Jalan Ke Surga Telah Rata

Pelajaran 5

Mengapa Allah Menciptakan Manusia

Ass. Wr. Wb saudara dan sahabatku pendengar sekalian... Terimalah salam kami dalam nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Allah yang selalu menginginkan setiap orang mengenali dan bertekun pada Jalan Lurus, jalan menuju surga yang telah dibuat-Nya. Di jalan itu Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ingin setiap orang hidup dan berada dalam restu-Nya. Karena lewat jalan itu, manusia akan sampai kepada-Nya dalam damai yang sejati. Dalam acara Jalan ke Surga Telah Rata ini, kita akan bersama-sama menyelidiki kitab-kitab yang ditulis oleh nabi-nabi; yang menjelaskan bahwa ada jalan mulia yang telah Allah tetapkan sehingga umat manusia dapat diperhitungkan sebagai orang benar di hadapanNya.

Dalam program kita yang terakhir, kita telah mendengar bagaiman Allah menciptakan langit, bumi lautan dan segala yang ada di dalamnya. Allah telah menciptakan semua itu hanya dengan mengucaapkan sabda saja. Kita juga telah mendengar bahwa alasan kenapa Allah menciptakan dunia ini adalah supaya waktu manusia diciptakan, mereka dapat tinggal di dalam dunia dan menikmati hidup yang sejahtera.

Hari ini kita akan mempelajari kitab suci dan belajar tentang bagaimana dan mengapa Allah menciptakan manusia. Dalam buku pertama kitab Taurat, yaitu kitab kejadian 1:26, begini sabda Allah, : “ sekarang kita akan membuat manusia yang akan menjadi seperti kita dan menyerupai kita. Supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang lain, baik jinak mau pun liar, baik besar mau pun kecil. Demikianlah Allah menciptakan manusia, dan dijadikan-Nya mereka seperti diriNya sendiri. Mereka diciptakan laki-laki dan perempuan.

Bayangkan hal itu, saudaraku.. dan inilah kebenaran yang harus kita mengerti dan ingat baik-baik: Allah menciptakan manusia pertama, laki-laki dan perempuan untuk menjadi seperti Allah, dan menyerupai Allah.. Ini menunjukkan bahwa manusia adalah ciptaan yang paling penting dari semua ciptaan Allah yang lain.

Sekarang, apa artinya waktu kitab suci berkata: Allah menciptakan manusia menyerupai dan untuk menjadi seperti Dia? Dalam pasal 2:7, kitab suci mengatkan: “ Kemudian Allah mengambil sedikit tanah, membentuknya menjadi manusia dan meniupkan napas yang memberi hidup ke dalam lubang hidungnya, maka jadilah manusia itu jiwa yang hidup.” Perhatikanlah bahwa ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa pertama: waktu manusia diciptakan, Allah menciptakannya dengan dua bagian: tubuh dan jiwa. Artinya manusia itu bukan hanya terdiri dari tubuh atau jasad saja, tapi juga dari jiwa. Yang ke dua: ayat ini juga mengajar bahwa Allah menciptakan manusia dalam dua tahap,  tahap pertama: Allah mengambil sedikit tanah lalu membentuknya menjadi manusia. Tahap ke dua: “meniupkan napas yang memberi hidup ke dalam lubang hidungnya, maka jadilah manusia itu jiwa yang hidup.”

Dari ayat ini kita belajar bahwa Allah menciptakan manusia dari tanah. Menurut para ilmuwan tanah terdiri dari sekitar 20 unsur kimia. Dan para ahli itu juga mengatakan bahwa semua unsur tanah itu ada pada tubuh manusia. Nabi Daud menulis ini dalam kitab Zabur: “Tuhan tahu bagaimana kita dulu dibentuk, Dia ingat kita ini debu.” Ya, benar tubuh manusia berasal dari debu, tapi itu tidak berarti manusia itu tidak berharga. Dalam tubuh manusia, ada kurang lebih 70 trilliun bagian yang dinamakan sel. Sel adalah bagian yang sangat kecil, tapi semuanya tersusun dan dirangkai dengan sempurna. Tubuh manusia adalah keajaiban. Dalam tubuh kita Allah menaruh otak, jantung, hati, paru-paru, perut, usus-usus, tulang-tulang, kulit, mata, hidung, mulut  dan banyak lagi bagian-bagian  tubuh kita yang kalau kita renungkan bagaimana semua itu bisa berfungsi, maka kita akan sadari bahwa semua itu adalah keajaiban. Dan hanya ada satu yang dapat membuat keajaiban itu, yaitu Allah. Nabi Daud menulis pujiannya kepada Allah mengatakan: ”Tuhan, aku memujimu karena aku diciptakan ajaib dan luar biasa. Ajaib pekerjaanMu, dan diriku benar-benar mengerti akan hal itu.

