Jalan Ke Surga Telah Rata

Pelajaran 49

Daud dan Batseba

Pembukaan: Pada pertemuan terakhir kita, kita telah melihat bagaimana Daud menjadi raja Israel. Daud adalah seorang raja yang adil dan penuh belaskasih, seseorang yang bersukacita dalam Firman Allah. Hari ini, bagaimana pun, kita akan mendengar sesuatu dari kehidupan Daud yang tidak enak buat didengar. Daud melakukan suatu hal yang sangat dibenci Allah. Daud menginginkan istri tetangganya, berzinah dengan perempuan itu,dan menambah lagi daftar dosanya dengan berusaha menutupi perbuatan itu. Mungkin ada beberapa orang yang bertanya,”kenapa cerita yang seperti itu ada di dalam Kitab Suci?’. Jawabannya ada juga di dalam Kitab Suci, waktu berkata: “segala sesuatu yang ditulis pada waktu lampau, ditulis untuk mengajar kita! Hal-hal ini… ditulis sebagai peringatan untuk kita….. jadi kalau kamu merasa berdiri teguh, hati-hatilah supaya kamu jangan jatuh.” Saudaraku, dalam Kitab Suci Allah tidak menyembunyikan dosa para nabi, karena Allah ingin mengajar kita pelajaran-pelajaran yang sangat penting. Dan sekarang, mari kita kembali ke bagian ke dua kitab Samuel, dan melihat bagaimana Daud jatuh ke dalam dosa. Begini kata Kitab Suci: “(2 Sam 11:1-5).

Berikutnya, Kitab Suci memperlihatkan bagaimana Daud berusaha menutup-nutupi perbuatannya. Waktu Daud mendengar Batsyeba telah mengandung, ia mengirim pesan kepada Yoab pemimpin pasukan tentaranya, dan memerintahkan supaya Yoab mengirim Uriah, suami Betseba kepadanya. Uriah adalah seorang yang perkasa dalam tentara Israel. Jadi Yoab pun lalu menyruh Uriah kembali ke Yerusalem menghadap Daud.

(2 Sam 11: 7-12,14-17… Yoab mengirimkan kabar kepada Daud tentang pertempuran itu dengan berita: “hambamu Uriah, orang Hitite itu sudah mati.”, 26-27;

(2 Sam 12:1 (lalu pada suatu hari).. Allah mengutus (seorang nabi bernama) Nathan kepada Daud.,2-15).

Dalam pasal-pasal selanjutnya Kitab Suci menunjukkan kepada kita bagaiman dosa Daud itu telah menimbulkan banyak masalah dan tragedi di dalam keluarganya. Tapi Firman Allah juga berkata: “Di mana dosa bertambah banyak, di situ kasih karunia Allah berlimpah-limpah.” Jadi dalam waktu yang tersisa hari ini kita akan melihat bagaimana Allah menunjukkan kasih karuniaNya kepada Daud dan mengampuni segala dosanya.

Kenapa Allah mengampuni Daud? Karena ketika nabi Nathan berkata kepadanya: “Kaulah orangnya,” dengan menyesal Daud berkata: “aku telah berdosa, aku telah berdosa terhadap Allah.” Saudaraku, perhatikanlah sikap Daud waktu ia ditegur, waktu dosanya diungkapkan.. Daud tidak menyuruh pegawai-pegawainya menangkap Nathan, atau memenjarakan Nathan. Atau berusaha membenarkan dirinya… atau berpikiran bahwa kesalahannya dapat dihapuskan kalau dia berbuat baik. Daud tidak menyangkal perbuatannya. Tapi sebaiknya kita membaca apa yang ditulis Daud dalam kitab zabur, setelah nabi Nathan menegur dia karena dosanya dengan Betseba. Dalam zabur pasal ke 51, Daud berkata: “(Mzr 51: 1-19).”

Seperti inilah Daud bertobat. Daud sangat berduka karena dosanya. Hatinya hancur remuk di hadapan Allah. Daud tidak seperti mereka yang beragama, tapi terus berbuat dosa setiap hari. Memang benar, Daud sudah jatuh dalam lubang dosa, tapi ia tidak hidup di dalamnya, karena Daud mengasihi Allah , dan tahu betul bahwa “Allah itu terang, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” Kemudian perhatikanlah bahwa setelah Daud bertobat, Allah tidak menjawab dia: “pergi, lakukanlah hal-hal yang baik, dan Aku akan mengampuni dosamu…” tapi dari mulut nabi Nathan, Allah berkata kepada Daud: “dosamu sudah diampuni, engkau tidak akan mati.”

Setelah peristiwa ini, Daud menuliskan dalam Zabur gambaran dari orang yang kesalahannya diampuni Allah, dan pengampunan itu bukan karena usahanya sendiri. Daud berkata: “Maz 32: 1,2.” Ya, Allah mengampuni Daud dan memperhitungkan dia sebagai orang benar, tapi itu tidak berarti Allah menghapuskan tragedi yang dihasilkan oleh dosa Daud. Pengampunan Allah artinya, nanti pada hari kiamat, Allah tidak akan mengingat dosa-dosa Daud, sebab Ia telah menghapuskan dosa-dosa itu dari catatanNya. Apakah pengampunan Allah kepada Daud ini tidak bertolak belakang dengan keadilan dan kebenaranNya?

Saudara dan sahabatku, Allah dapat mengampuni dosa Daud karena Daud bertobat, ia meninggalkan dosa dan berbalik kepada Allah. Selain itu Daud percaya bahwa Allah berkuasa menghapuskan segala kesalahannya lewat karya sang penebus. Ingatkah saudara apa yang didoakan Daud setelah ia menyadari dosanya? Ia berdoa: “basuhlah segala kejahatanku, … tahirkanlah aku, tahirkanlah aku dengan hisop, cucilah aku, maka aku akan menjadi lebih putih dari salju.” Allah telah memerintahkan umat Israel untuk memakai ranting tanaman hisop kalau akan memercikkan darah kurban. Percikan darah dengan hisop, adalah gambaran dari pengorbanan yang besar yang akan dilakukan Sang Penebus, kerelaanNya untuk mati dan mencurahkan darah sebagai tebusan untuk dosa.

Allah dapat mengampuni dosa Daud, karena Daud telah bertobat dan percaya pada kuasa Tuhan untuk menyucikan dia lewat karya Sang penebus. Doa Daud barangkali dapat dikatakan seperti ini:’oh..Allah, saya sangat menyesal akan dosa ku dan me kumohon Engkau mengampuniku, saya tahu Engkau dapat mengampuni dosa-dosaku karena satu hari nanti Engkau akan mengutus seorang penebus, seorang yang sama sekali itdak berdosa dan Dialah yang akan menanggung penghukuman yang seharusnya saya terima karena dosa saya, dan penebusanNya itu berlaku untuk selamanya. Karena itu ya Allah kasihanilah aku orang berdosa ini, basuhlah aku dalam darah Sang penebus dan aku akan benar-benar bersih. Jadi Allah mengampuni kesalahan Daud karena dia mengakui keadaannya yang berdosa dan percaya pada janji Allah mengenai Sang penebus yang akan datang dan menanggung penghukuman karena dosa. Iman Daud kepada janji Allah adalah itulah yang dapat membuat Daud bersukacita dan menulis dalam Zabur (Maz 32:1-2)

Saudara-saudaraku terimakasih sudah bersama kami hari ini. Dalam dua pelajaran kita yang akan datang, insya Allah kita akan melihat dalam kitab Zabur kesaksian nabi Daud mengenai Sang penebus yang akan menanggung penghukuman kita, sehingga Allah dapat mengampuni dosa kita untuk selamanya.Allah memberkatimu kala anda merenungkan kalimat yang ditulis Daud dalam Zabur mengenai salah satu berkat terbesar Allah: “berbahagialah orang yang dosanya diampuni dan kesalahannya di maafkan, berbahagialah orang yang kejahatannya tidak di perhitungkan Tuhan dan yang tidak berjiwa penipu.”