Jalan Ke Surga Telah Rata

Pelajaran 46

Samuel, Saul dan Daud

Pembukaan: Dalam acara pelajaran kita yang terakhir, kita telah melihat bahwa masa setelah nabi Yosua adalah masa yang gelap dan tercela dalam sejarah bangsa Israel.Tapi bahkan dalam zaman yang gelap itu kita dapat melihat cahaya kesetiaan Allah. Allah belum melupakan janjiNya kepada Ibrahim dan keturunannya tentang sang Penebus yang akan lahir dari bangsa Israel.

Selanjutnya kita telah melihat bagaimana Allah bekerja dalam kehidupan seorang wanita bernama Rut. Rut yang bukanlah keturunan Israel, tapi dia percaya kepada Allah Israel dengan sepenuh hati. Pada saat orang Israel sendiri meninggalkan Tuhan untuk mengikuti agama bangsa-bangsa lain, Rut memilih untuk meninggalkan agama ayahnya dan mengikuti Allah Israel. Rut pindah dari negerinya, lalu tinggal di kota Betlehem di wilayah Israel. Di sana Rut menikah dengan seorang Israel bernama Boas. Mereka kemudain mempuntyai anak yang bernama Obed; Obed mempunyai anak bernama Isai dan Isai ini adalah ayah nabi Daud. Semua hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa Allah terus bergerak maju dengan rencanaNya untuk mengutus ke dalam dunia ini seorang Penebus, karena lewat keturunan Daud sang penebus itu akan lahir, dan di Betlehem kampung halaman Daud inilah sang Penebus akan lahir. Dalam pelajaran-pelajaran mendatang, akan kita lihat bagaimana para nabi Allah telah menubuatkan semua hal itu, dan ratusan tahun kemudian sang Penebus menggenapi semua yang telah dinubuatkan itu. Hanya Allah yang dapr melakukan hal seperti itu.

Nabi Daud adalah nabi yang sangat terkemuka dalam Kitab Suci. Namanya muncul lebih dari 1000 kali. Apa yang saudara ketahui tentang nabi Daud? Barangkali saudara tahu bahwa dia adalah anak muda yang mengalahkan Goliat, raksasa itu, hanya dengan ali-ali dan batu. Mungkin anda juga sudah tahu bahwa Daud adalah seorang raja Israel yang besar, dan dia juga menulis sebagian besar isi dari kitab Zabur. Kalau saudara sudah tahu semua itu, itu bagus. Tapi seharusnya pengetahuan saudara tentang orang ini tidak berhenti di situ. Kalau kita tahu bahwa Daud adalah seorang raja yang besar, tapi tidak tahu apa yang membuatnya dapat menjadi seperti itu, maka apa gunanya pengetahuan itu untuk kita?

Saudaraku, kalau saudara ingin memperdalam pengetahuan saudara tentang nabi Daud dan mendengar beberapa kalimat ungkapan yang begitu indah dan luar biasa yang ia tulis dalam kitab zabur, maka kami mengundang saudara untuk bergabung bersama kami dalam pelajaran hari ini dan juga pada lima pertemuan yang akan datang.

Sebelum nabi Daud ada seorang nabi yang mendahului Daud, namanya Samuel. Samuel ini dipilih Allah untuk membuat orang Israel kembali kepada Allah, karena saat itu hati mereka sudah jauh dari Allahn. Hari ini, Hari ini kita akan membaca kitab Samuel. Kitab ini sangat berarti karena di dalamnya tertulis kisah yang penuh makna dari kehidupan nabi Samuel sendiri dan tiga raja pertama bangsa Israel: Saul, Daud, dan Sulaiman.

Seperti yang sudah kita ketahui, Allah membangkitkan bagi Israel para pemimpin seperti Musa, Yosua dan Samuel untuk membimbing dan menghakimi bangsa ini. Tetapi pada dasarnya Tuhan Allah yang membawa mereka ke luar dari tanah Mesir adalah raja mereka yang sesungguhnya..Allah yang memerintahkan bangsa Israel untuk membuat Kemah Pertemuan supaya Ia dapat menempatkan kemuliaanNya di tengah mereka, ingin menjadi Pemerintah mereka, satu-satunya yang mereka ikuti dan taati. Tapi, sebagian besar orang Israel, tidak puas kalau Allah saja yang menjadi raja mereka. Mereka ingin sama dengan bangsa-bangsa di sekitar mereka dan mempunyai seorang manusia sebagai raja yang memerintah atas mereka.

Dalam pasal 8 kitab Samuel yang pertama, Kitab Suci berkata:

“4 Sebab itu semua pemimpin Israel berkumpul, lalu menghadap Samuel di Rama, 5 dan berkata kepadanya, "Dengarlah Pak, Bapak sudah tua dan anak-anak Bapak tidak mengikuti kelakuan Bapak. Jadi sebaiknya Bapak mengangkat seorang raja supaya kami mempunyai raja seperti bangsa-bangsa lain." 6 Tetapi Samuel tidak senang dengan usul mereka itu. Lalu ia berdoa kepada TUHAN, 7 dan TUHAN berkata, "Kabulkanlah segala permintaan bangsa itu kepadamu. Sebab bukan engkau yang mereka tolak, melainkan Aku. Mereka tidak menghendaki Aku lagi sebagai raja mereka. 8 Sejak Aku membawa mereka keluar dari Mesir, mereka berpaling daripada-Ku dan menyembah dewa-dewa, dan apa yang sekarang mereka lakukan kepadamu, itulah yang telah mereka lakukan kepada-Ku. 9 Sebab itu kabulkanlah permintaan mereka; tetapi peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh, dan beritahukanlah bagaimana mereka nanti akan diperlakukan oleh raja."

Sebenarnya Allah tidak ingin orang Israel mempunyai raja lain, selain diriNya sendiri.. tapi karena mereka menolak pemerintahan Allah, Allah mengijinkan Samuel melakukan apa yang dikehendaki bangsa itu. Allah tidak akan memaksa mereka menerima Dia sebagai penguasa. Dalam pasal berikut kita melihat bagaimana Samuel menunjuk seorang bernama sl sebagi raja bagi bangsa Israel. Kata Kitab Suci: “lalu Samuel mengambil tabung minyak dan mencurahkan itu ke atas kepala Saul. Inilah kebiasaan orang Israel kalau mereka menunjuk seseorang menjadi pemimpin, nabi, imam dan sekarang raja.. sebagai tanda pengesahan. Setelah Samuel mencurahkan minyak di atas kepala Saul, ia berkata kepada orang banyak: “Inilah orang yang telah dipilih Allah, tidak orang yang sebanding dengan dia di antara kita semua. Lalu bersoraklah orang banyak itu: hiduplah raja.”

Pertamanya, bangsa Israel sangat bergembira akan raja mereka itu. Saul muda, tampan, kuat dan berani dan dia lebih tinggi dari rata-rata orang Israel lainnya. Dari penampilan luar, pastilah Saul sangat sempurna untuk menjadi raja. Tapi Alah tidak menilai sesuatu seperti manusia menilai..manusia menilai seseorang dari melihat penampilan luar, tapi Alalh melihat hati. Pada awalnya, saul adalah raja yang baik.. tapi kemudian ia menjadi sombong, penuh iri hati serta mementingkan diri sendiri. Saul menghormati Allah dengan mulutnya, tapi hati Saul jauh dariNya. Saul tidak menghargai dan mentaati sabda Allah, ia memilih untuk melakukan keinginannya dari pada melakukanapa yang Allah perintahkan. Akhirnya, setelah beberapa tahun Saul menjadi raja, Kitab Suci menceritakan pada kita:

“10 … Lalu berkatalah TUHAN kepada Samuel, 11 "Aku menyesal telah mengangkat Saul menjadi raja, sebab ia telah berbalik daripada-Ku, dan tidak melaksanakan perintah-Ku." Samuel sedih, dan sepanjang malam ia mengeluh kepada TUHAN. 12 Keesokan harinya, pagi-pagi, Samuel berangkat hendak bertemu dengan Saul. 13 Ketika Samuel bertemu dengan Saul, berkatalah Saul kepadanya, "Semoga TUHAN memberkati Bapak! Aku telah melaksanakan perintah TUHAN.""

Samuel memberitahu Saul bahwa kerajaannya akan diambil dari dia dan diberikan pada orang lain. Selanjutnya Kitab Suci berkata: “1 Beberapa waktu kemudian TUHAN berkata kepada Samuel, "Berapa lama lagi engkau bersedih hati karena Saul? Bukankah dia telah tak diakui sebagai raja Israel? Sekarang, ambillah minyak zaitun dan pergilah ke Betlehem, kepada seorang yang bernama Isai, karena salah seorang dari anak-anaknya telah Kupilih menjadi raja." 2 Tetapi Samuel menjawab, "Bagaimana aku harus melakukannya? Jika hal itu kedengaran oleh Saul, pastilah aku dibunuhnya!" TUHAN menjawab, "Bawalah seekor sapi muda, dan katakanlah kepada rakyat bahwa engkau datang ke sana untuk mempersembahkan kurban kepada TUHAN. 3 Lalu undanglah Isai ke upacara pengurbanan itu. Nanti akan Kuberitahukan apa yang harus kaulakukan. Orang yang Kutunjukkan kepadamu, harus kaulantik menjadi raja." 4 Samuel melakukan seperti yang dikatakan TUHAN. Ketika ia sampai di Betlehem, para pemimpin kota menyambutnya dengan terkejut dan bertanya, "Apakah kunjungan Bapak membawa selamat?" 5 Jawab Samuel, "Ya, benar. Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada TUHAN. Maka sucikanlah dirimu supaya dapat mengikuti upacara pengurbanan itu." Isai dan anak-anaknya juga disuruhnya menyucikan dirinya masing-masing, dan diundangnya ke upacara itu. 6 Ketika mereka sudah berkumpul dan Samuel melihat Eliab anak Isai, pikirnya, "Pastilah ini yang akan dipilih TUHAN." 7 Tetapi TUHAN berkata kepada Samuel, "Janganlah kau terpikat oleh rupanya yang elok dan tinggi badannya; bukan dia yang Kukehendaki. Aku tidak menilai seperti manusia menilai. Manusia melihat rupa, tetapi Aku melihat hati."

8 Kemudian Isai memanggil Abinadab, anaknya, lalu disuruhnya menghadap Samuel. Tetapi Samuel berkata, "Dia juga tidak dipilih TUHAN." 9 Lalu Syama disuruh maju oleh Isai, tetapi Samuel berkata, "Dia juga tidak dipilih TUHAN." 10 Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya berturut-turut menghadap Samuel, tetapi Samuel berkata kepadanya, "Mereka tidak dipilih TUHAN." 11 Lalu bertanyalah Samuel kepadanya, "Hanya inikah semua anak laki-lakimu?" Jawab Isai, "Masih ada seorang lagi, yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan domba." Samuel berkata, "Suruhlah memanggil dia, karena kita tidak akan makan sebelum ia datang." 12 Lalu Isai menyuruh memanggil anak itu. Ternyata ia seorang pemuda yang tampan dan sehat, dan matanya indah. Lalu berkatalah TUHAN kepada Samuel, "Inilah dia; lantiklah dia!" 13 Segera Samuel mengambil minyak zaitun itu dan melantik Daud dengan upacara peminyakan di hadapan abang-abangnya. Pada saat itu juga Daud dikuasai oleh Roh TUHAN. Sejak hari itu dan seterusnya Roh TUHAN menyertainya.”

Kita lihat bagaimana Allah memilih Daud untuk menjadi raja Israel setelah Saul tapi saudara harus mengerti bahwa Daud tidak menjadi raja pada saat itu juga. Daud waktu itu hanyalah seorang remaja dan waktu yang ditetapkan Tuhan untuk dia memerintah atas bangsa Israel belum tiba. Pada kenyataannya Daud harus menunggu 10 tahun untuk duduk di atas tahta Israel.

Jadi kembalilah Daud kepadang-padang penggembalaan di sekitar Betlehem untuk menggembalakan dan menjaga kawanan ternak ayahnya. Daud adalah seorang gembala yang baik dan setia, yang sudah putus urat takutnya. Tidak ada satu halpun yang dia takuti karena dia percaya kepada Allah. Sebagai contoh suatu hari ketika Daud sedang menggembalakan domba ayahnya seekor singa menerkam salah satu dombanya. Daud mengejar singa itu memukul singa sampai jatuh dan merebut domba dari mulut singa. Waktu singa itu berbalik menyerang dia, Daud menangkap surai (bulu-bulu di sekitar leher singa jantan) si singa lalu membanting dan membunuhnya.

Daud bukan cuma seorang gembala yang cekatan, tapi juga seorang penyanyi dan pemusik. Roh Allah menuntun Daud untuk menggubah banyak nyanyian pemujaan kepada Allah dan menuliskannya di dalam kitab Zabur. Sungguh dari nyanyian itu dapat kita lihat betapa Daud sangat mengasihi Allah dan firmanNya.

Kita akan menutup acara kita hari ini, dengan beberapa kutipan nyanyian gubahan Daud, dari kitab Zabur. Bayangkanlah Daud sedang berada di padang yang hijau membentang , di tengah-tengah kawanan dombanya, memainkan kecapi dan memuji Allah dengan nyanyian dan ucapan syukur yang lahir dari Roh Allah sendiri. Dengarkanlah…

“Ya TUHAN, Allah kami, kuasa-Mu termasyhur di seluruh bumi!Bila kupandang langit yang Kauciptakan, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang, apakah manusia itu, sehingga Kauingat dia, siapakah dia, sehingga Kaupelihara? Tetapi Kauangkat dia hampir setara dengan Allah, kau mahkotai dia dengan keagungan dan kehormatan. Ya TUHAN, Tuhan kami, keagungan-Mu termasyhur di seluruh bumi!”

“Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, cahaya untuk menerangi jalanku. Ajaran-Mu kusimpan dalam hatiku, supaya aku jangan berdosa terhadap-Mu.Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar.”

“ TUHAN bagaikan seorang gembala bagiku, aku tidak kekurangan. Ia membaringkan aku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku menuju air yang tenang. Ia memberi aku kekuatan baru, dan menuntun aku di jalan yang benar, sesuai dengan janji-Nya. Meskipun aku melalui lembah yang gelap, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau menemani aku. Engkau melindungi aku seperti seorang gembala melindungi dombanya dengan tongkat dan gada.Engkau menyiapkan pesta bagiku di depan mata lawanku. Engkau menyambut aku sebagai tamu terhormat. Engkau menyuguhi aku minuman lezat berlimpah-limpah. Aku tahu Engkau baik kepadaku, dan selalu mengasihi aku. Maka aku boleh diam di Rumah-Mu, selama hidupku. Amin

Sudaraku, terimakasih untuk mendengar siaran kami. Pada kesempatan yang akan datang, kita akan melanjutkan cerita tentang Daud dan melihat bagaimana Allah ada bersama-sama dengan dia pada saat dia berhadapan dengan goliat si raksasa. Allah memberkatimu saat engkau merenungkan apa yang dikatakan Allah kepada Samuel: “Aku tidak menilai seperti manusia menilai. Manusia melihat rupa Aku melihat hati.”