Memang tubuh manusia adalah keajaiban yang tak terkatakan. Tapi saudaraku, bukan tubuh manusia itu yang dimaksud dengan serupa dan untuk menjadi seperti Allah. Ini tidak mungkin, karena Allah adalah roh. Allah tidak menciptakan tubuh manusia serupa dengan tubuh-Nya. Jadi waktu kitab suci mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia serupa dengan diri-Nya, yang dimaksud serupa adalah jiwa manusia yang tinggal dalam tubuh jasmaninya itu. Ingatlah bahwa kitab suci berkata, yang diciptakan Allah pada tahap pertama adalah tubuh tanpa jiwa. Atau katakanlah keadaan manusia pada saat dibentuk dari tanah, sama dengan mayat. Kenapa Allah berbuat begitu, kenapa Allah tidak langsung saja menciptakan manusia yang bernyawa seperti ciptaan-Nya yang lain? Ini supaya manusia tahu bahwa hidup atau nyawa adalah pemberian Allah. Manusia tidak dapat memberi nyawa kepada dirinya sendiri, atau menciptakan sesuatu yang bernyawa. Allahlah yang memiliki nyawa, sebab hanya Dia sendiri Yang memiliki Nyawa pada mulanya. Hanya di dalam Dia ada hidup. Kata kitab suci : “ Tuhan Allah meniupkan napas yang memberikan hidup ke dalam lubang hidungnya, maka jadilah manusia itu, jiwa yang bernyawa.” Jadi manusia hidup karena Allah memberikan jiwa atau nyawa kepadanya. Kehidupan yang mulanya, hanya dimiliki oleh Allah sejak saat itu, ada pada manusia.

Jadi yang dimaksud kitab suci ‘serupa dengan Allah’ bukan tubuh manusia tapi jiwanya. Kalau begitu, apa kesamaan yang ada pada jiwa manusia dengan Allah? Tentu saudara bertanya-tanya. Itulah yang akan kita bahas sebelum kita akhiri pelajaran hari ini. Saudara dan sahabatku, ada 3 hal yang sama, yang terdapat pada Allah dan ada juga pada manusia. Tiga hal itu adalah: pikiran, perasaan dan kemauan, atau kebebasan untuk memilih.

Mari kita lihat bersama, apa artinya ke tiga hal itu:

Pertama, Allah memberi pada manusia pikiran yang membuat manusia bisa belajar tentang Allah, mengenali-Nya dan berpikir seperti Allah berpikir.. Atau lebih jelas lagi, kenapa engkau mengerti siaran ini, tapi binatang tidak, padahal binatang juga punya otak? Kenapa manusia hanya bisa ‘ngobrol’ (ada kata bugis untuk ngobrol tidak?) dengan manusia lain? Karena kita bukan cuma punya otak, tapi mempunyai pikiran atau akal yang sama. Akal itulah yang membuat kita berbeda dari binatang.

Allah memberi manusia pikiran atau akal, supaya manusia mengerti apa yang Allah maksud waktu Allah berbicara. Allah memberikan kepada manusia kemampuan berpikir yang luar biasa, karena Ia ingin manusia punya hubungan yang akrab denganNya. Menjadi seperti sahabat. Saling mengerti membuat kita bisa punya sahabat. Tapi itu tidak berarti manusia dan Allah sama pengetahuannya dan sama bijaksananya dengan Allah. Tidak, tidak begitu. Pengetahuan dan hikmat Allah jauh melebihi manusia mana pun. Tapi yang harus kita mengerti adalah bahwa Allah memberikan kepada manusia jiwa yang bisa membuat manusia menikmati hubungan dengan Allah yang hidup. Inilah yang terjadi pada nabi Ibrahim. Nabi itu disebut sahabat Allah karena dia menikmati hubungan yang akrab dengan Allah. Nabi Ibrahim telah belajar mengenal Allah dan mempunyai hubungan yang akrab dengan Allah seperti dua sahabat. Dan saudaraku, sebenarnya bukan hanya nabi Ibrahim yang mendapat kesempatan seperti itu, kesempatan menjadi sahabat Allah. Tapi kita semua, Allah ingin kita juga dapat menjadi sahabat-Nya, karena Ia telah menaruh jiwa yang mempunyai pikiran pada kita, manusia ciptaanNya.

Ia tidak ingin kita seperti binatang yang tidak dapat mengerti, atau berpikir tentang Allah. Binatang punya mulut tapi tidak dapat berterimakasih kepada Allah karena semua kebaikanNya. Binatang punya telinga dan mata tapi tidak bisa mendengar, dan membaca firman Allah.

