Jalan Ke Surga Telah Rata

Pelajaran 16

Menara Babel

Pembukaan: Assalam Alaikum W. W. saudara dan sahabatku pendengar sekalian... Inilah RAM yang disiarkan dari Saipan pada gelombang.....Terimalah salam kami dalam nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Allah yang selalu menginginkan setiap orang mengenali dan bertekun pada Jalan Lurus, jalan menuju surga yang telah dibuat-Nya. Di jalan itu Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ingin setiap orang hidup dan berada dalam restu-Nya. Karena lewat jalan itu, manusia akan sampai kepada-Nya dalam damai yang sejati. Dalam acara Jalan ke Surga Telah Rata ini, kita akan bersama-sama menyelidiki kitab-kitab yang ditulis oleh nabi-nabi; yang menjelaskan bahwa ada jalan mulia yang telah Allah tetapkan sehingga umat manusia dapat diperhitungkan sebagai orang benar di hadapanNya.

Dalam siaran kita yang terakhir, kita telah menyelesaikan pelajaran kita mengenai nabi Allah yang bernama Nuh. Kita telah melihat bahwa Allah tidak bermain-main waktu mengatakan akan membinasakan semua keturunan Adam karena kejahatan mereka dengan mengirimkan banjr besar. Selama 100 tahun Allah memberikan mereka kesempatan untuk bertobat, yaitu selama Nuh membangun kapal / bahtera yang akan menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang mempercayai sabda Allah pada saat banjir terjadi. Tapi, tidak satu orang pun yang mempercayai sabda Allah itu, kecuali Nuh dan keluarganya. Akibatnya, Allah yang adil dan setia itu, melakukan apa yang telah difirmankan-Nya. Allah membinasakan semua orang bahkan semua yang hidup, yang tidak memasuki bahtera. Tapi Allah menyelamatkan semua orang yang melintasi pintu itu.

Hari ini kita akan melanjutkan pelajaran di dalam Kitab Kejadian dan belajar tentang apa yang terjadi setelah jaman nabi Nuh itu. Tapi sebelum kita melanjutkan pelajaran hari ini, mari kita dengarkan beberapa informasi berikut ini:

Dalam pembicaraan kita tentang Nuh, kita telah diberitahu bahwa Nuh mempunyai tiga orang anak laki-laki: Sem, Ham, dan Yafet. Kitab suci menunjukkan pada kita bahwa dari tiga orang inilah semua orang di bumi ini berasal. Sem adalah nenek moyang dari orang-orang Yahudi dan Arab. Kebanyakan penduduk Afrika dan Cina kemungkinan adalah keturunan Ham. Sedang orang-orang Eropa adalah keturunan Yafet.

Jadi saudaraku semua orang di bumi ini berasal dari ketiga anak Nuh. Anda, saya... orang negro, orang cina, semua suku di Indonesia, kita semua berasal nenek yag sama: Nuh. Sehingga kita semua pantaas mengatakan bahwa kita bisa ada hari ini, karena Nuh percaya pada sabda Allah, dan membuat bahtera untuk menyelamatkan keluarganya. Sebab waktu Nuh menyelamatkan keluarganya dari banjir, dia juga telah menyelamatkan kita bersama-sama dengan mereka.

Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya, juga bersabda pada mereka: Beranak cuculah dan bertambah banyak dan penuhilah bumi.” Jadi saudaraku, dengan pertolongan dan berkat Allah Nuh dan anak-anaknya membangun rumah dan memulai kehidupan keluarga yang baru. Karena mereka taat pada Allah, dengan cepat sekali keluarga itu makin bertambah banyak. Pada jaman itu, manusia masih berumur panjang dan mempunyai banyak anak dan cucu . Lebih banyak dari jaman kita sekarang. Jadi setelah beberapa ratus tahun sudah ada ribuan manusia lagi. Tapi ada hal yang harus kita ingat, yaitu manusia pada dasarnya telah terinfeksi dengan dosa, dan mereka telah lupa pada banjir penghukuman Allah itu. Manusia mulai lagi tidak memperdulikan Allah atau pun mentaati hukum-hukumnya. Mereka kembali pada tabiatnya yang berdosa, mereka tidak seperti Seth, darwis atau Nuh. Setelah beberapa ratus tahun manusia mulai lupa untuk berterimakasih pada Allah yang telah memberi mereka napas dan kehidupan, sinar matahari, hujan dan makanan. Bahkan pelangi yang ditaruh Allah di langit sebagai tanda janji akan kasih dan setiaNya, sudah tidak ada lagi yang tahu apa artinya. Dengarlah apa yang dikatakan Allah tentang mereka: “walau pun manusia mengenal Allah, tetapi manusia tidak menghormati Dia atau berterimakasih kepadaNya, sebaliknya manusia memikirkan yang bukan-bukan, hati mereka menjadi gelap. Manusia menyangka dirinya bijaksana, padahal sebenarnya mereka bodoh. Yang mereka sembah bukanlah Allah yang benar , Sang pencipta, tapi hal-hal yang palsu. Bukan Pencipta itu yang dipuji dan dimuliakan melainkan ciptaan-Nya.

Seperti Kabil dan keturunannya, banyak dari keturunan Nuh juga memilih untuk memberontak pada Allah dan kehendakNya. Mereka memang mempunyai agama, tapi agama mereka adalah agama palsu karena agama mereka tidak sesuai dengan jalan kebenaran yang telah Allah tetapkan. Mereka tidak mau mendengarkan kebenaran Allah. Yang mereka dengar adalah si Setan dan kebohongannya.

Kira-kira 500 tahun setelah banjir itu, ada seorang pemburu yang sangat terkenal, dia juga adalah seorang yang membangun kota-kota. Orang ini adalah keturunan anak Nuh yang bernama Ham. Namanya Nimrod. Nama Nimrod artinya: memberontak. Orang ini sangat pandai, tapi dia tidak mengenal Allah. Dia lebih menyukai mengikuti jalan setan dari pada mengikuti jalan Allah. Sama seperti jalan yang dipilih Kabil dan kebanyakan manusia pada jaman nabi Nuh. Nimrod sudah membangun beberapa kota, dan merencanakan membangun satu kota yang amat sangat besar. Di mana dalam kota itu, semua umat manusia bisa hidup bersama sebagai satu bangsa.

Sekarang sahabat dan saudaraku kita akan membaca pasal 11 dari kitab Kejadian. Mari kita lihat apa kata kitab suci tentang rencana Nimrod dan teman-temannya membangun kota yang besar itu. Kitab suci berkata: “semula bangsa-bangsa di dunia hanya mempunyai satu bahasa, mereka memakai kata-kata yang sama. Waktu mereka mengembara ke sebelah Timur, sampailah mereka di sebuah tanah datar di tanah Sinear (daerah Irak sekarang) lalu mereka menetap di sana. Mereka berkata seorang kepada yang lain: ayo kita membuat batu bata dan membakarnya sampai keras. Demikianlah mereka memakai batu bata untuk membangun, bukan lagi batu biasa, dan memakai ter sebagai perekat. Kata mereka:mari kita mendirikan kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, supaya kita terkenal dan tidak terceraiberai ke seluruh bumi.”

Begitulah saudaraku, Nimrod dan teman-temannya merencanakan membangun sebuah kota yang besar dengan menara yang mencapai langit. Kenapa mereka ingin membangun menara yang tinggi itu? Karena mereka ingin mendapat nama di dunia ini. Mereka merencanakan mengumpulkan semua manusia di bumi di satu tempat, supaya mereka menjadi kesatuan yang kuat dan tidak tercerai-berai ke seluruh bumi. Tapi Allah tidak menyukai rencana itu karena itu berarti mereka tidak memenuhi rencana Allah sebab Allah sudah bersabda kepada Nuh dan keturunannya untuk memenuhi bumi. Allah yang menciptakan manusia tahu apa yang terbaik buat manusia. Tapi kebanyakan dari keturunan Nuh tidak perduli pada apa yang dipikirkan Allah. Mereka menyangka dirinya jauh lebih pintar dari Allah. Seperti setan, hati mereka dipenuhi kesombongan dan pemberontakkan kepada Allah. Tapi kata kitab suci : barangsiapa yang meniggikan dirinya atau menjadi sombong dia akan direndahkan (dipermalukan), tapi barangsiapa merendahkan diri dia akan ditinggikan.

