Jalan Ke Surga Telah Rata

Pelajaran 17

Renungan Tentang "Kejadian"

Pembukaan: Assalam Alaikum W. W. saudara dan sahabatku pendengar sekalian... Inilah RAM yang disiarkan dari Saipan pada gelombang.....Terimalah salam kami dalam nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Allah yang selalu menginginkan setiap orang mengenali dan bertekun pada Jalan Lurus, jalan menuju surga yang telah dibuat-Nya. Di jalan itu Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ingin setiap orang hidup dan berada dalam restu-Nya. Karena lewat jalan itu, manusia akan sampai kepada-Nya dalam damai yang sejati. Dalam acara Jalan ke Surga Telah Rata ini, kita akan bersama-sama menyelidiki kitab-kitab yang ditulis oleh nabi-nabi; yang menjelaskan bahwa ada jalan mulia yang telah Allah tetapkan sehingga umat manusia dapat diperhitungkan sebagai orang benar di hadapanNya.

Pendengar Setia, hari ini, dengan pertolongan Tuhan kita akan membahas lagi dan merangkum semua yang telah kita pelajari sampai pada program yang terakhir, yang diambil dari kitab suci Taurat yang ditulis oleh nabi Musa, yaitu dari kitab kejadian.autnya: malaikat atau pun manusia.

saudaraku, setelah peristiwa Lucifer, kita telah belajar juga tentang bagaimana Allah menciptakan langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya dalam waktu 6 hari. Dan Tuhan menciptakan semua itu hanya dengan mengucapkan sabdaNya. Dari semua ciptaanNya itu, manusialah ciptaan yang paling penting, karena manusia diciptakan persis seperti

Kitab Taurat adalah bagian pertama dari kitab Tulisan Para Nabi. Bagian ini sangat berarti untuk keseluruhan Tulisan Para Nabi, karena pada bagian inilah diletakkan oleh Allah sendiri suatu dasar. Dengan dasar ini kita dapat menguji sendiri apa yang sudah kita dengar, benar atau tidak ini, dari Allah atau bukan. Kitab Taurat sendiri terdiri dari lima bagian atau lima buku. Buku yang pertama disebut Kejadian. Kitab Kejadian terdiri dari 50 pasal dan secara berurutan kita mempelajari kitab ini sampai kitab ke 11.

Masih ingat tidak apa bunyi ayat pertama dari buku pertama dalam kitab suci? Mari kita lihat lagi. Di sana dikatakan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Tuhan adalah Allah kekekalan. Pada mulanya, waktu biar bumi belum diciptakan apalagi manusia jadi waktu belum ada apa-apa, Tuhan sudah ada. Tuhan adalah Roh Kekekalanyang tidak mempunyai permulaan. Itulah sebabnya kenapa ayat pertana dalam kitab suci berkata: “pada mulanya Allah!!

Berikutnya kita bersama telah mempelajari bahwa sebelum menciptakan dunia ini, Tuhan lebih dulu telah menciptakan berlaksa-laksa mahluk roh yang besar kekuatan. Mahluk-mahluk roh ini disebut malaikat. Di antara para malaikat ada satu yang lebih indah dan lebih bijaksana dari yang lain, namanya Lusifer. Oleh Allah Lucifer diangkat menjadi pemimpin para malaikat. Sayangnya, suatu hari hati Lucifer berubah dari ketaatan kepada Allah menjadi kedengkian (irihati). Lucifer meninggikan dirinya, menjadi sombong dan ingin merebut “tempat” Allah. Banyak juga malaikat lain yang memilih untuk menjadi pengikut Luciffer dan menjadi berdosa seperti pemimpinnya itu. Karena kesombongannya itulah, Allah lalu mengusir Lucifer dan para pengikutnya dan mengubah nama Lusiffer menjadi Setan. Setan artinya Penghasut. Bahkan Allah membuatkan untuk mereka api yang tak pernah akan padam di Neraka. Kitab suci memberitahu kita bahwa nanti pada hari kiamat, Tuhan yang Maha Benar dan Yang Tak Dapat Melihat Dosa itu akan membuang Lucifer ke dalam api itu, dia dan semua pengikutnya: malaikat atau pun manusia.

saudaraku, setelah peristiwa Lucifer, kita telah belajar juga tentang bagaimana Allah menciptakan langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya dalam waktu 6 hari. Dan Tuhan menciptakan semua itu hanya dengan mengucapkan sabdaNya. Dari semua ciptaanNya itu, manusialah ciptaan yang paling penting, karena manusia diciptakan persis seperti gambaran Allah sendiri. Manusia diberi Allah pikiran, sehingga ia dapat mengenal atau mengerti apa kehendak Allah. Manusia diberi perasaan, supaya ia dapat mengasihi Allah,dan manusia juga diberi kehendak bebas yaitu kebebasan untuk memilih, supaya bisa memilih untuk dirinya sendiri apakah ia akan taat pada Allah atau menentang Allah. Allah memeberi pikiran, hati atau perasaan dan kebebasan memilih kepada manusia karena Allah ingin antara diriNya dengan manusia terjalin hubungan yang intim dan manis.

Dalam pasal yang ke dua kitab Taurat, kita baca bahwa Allah membuat sebuah taman yang bernama Taman Firdaus atau taman Eden dan menempatkan manusia yang ia ciptakan itu di dalamnya. Kepada Adam manusia ciptaanNya itu, Allah yang Maha baik memberi segala sesuatu yang dia butuhkan supaya hidup Adam bisa makmur dan sejahtera.

Juga, pada hari Tuhan menciptakan Adam, Allah berkata kepadanya: “ Adam, kamu boleh makan buah apa saja di dalam taman ini, kecuali buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Kalau sampai kau makan buah itu, kau langsung mati. Jadi, ada ujian kecil buat Adam. Ini bukan supaya Adam melakukan kesalahan, tapi supaya Adam punya kesempatan membuktikan kasihnya kepada Allah. Umpamanya begini, ada seorang gadis ingin membuktikan apakah pacarnya betul-betul sayang padanya.. jadi dia bilang pada pacarnya, “teman-temanmu suka berjudi dan mabuk-mabukan, kamu boleh saja berteman dengan mereka, tapi jangan ikut kebiasaan buruk mereka. Kalau saya lihat atau dengar kamu mabuk atau main judi hubungan kita langsung putus!” Tidak berlebihan bukan permintaan seperti itu? Jadi dengan ujian kecil itu, kepada Adam diberi hak untuk memutuskan apakah akan taat pada Allah atau tidak.

Kita juga membaca bahwa setelah Allah menciptakan Adam, Allah memberikan sebuah karunia indah untuknya, coba tebak saudaraku... apa itu.. ya! Benar! Seorang istri. Wanita yang bernama Hawa ini Allah ciptakan dari tulang rusuk Adam. Jadi begitulah saudaraku, dalam 6 hari Allah menyelesaikan seluruh pekerjaan penciptaannya itu. Berikutnya, dalam pasal ke tiga, kita lihat bagaiman dosa masuk ke dalam dunia. Kitab suci menunjukkan pada kita bagaimana pada suatu hari, waktu Adam dan istrinya sedang berada di dekat pohon buah yang dilarang, Setan dalam wujud seekor ular, membuat Adam dan hawa meragukan apa yang telah Allah perintahkandan membujuk mereka untuk mempercayai dusta. Kata Setan, Allah itu cuma mau menang sendiri, setan juga bilang kalau mereka tidak akan mati kalau mereka makan buah terlarang itu, malah sebaliknya mereka akan menjadi sama dengan Allah.

Jadi sahabatku, Setan memutarbalikkan perkataan Allah! Waktu Allah bilang: “kamu pasti mati, kalau kamu makan buah itu” , Setan bilang: “kamu pasti tidak akan mati,kalau kamu makan buah itu.” Lalu perkataan siapa yang diikuti oleh Adam dan Hawa? Perkataan Allah atau Setan? Sayangnya saudaraku, kitab suci mencatat bahwa Adam dan Hawa memilih untuk mempercayai perkataan Setan dari pada perkataan Allah. Setan menipu Hawa sehingga ia melakukan pelanggaran, tapi Adam memilih sendiri untuk melanggar perintah Allah dan mengikuti Setan. Sehingga tertulis dalam kitab suci: “Sebab itu sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia karena perbuatan satu orang, dan oleh dosa itu juga maut ikut masuk, begitulah kemudian maut menjalar ke semua manusia, karena semua orang telah berdosa.”