Jadi saudara dan sahabatku, engkau yang mendengar siaran hari ini.. manusia yang diciptakan Allah menyerupai diriNya, dapat mengenal Allah. Memikirkan, mendengarkan FirmanNya dan berbicara kepadaNya. Engkau dapat menjadi sahabat Allah, kalau engkau percaya dan menerima jalan pendamaian yang benar yang telah Allah sendiri tentukan. Kami akan menjelaskan jalan pendamaian ini pada waktu-waktu yang akan datang, tapi yang perlu kita ingat hari ini, adalah pertama: Allah telah memberi kita pikiran supaya kita dapat mengenal dan memahami Dia.

Yang ke dua, Allah menempatkan hal yang lain lagi dalam jiwa manusia waktu ia menciptakan manusia serupa dengan Dia. Dia memberi hati , supaya manusia dapat mengasihi Allah. Hati yang kita bicarakan bukan hati yang ada dalam tubuh jasmani, tapi kalbu.. sesuatu yang membuat kita mempunyai perasaan dalam jiwa, emosi-emosi  dan bermacam-macam motivasi. Kalbu yang kita bicarakan adalah kecondongan hatimu. Itulah yang Allah tempatkan dalam jiwa manusia, kalbu atau perasaan, sehingga manusia dapat merasakan apa yang Allah rasakan. Allah dapat mengasihi, dapat membenci, dapat merasa senang dan sedih, juga dapat merasa iba. Itu sebabnya Allah menempatkan perasaan dalam jiwa mansuai, supaya manusia dapat menyukai apa yang Allah sukai dan membenci apa yang Allah benci. Allah ingin manusia mengasihi Dia dengan sepenuh hatinya. Inilah sebab kenapa Allah menciptakan manusia seperti DiriNya, dan memberikan perasaan kepada manusia.

Yang ke tiga, kesamaan antara Allah dan manusia adalah: kebebasan untuk memilih atau keinginan. Allah menaruh keinginan dalam jiwa manusia supaya manusia dapat memilih jalannya sendiri. Seperti Allah yang memiliki pilihan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, Allah memberi keinginan dalam jiwa manusia untuk membuat pilihan bagi dirinya sendiri. Dengan memberi manusia keinginan Allah memberi kita hak dan juga tanggung jawab untukuntuk memilih apakah akan mentaati Allah atau tidak. Memang Allah bisa saja menciptakan manusia yang tidak punya pilihan, manusia yang seperti boneka atau mesin-mesin. Boneka atau mesin, tidak bisa bergerak atau bekerja di luar yang telah diatur. Atau seperti matahari yang terbit di Timur dan tenggelam di Barat setiap hari, tidak bisa memilih untuk terbit dari Utara, misalnya. Tapi Allah tidak menciptakan manusia seperti itu. Manusia diciptakan sangat istimewa.

Allah menciptakan manusia sejak pertama memang untuk diri-Nya sendiri.Dengan memberi pikiran, kalbu atau perasaan dan keinginan Allah ingin kita mengasihiNya dan mentaatinya, tapi tidak akan pernah memaksa kita untuk melakukan itu. Sebab kasih bukan lagi kasih kalau dipaksa. Allah membiarkan kita memilih sendiri jalan apa yang mau kita tempuh.. apa kita mau menghargai perkataan Allah atau menghinakannya. Diciptakan untuk menjadi milik Allah, juga punya arti kita ada dalam dunia ini bukan untuk diri kita sendiri, atau untuk harta atau untuk siapa pun. Kita ada di dunia ini untuk Allah, untuk menjadi kesukaannya dan kemuliaan namaNya.

Sahabatku, kini engkau tahu bahwa Allah menciptakan kita dengan kemampuan untuk mengenal dia, mengasihi dia dan mentaati Dia selamanya. Ya! Selama-lamanya.. sebab jiwa yang diberikan kepada kita adalah jiwa yang kekal, sama seperti Allah itu kekal. Merupakan kehendak Allah bahwa kita harus memiliki hubungan yang akrab dan ajaib dengan diriNya hari ini, besok dan selama-lamanya. Itulah sebabnya Allah menciptakan manusia, menyerupai diri-Nya sendiri.

Pada saat perpisahan kita hari ini, dengan mengulangi perkataan Isa Almasih yang tertulis dalam kitab suci Injil. Allah itu Tuhan kita, Allah itu Satu. Kasihilah Allah Tuhanmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu.

Terimakasih untuk waktu yang telah engkau beri untuk mendengar siaran ini. Insya Allah dalam program yang akan datang kita akan membicarakan tentang dua orang manusia... nabi Adam dan Siti Hawa, istrinya. Jika ada pertanyaan tentang apa yang anda dengar hari ini, jangan ragu untuk melayangkan surat anda kepada kami dalam acara Jalan ke Surga Telah Rata  .

Kiranya Allah memberkatimu dan menerangi pikiranmu untuk mengerti betapa pentingnya perintah terbesar yang pernah diucapkan: “kasihilah Allah, Tuhan dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu.