwariskan kepadanya dan keturunannya. Lalu dengan percaya penuh dia berangkat walaupun dia belum tahu ke mana dia harus pergi. Oleh karena dia percaya penuh, dia bertahan hidup sebagai orang asing di negeri yang Allah janjikan sebagai miliknya. Abraham, Isak, dan Yakub tinggal di sana di dalam kemah-kemah saja. Dan mereka sama-sama mewarisi perjanjian yang sama. 10 Sudah jelas bahwa Abraham sedang menanti-nantikan kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah, supaya dia menjadi penduduk kota itu— yaitu kota yang fondasinya tidak akan pernah goncang.
11 Kepercayaan Abraham juga menjadi teladan ketika Sara akan melahirkan Isak. Biarpun mereka sudah tua dan Sara mandul, tetapi Allah membuat Sara bisa mengandung, sehingga mereka mendapatkan keturunan. Hal ini terjadi karena Abraham percaya penuh bahwa Allah setia dan akan menepati janji-Nya. 12 Jadi, karena satu orang saja— yaitu Abraham, percaya sepenuhnya ketika dia sudah tua dan hampir mati, tetapi “keturunannya tidak terhitung banyaknya— seperti bintang-bintang di langit atau pasir di pantai.”
13 Semua orang yang disebutkan itu percaya penuh sampai mati. Biarpun mereka belum melihat apa yang Allah janjikan kepada mereka, tetapi mereka seperti sudah melihat bayangannya dari jauh dan menyambut hal-hal itu dengan penuh percaya. Lalu mereka sadar dan mengakui bahwa mereka hanya seperti tamu dan pendatang saja di bumi ini. 14 Dengan berkata seperti itu, jelaslah bahwa mereka menantikan suatu tanah air yang akan menjadi milik mereka sendiri. 15 Yang mereka katakan itu bukan tentang negeri yang sudah mereka tinggalkan. Karena kalau mereka merindukan negeri itu, maka mereka mempunyai banyak kesempatan untuk kembali ke situ. 16 Yang mereka rindukan adalah suatu negeri yang jauh lebih baik dari negeri itu— yaitu negeri surga. Jadi Allah sudah menyiapkan sebuah kota untuk mereka, dan Dia senang disebut Allah mereka.
17 Abraham juga menjadi contoh ketika kepercayaannya diuji oleh Allah— yaitu ketika Allah menyuruh dia untuk mempersembahkan Isak. Abraham percaya penuh, lalu dengan rela mengurbankan anaknya yang satu-satunya (melalui Sara)— biarpun Abraham sudah menerima janji-janji Allah, 18 termasuk janji ini:
“Hanya keturunan Isak sajalah yang akan merupakan keturunanmu di hadapan-Ku.” Kej. 21:12; Rom. 9:7
19 Biarpun begitu dia rela mengurbankan Isak, karena dia percaya penuh bahwa Allah berkuasa menghidupkan anaknya itu dari kematian. Dan sesungguhnya, waktu Allah berkata, “Jangan bunuh,” Abraham seperti menerima Isak hidup kembali dari kematian.
20 Dan Isak juga percaya penuh bahwa Allah akan menepati janji-janji-Nya di masa yang akan datang. Karena itu dia mengingatkan janji-janji tersebut ketika dia memberkati Yakub dan Esau. 21 Dan Yakub juga percaya penuh ketika dia sudah tua sekali dan hampir mati, waktu dia meletakkan tangannya pada kedua anak laki-laki Yusuf dan memberkati mereka. Lalu dia memuji Allah dengan bersandar di ujung tongkatnya. 22 Begitu juga Yusuf percaya penuh. Ketika dia hampir mati, dia mengingatkan keluarga Israel tentang janji Allah untuk membawa mereka keluar dari Mesir, dan dia berpesan supaya di kemudian hari mayatnya juga ikut dibawa keluar.
23 Orang tua Musa juga sebagai contoh orang yang percaya: Mereka percaya penuh kepada Allah, dan karena itu mereka tidak takut melanggar perintah raja. Sesudah Musa lahir, mereka menyembunyikannya selama tiga bulan. Mereka menyadari bahwa Allah sudah memberikan anak yang luar biasa kepada mereka.
24 Lalu Musa sendiri juga sebagai contoh orang yang percaya penuh: Karena sesudah dewasa, dia menolak disebut anak dari putri Raja Firaun. 25 Dia pikir lebih baik disiksa dan susah bersama umat Allah daripada hidup bersenang-senang dalam dosa di istana raja. Dia menyadari bahwa hidup bersenang-senang seperti itu hanya sementara saja. 26 Dengan percaya penuh dia menantikan masa depan— ketika Kristus akan datang untuk menyelamatkan umat Israel. Oleh karena itu dia menganggap jauh lebih berharga menderita aniaya demi kepentingan Kristus daripada mendapatkan seluruh kekayaan Mesir. Dia merasa jauh lebih baik menantikan upah yang akan diberikan Allah kepadanya. 27 Dan karena Musa percaya penuh kepada Allah, dia berani meninggalkan Mesir. Dia tidak takut terhadap kemarahan Firaun, tetapi dengan mata tetap tertuju ke depan, dia berjalan seperti melihat Allah yang tidak kelihatan itu. 28 Dan juga karena percayanya itu, Musa mengadakan Hari Paskah yang pertama dengan memercikkan darah pada setiap pintu rumah umat Israel, sehingga setiap rumah orang Israel terhindar dari malaikat yang akan membunuh anak-anak sulung.
29 Umat Israel juga sebagai contoh umat yang percaya penuh: Karena percayanya itu mereka bisa menyeberangi Laut Merah— seperti melewati tanah yang kering. Tetapi para tentara Mesir tenggelam ketika mencoba menyeberanginya.
30 Mereka percaya penuh. Karena itu, sesudah mereka berjalan mengelilingi tembok Yeriko dari luar selama tujuh hari, tembok kota itu runtuh.
31 Dan karena Rahab si pelacur percaya penuh kepada Allah, maka dia menerima dan menolong dua orang mata-mata Israel yang memata-matai daerah mereka. Oleh karena itu dia tidak ikut binasa bersama seluruh penduduk kota itu yang menolak untuk percaya kepada Allah.
32 Dan masih banyak lagi yang bisa saya ceritakan! Tetapi tidak cukup waktu untuk menceritakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel, dan para nabi. 33 Mereka juga percaya penuh. Karena itu mereka diberi kuasa untuk merampas daerah-daerah kekuasaan raja-raja bangsa lain, dan yang lain di antara mereka diberi kuasa untuk memerintah dengan adil atas musuh-musuh mereka, dan ada yang menerima apa yang Allah janjikan kepada mereka, dan yang lainnya dilindungi-Nya sehingga tidak dimakan singa. 34 Beberapa orang lain di antara mereka terhindar dari bahaya api yang besar,* terhindar dari bahaya api besar Secara harfiah, “memadamkan kuasa api.” TSI menerjemahkan sesuai dengan tafsiran bahwa kata-kata ini merupakan gaya bahasa tentang cerita Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dalam Dan. 3. dan yang lain terhindar dari perang, dan ada yang lemah sekali tetapi diberi kekuatan yang luar biasa. Ada juga di antara mereka yang menjadi pahlawan dalam perang. Dan pernah terjadi hanya sedikit saja tentara Israel, tetapi sudah mengalahkan pasukan-pasukan tentara musuh, lalu musuh-musuh itu melarikan diri. 35 Juga, karena mereka percaya penuh kepada Allah, beberapa perempuan mengalami keajaiban di mana anggota keluarga mereka hidup kembali dari kematian.
Tetapi ada juga contoh orang-orang lain yang percaya penuh: Ada yang terus disiksa dalam penjara. Orang yang menyiksa setiap mereka berkata, “Hina allahmu dan kami akan membebaskanmu!” Tetapi mereka menolak untuk dibebaskan, karena mereka percaya penuh bahwa sebagai hasil kesetiaan mereka, mereka pasti akan dihidupkan kembali dari kematian kepada suatu kehidupan yang jauh lebih baik. 36 Dan ada juga di antara mereka yang tetap bertahan ketika kepercayaan mereka diuji— walaupun mereka diejek dan dipukuli habis-habisan, atau ditinggalkan dalam penjara dalam keadaan terikat dengan rantai besi. 37-38 Dari antara orang-orang percaya itu ada juga yang dilempari batu sampai mati, ada yang tubuh mereka dipotong dua dengan gergaji, dan ada yang dibunuh dengan pedang. Dan dari antara mereka, ada yang sangat miskin sehingga mereka tidak mempunyai tempat tinggal dan hanya mempunyai pakaian di badan yang terbuat dari kulit domba atau kambing. Mereka kekurangan makanan, dibuat menderita, dan terus disiksa. Orang-orang seperti itu terlalu baik untuk tinggal di dalam dunia ini! Sehingga mereka hidup mengembara saja— baik di padang gurun atau gunung-gunung, dan terpaksa tinggal di dalam gua-gua maupun di dalam lubang-lubang di bawah tanah.
39 Sekarang, orang-orang itu menjadi contoh yang baik bagi kita, karena sudah terbukti bahwa mereka percaya penuh kepada Allah. Biarpun mereka mati sebelum menerima apa yang sudah Allah janjikan, Allah tetap senang kepada mereka karena kepercayaan mereka. 40 Karena rencana Allah bukan hanya untuk mereka saja, tetapi untuk kita juga. Allah menetapkan bahwa lebih baik mereka menunggu kita, dan ketika kepercayaan kita sudah selesai diuji dan disempurnakan, barulah kita semua menerima berkat yang luar biasa yang disediakan bagi kita!

11:5 Kej. 5:24

11:18 Kej. 21:12; Rom. 9:7

*11:34 terhindar dari bahaya api besar Secara harfiah, “memadamkan kuasa api.” TSI menerjemahkan sesuai dengan tafsiran bahwa kata-kata ini merupakan gaya bahasa tentang cerita Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dalam Dan. 3.