Akibatnya, Allah mengusir Adam dan Hawa dari dalam Taman Firdaus. Tapi sebelum Tuhan mengusir mereka, Tuhan menjanjikan akan mengutus seorang penyelamat ke dalam dunia untuk melepaskan dan menebus anak keturunan Adam dari kuasa Setan, kuasa dosa dan kematian. Untuk memastikan janji itu, Alalh menyembelih beberapa binatang dan dari kulit binatang-binatang itu, Allah membuatkan Adan dan Hawa pakaian. Mengorbankan binatang sebagai kurban yang dilakukan Allah bagi kepentingan Adam dan Hawa, bukan cuma untuk menutupi ketelanjangan mereka, tapi untuk menunjukkan dan mengajarkan kepada Adam dan Hawa bahwa :”ganjaran dari dosa adalah maut atau mati”, dan juga : tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa”

Dalam pasal empat, kita membaca cerita tentang dua orang anak Adam: Kabil dan Habil dan korban persembahan mereka kepada Allah. Habil mempersembahkan anak domba yang tidak bercacat, yang terbaik, menyembelihnya sebagai korban penghapus dosa, persis seperti yang Allah bikin untuk orang tuanya. Tapi Kabil, ia mencoba menddekati Allah dengan caranya sendiri, dengan mempersembahkan hasil panennya, usahanya mengerjakan tanah yang telah dikutuk Allah. Kata kitab suci: “Allah senang kepada Kabil dan korbannya, tapi persembahan Habil ditolaknya.” Setelah itu pun Allah masih memanggil Kabil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, supaya dia mengetahui kesalahannya, mau bertobat dan menerima Jalan Kebenaran Allah, tapi Kabil malah menjadi marah dan membunuh Habil, adiknya. Kabil sudah memilih untuk menempuh jalan kesesatan.

Setelah kejadian itu, Allah memberi seorang anak lagi untuk Adam dan Hawa, namanya Set. Set ini seperti Habil: dia percaya pada Allah dan mendekati Allah dengan melakukan kurban darah sebagai persembahan. Sehingga, keturunan Adam terbagi menjadi dua garis keturunan: Keturunan dari Kabil dan keturunan dari Set. Keturunan Kabil tidak percaya kepada Allah. Tapi dari keturunan Set datang oraang-orang yang mempercayai Allah. Salah satu keturunan Set yang percaya kepada Allah bernama Idris (Enos). Idris berjalan bersama Allah pada jaman yang jahat. Idris sangat dekat dengan Allah samapai-sampai dia tidak mengalami kematian, tapi terangkat hidup-hidup ke Firdaus Surgawi untuk tinggal di sana bersama-sama Allah. Idris mempunyai cicit yang bernama Nuh, pada masa Nuh Allah memutuskan untuk menghapus semua manusia dari muka bumi dengan mendatangkan banjir. Allah melakukan itu karena sudah tidak tahan lagi melihat kejahatan manusia. Dalam kesempatan terakhir sebelum Ia melakukan kehendakNya, Allah hanya menemukan Nuh saja yang percaya padaNya. Itu sebabnya Allah menyuruh Nuh membuat sebuah kapal yang sangat besar, untuk menjadi tempat perlindungan bagi dirinya, dan keluarganya, juga binatang-binatang dan semua orang lain yang mau percaya pada perkataan Allah yang disampaikan Nuh. Selama 100 tahun Allah bersabar menantikan ada orang lain selain Nuh dan keluarganya, yang mau bertobat dan mempercayai perkataan Allah. Tapi selama 100 tahun itu, yaitu waktu yang diperlukan Nuh untuk membuat kapal, tidak ada seorang pun yang bertobat. Sehingga Allah akhirnya tidak segan-segan melakukan apa yang telah dijanjikanNya, dan menghakimi semua orang yang tidak percaya pada kebenaran dengan banjir besar. Semua orang binasa, kecuali Nuh dan keluarganya.

Nuh punya tiga anak laki-laki, yaitu Sem, Ham dan yafet. Dari ketiga orang inilah datang semua manusia di muka bumi.Tapi kita juga melihat bahwa keturunan dari Sem, Ham dan Yafet dengan cepat melupakan kedahsyatan penghakiman Allah yang dialami nenek moyangnya. Belum berapa lama, mereka sudah melupakan Tuhan dan sabdanya. Dalam pelajaran kita yang terakhir, kita bahkan telah belajar tentang Nimrod dan para pengikutnya berusaha melaksanakan rencana mereka untuk mempersatukan semua manusia di satu tempat, dan membangun sebuah kota yang sangat besar yang mempunyai menara sampai ke langit. Rencana yang timbul dari rasa sombong dan rasa ingin memberontak terhadap Allah. Tapi Allah menggagalkan rencana itu. Allah mengacaukan bahasa mereka, dan menyerakkan mereka ke seluruh bumi. Kota yang sedang dibangun itu lalu disebut Babel yang artinya: kebingungan.

Nah saudara dan sahabat pendegar, itulah ringkasnya segala yang sudah kita pelajari dari Kitab Kejadian dari pasal 1 sampai pasal 11. Lalu kira-kira apa yang dapat kita simpulkan dari semua yang telah kita pelajari itu? Apa yang ingin Allah ajarkan pada kita tentang hal-hal yang terjadi pada permulaan dunia? Ada banyak pelajaran yang harus dipahami, tapi hari ini kita hanya punya waktu untuik menjelaskan dua hal saja...

Sebagai kesimpulan yang pertama adalah; Tidak ada seorang manusia pun yang benar. Dalam pelajaran kita selama ini, berkali-kali kita menemukan betapa jahat dan sesatnya manusia. Kita telah melihat kesesatan manusia Kita pertama-tama melihat itu di dalam taman Firdaus, waktu Adam makan buah yang telah Alalh larang. Kita lihat lagi sikap yang sama pada Kabil waktu dia menolak mengikuti ketentuan mengenai persembahan korban yang telah Allah tetapkan. Sikap sama itu masih juga kita temukan pada keturunan Kain, pada manusia yang hidup di jaman Nuh dan mereka yang berusaha membangun menara Babel. Pendek kata, kisah anak keturunan adalah Manusia itu tidask ada benarnya, sama seperti yang tertulis dalam kitab suci: “Semua orang ada di baaawah kuasa dosa, seperti tertulis: tidak ada yang benar, seorang pun tidak!”

Yang kedua, adalah Allah itu benar. Seperti yang dikatakan kitab suci, “Allah itu terang, padaNya, sama sekali tidak ada kegelapan.” Kita adalah saksi tentang kebenaran Allah, waktu Ia mengusir Setan, karena malaikat itu telah menjadi sombong dan mau melawan Allah. Kita juga melihat bahwa waktu Allah mengusir Adam dan Hawa dari taman Firdaus, itu juga karena kebenaranNya, Allah tidak bisa menerima pemberontakan mereka berdua. Setelah itu kita dapat melihat kebenaran Allah dari janjiNya untuk memberikan seorang yang akan menebus utang dosa semua keturunan Adam. Selain itu, kita melihat kebenaran Allah lewat hukumnya yang mengatakan: “tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan dosa.

Kebenaran Allah juga terlihat pada saat Dia menerima kurban Habil yang mengurbankan seekor binatang, yang artinya menumpahkan darahnya..tapi menolak kurban Kabil. Ingat juga bahwa pada jaman Nuh, Allah memberi kesempatan kepada manusia yang hidup saat itu untuk meninggalkan kejahatan, kefasikkannya.. kesempatan selama 100 tahun! Tapi akhirnya, setelah diberi waktu selama itu pun.. hanya Nuh dan keluarganya saja yang selamatdari banjir besar... karena mereka yang lain menolak untuk meninggalkan jalannya yang jahat. Dan dalam pelajaran terakhir, kita lihat bagaimanba Allah menunjukkan kebenaranNya dengan mengacaubalaukan bahasa penduduk kota Babel yang memberontak terhadap Dia.

Jadi saudaraku, sebelum kita berpisah hari ini, mari kita lihat diri kita sendiri.. kita, manusia sama sekali tidak punya alasan apa-apa untuk bilang kepada Tuhan : “saya tidak bersalah!”... Sebab hanya Allah saja yang suci dan tidak bercacat, dan tidak mungkin kita dapat mengatakan pada Tuhan bahwa kejahatan dan kesalahan kita akan kita bayar dengan bersikap baik pada orang lain. Seba, yang kita singgung atau buat tersinggung adalah Allah sendiri... jadi harus dengan Allah juga kita berurusan.. betul bukan? Dan waktu berurusan dengan Dia, tentunya harus dalam aturan dan hukum-hukumnya.. itulah alasan kenapa kita harus percaya pada kebaikan Allah yang telah menetapkan suatu cara supaya kita, manusia dapat hidup dan sampai kepadaNya dalam damai.. tak ada lagi permusuhan dan utang dosa. Sahabatku, saudaraku... kalau anda punya kerinduan untuk mengalami hal itu... maka anda juga harus percaya bahwa ada jalan yang lurus dan rata menuju ke Surga... jalan yang ditetapkan oleh Allah sendiri bagi mereka yang percaya pada sabdaNya.

Nah, kita harus berpisah sekarang.. tapi jangan lupa untuk terus mengikuti acara ini, acara Jalan ke Surga Telah Rata . saat kita berpisah, renungkanlah sabda Allah yang merupakan ketentuan tentang perdamaian dan pengampunan dari dosa..”tanpa penumpahan darah , tak akan ada pengampunan.”