Meninggikan diri atau mencari nama (ingin menjadi terkenal) untuk diri kita sendiri, di mata Allah adalah dosa, karena hanya satu nama saja yang layak dipuji dan dimuliakan. Yaitu nama Allah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Sebab kata kitab suci: Kalau ada orang yang mau membanggakan sesuatu, hendaklah membanggakan apa yang telah dibuat Tuhan. Sebab orang yang terpuji adalah orang yang dipuji Tuhan, bukan orang yang memuji dirinya sendiri.

Biarpun begitu, di jaman Nimrod, hampir semua keturunan Adam tidak menghormati Allah. Mereka pikir mereka tidak membutuhkan Allah atau pun sabdaNya. Mereka tidak mau mendengar siapa pun. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai roh pemberontakan dan keinginan bebas. Sampai sekarang, sikap dan roh yang sama masih tetap ada dalam hati anak keturunan Adam. Bahkan anak kecil saja punya sikap seperti itu, buktinya: Ada anak-anak yang kalau disuruh apa-apa oleh orang tuanya berani menjawab: Tidak mau ! Itu pada anak kecil, apalagi kalau orang dewasa. Apa penyebab dari pertengkaran yang terjadi dalam rumah tangga atau pun bangsa? Bukankah itu karena sikap pemberontakan dan keinginan bebas manusia yang berpikir: “Ah, saya bisa urus diriku sendiri. Adat istiadat saya yang paling baik. Agama saya sudah cukup untuk saya. Orang-orang sesuku saya adalah orang-orang yang hebat, paling pandai, dan terbaik. Nama saya adalah hal yang paling penting. Barang-barang saya. Kehendak saya. Pekerjaan saya, uang saya. Saya! Saya! Saya! Betapa manusia itu berpusat pada dirinya sendiri. Semua orang hanya berusaha untuk memuaskan keinginan dirinya sendiri. Karena sikap seperti itu maka dunia ini penuh dengan pertengkaran, perkelahian dan perang. Bagaimanapun, ingatlah saudara Allah membenci roh atau semangat yang seperti itu. Sebab seperti yang disabdakannya dalam kitab suci: Akulah Tuhan, itulah namaku, Aku tidak akan membagi kemuliaanku dengan yang lain. Saudaraku, ingatlah bahwa hanya nama Allah saja yang patut dimuliakan!.

Sebelum kita lanjutkan pelajaran kita mari kita dengarkan sebuah lagu (judul) yang dibawakan oleh:........

Nah mari kita lanjutkan kembali pelajaran kita tentang orang yang bernama Nimrod. Jadi Nimrod dan teman-temannya mulai membangun menara yang puncaknya sampai ke langit, yang seakan-akan menantang kemuliaan nama Allah. Sebenarnya, pada jaman itu orang memang beragama, tapi mereka tidak perduli pada perintah dan ketentuan Allah. Nimrod dan teman-temannya menyangka mereka bisa sampai ke langit dengan caranya sendiri. Coba renungkan ini. Hanya 500 tahun setelah air bah manusia, kembali lagi seperti kelakuan mereka yang dibinasakan Allah dengan air bah. Mereka memilih jalan mereka sendiri dan menolak ketentuan Allah. Betapa bodohnya dan bejatnya manusia, mencoba berpisah dari Allah yang memberi napas kehidupan dan firmannya yang menjadi makanan bagi jiwa manusia.

Lalu apa yang dilakukan Allah? Beginilah kata kitab suci: Maka turunlah Tuhan untuk melihat kota dan menara yang didirikan manusia. Lalu Ia berkata: Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa, dan ini baru permulaan dari rencana mereka. Tak lama lagi mereka akan sanggup melakukan apa saja yang mereka kehendaki. Sebaiknya, kita turun dan mengacaukan bahasa mereka supaya mereka tidak lagi bisa saling mengerti satu dengan yang lain. Demikianlah Tuhan menceraiberaikan mereka ke seluruh bumi. Lalu mereka berhenti mendirikan kota itu. Sebab itu, kota itu dinamakan Babel, karena di situlah Tuhan mengacaukan bahasa semua bangsa, dan dari situ mereka diceraiberaikan oleh Tuhan ke seluruh bumi.”

Saudara, sekarang jelas bagi kita bahwa Tuhan marah dengan rencana Nimrod dan teman-temannya yang telah mulai membangun kota besar karena ingin mencari nama. Ingatkah saudaraku, bahwa Allah sudah memerintahkan Nuh dan anak-anaknya untuk “memenuhi bumi”, untuk menyebar ke seluruh muka bumi. Tapi Nimrod dan pengikutnya, ingin menantang Allah dengan melakukan hal sebaliknya, yaitu mengumpulkan semua orang di satu tempat. Allah mengagalkan rencana mereka dengan memberi pada mereka bahasa-bahasa yang baru dan menceraiberaikan mereka ke seluruh bumi. Inilah sebabnya ada ribuan suku dan bahasa di muka bumi sekarang ini.

Sudah pasti Allah melakukan pekerjaan yang luarbiasa dengan mengacaukan bahasa di Babel itu. Bayangkan, di Sulawesi saja ada berapa macam bahasa yang dipakai, atau di Sul-Sel saja, bahasa bugis beda dengan bahasa Mandar, Makassar, Duri atau Toraja. Betapa hebat dan ajaibnya Tuhan itu. Saudaraku, tidak ada satu manusia pun yang dapat menantang Allah dan menang. Tidak ada manusia yang tidak taat paada Allah dapat hidup sejahtera. Ingatkah saudara kota yang mau Nimrod bikin itu bernama Babel? Babel berarti kebingungan. Ya, saudaraku.. hidup terpisah dari Allah hanya menimbulkan kebingungan!

Inilah kisah tentang kota bernama Babel dan orang-orang yang menyangka dirinya begitu hebat dan bisa menganggap sepi perintah dan ketentuan Allah. Apakah kita kadang-kadang seperti orang-orang di Babel itu? Apakah kita juga kadang-kadang meninggikan diri kita dan kehendak kita, melebihi nama dan kehendak Allah? Sahabat dan saudara pendengar, kepada siapakah anda mau berkenan? Kepada Allah atau kepada manusia? Apakah anda mencari hormat dan pujian dari manusia? Satu hal yang pasti, pujian dari manusia pasti berlalau, tapi pujian yang datang dari Tuhan akan ada untuk selamanya. Dengarkan perkataan Tuhan sendiri: Orang yang bijaksana tidak boleh bangga karena kebijaksanaannya, orang kuat karena kekuatannya dan orang kaya karena kekayaannya. Siapa mau membanggakan sesuatu, haruslah berbangga bahwa ia mengenal dan mengerti Aku, bahwa ia tahu Aku mengasihi untuk selama-lamanya dan Aku menegakkan hukum serta keadilan di dunia. Semuanya ini menyenangkan hatiKu. Aku Tuhan, yang mengatakannya.

Saudaraku, Insya Allah dalam siaran yang akan datang kita akan melihat lagi semua yang telah kita pelajari sejak permulaan sampai saat ini... berkah Allah ada pada kita, saat kita renungkan bahwa: “orang yang terpuji adalah orang dipuji oleh Tuhan bukan yang memuji dirinya sendiri. Jika anda mempunyai pertanyaan mengenai apa yang anda dengarkan, jangan ragu untuk melayangkan surat kepada kami , Jalan ke Surga Telah Rata dengan alamat RAM .....dst. sampai jumpa pada siaran yang akan datang.