Jalan Ke Surga Telah Rata

Pelajaran 48

Raja Dawud dan janji-janji Allah

Pembukaan: Hari ini kita masih melanjutkan kisah nabi Dawud. Pada kesempatan dua pelajaran yang lalu kita telah melihat bagaimana Allah memilih pemuda Dawud untuk menjadi raja kedua Israel namun dia tidak langsung mulai memerintah pada hari Allah mengurapi dia itu. Allah menolak Saul raja yang pertama sebab dia tidak menganggap penting untuk melakukan kehendak Allah. Sebaliknya Allah sendiri bersaksi tentang Dawud, berkata,” Aku telah menemukan Dawud anak Isai, seorang yang menyenangkan hatiKu, dia akan melakukan semua kehendakKu.” Dalam pelajaran kita yang terakhir kita melihat Dawud membunuh seorang raksasa bernama Goliat, mengalahkannya dengan sebuah batu, katapel, dan sebuah iman yang teguh kepada Allah yang hidup. Sekarang mari kita melanjutkan kisah tentang Dawud dan melihat begaimana dia menggantikan Saul sebagai raja Israel.

Melanjutkan apa yang ada dalam bagian pertama kitab Samuel, Kitab Suci berkata: (I Sam 18: 6-9)

Jadi Kitab Suci memberitahu kita betapa Dawud sangat disayangi oleh orang Israel. Tapi semakin mereka menyayangi Dawud semakin besar pula kebencian Saul kepadanya. Irihati memenuhi hati Saul dan menguasainya sehingga apa yang dapat dipikirkan oleh Saul hanyalah dengan cara apa dia dapat menyingkirkan Dawud. Akibatnya, Dawud melarikan diri dan bersembunyi di padang gurun bersama-sama dengan 400 orang Israel lainnya. Saul melakukan segala sesuatu yang ada dalam kuasanya sebagai raja untuk menangkap dan membunuh Dawud sampai-sampai ia sendiri dan pasukannya mengejar Dawud dan anak buahnya kepadang gurun. Tetapi dia tidak pernah mencapai maksudnya karena Allah ada bersama-sama dengan Dawud. Memang benar, Saul membuat hidup Dawud sangat tertekan. Bayangkan selama 8 tahun Dawud dan orang-orang yang bersama-sama dengannya harus lari dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menghindar dari Saul.

Meskipun Saul dengan jelas menunjukan rasa irihati dan kebencian kepada Dawud hal itu tidak membuat Dawud membenci dia, kenapa Dawud tidak membenci Saul, orang yang berusaha membunuh dia? Ini karena Dawud berjalan bersama Allah yang menerbitkan matahari untuk orang yang benar maupun yang tidak benar. Sama seperti yang dikatakan Kitab Suci: (I Yoh 4: 7,8,19.20)

Kita tidak ada waktu untuk membaca semua peristiwa yang terjadi antara Dawud dan Saul, tapi kami ingin agar kita lihat bersama sebuah kisah dan memperhatikan kerendahan hati dan kasih Dawud. Membaca dalam kitab Samuel bagian pertama pasal 24, Kitab Suci berkata: (I Sam 24(ada beberapa orang datang kepada Saul dan berkata) 1-20). Setelah itu Saul pulang ke rumahnya tapi tidak berapa lama kemudian rasa irihati kembali menguasainya dan mendorong dia untuk kembali lagi kepadang gurun dan melanjutkan pengejarannya kepada Dawud, selama 8 tahun Saul melakukannya semua itu karena irihati! Tapi setiap kali Allah melepaskan Dawud dari tangan Saul. Pada akhirnya Saul menuai kejahatan yang di taburkannya sendiri, dengarkan apa yang tertulis dalam pasal 31, kata Kitab Suci: (I Sam 31: 1-4). Pada hari itu Saul dan ketiga anaknya mati. Jadi seperti yang dikatakan Allah kepadanya begitulah yang terjadi. Dalam pasal-pasal setelah itu Kitab Suci memperlihatkan bagaimana Allah mengalihkan kerajaan Israel kepada Dawud. Dawud adalah seorang raja baru yang mengasihi kebenaran dan yang membenci kejahatan. Dawud mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hatinya, Firman Allah dan kemiliaan Allah menempati tempat pertama dalam pemikiran-pemikiran Dawud. Itu sebabnya waktu Dawud mulai memerintah atas Israel, hal pertama yang ingin dia lakukan adalah membawa Kemah Petemuan dan tabut perjanjian di Yerusalem. Yerusalem saat itu adalah ibukota Israel, inilah alasan kenapa Dawud ingin mendirikan Kemah penyembahan dan Altar korban disana.

Setelah Dawud memindahkan Kemah penyembahan ke Yerusalem, Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Dawud mempunyai rencana untuk membangun sebuah tenpat beribadah yang indah untuk meninggikan nama Tuhan. Dawud ingin membangun tempat ibadah ini supaya Tabut perjanjian dapat ditaruh disana dan orang-orang berdosa mendapat tempat untuk mempersembahkan kepada Allah korban-korban yang menutupi dosa, tapi Allah memberi tahu Dawud bahwa bukan dia yang akan membangun sebuah rumah bagi Allah, melainkan Allah yang akan membangun sebuah rumah baginya yaitu, sebuah generasi yang tidak akan pernah hilang untuk selamanya. Dengarlah perjanjian yang dibuat Allah dengan Dawud, Ia berkata kepadanya: (II Sam 7:12-14,16)

Tahukah saudara apa perjanjian yang telah di tetapkan Allah dengan raja Dawud itu? Ini merupakan janji yang sangat luar biasa yang melampaui pemikiran-pemikiran manusia. Allah berjanji kepada Dawud,”keluargamu dan kerajaanmu selamanya akan ada dihadapanKu, tahtamu akan di tegak untuk selamanya.”

Bagaimana mungkin kerajaan Dawud akan bertahan untuk selamanya? Bagaimana bisa? Bagaimana pemerintahan seorang manusia tidak akan pernah berakhir?, inilah jawabannya: Allah berjanji kepada Dawud bahwa salah satu dari keturunannya akan menegakkan suatu pemerintahan yang bersifat kekal, seseorang yang akan lahir dari garis keturunan Dawud yang akan menerima wewenang pemerintahan di surga dan di bumi selamanya. Ia akan disebut Raja segala raja, Tuhan segala Tuhan, Raja damai. Ratusan setelah zaman Dawud dan kira-kira sekitar 700 tahun sebelum Raja segala raja ini lahir nabi Yesaya, telah menuliskan kata-kata ini Yes 9:6-7. Tahukah saudara siapa diantara keturunan Dawud yang telah menerima wewenang untuk menegakkan sebuah pemerintahan yang kekal? Tahukah saudara siapa yang akan menghakimi anak cucu Adam pada hari kiamat dan memerintah dalam kekekalan? Ya, dialah Sang penebus seorang Raja yang datang dari Surga, yang lahir dari seorang perawan, perawan yang berasal dari keturunan Dawud. Mengenai hal ini Kitab Suci berkata:”(Fil 2: 9).” Waktu Dawud memahami rencana Allah untuk mengirimkan sang penebus melalui garis keluarganya, Dawud berlutut dan menyembah Tuhan dan berkata (II Sam 7: 18,19,22,28,29)

Begitulah cara Dawud bersyukur kepada Allah karena janjiNya mengenai seorang Raja yang akan lahir dari keturunannya. Saudara yang mengetahui Kitab Suci tentunya tahu juga bahwa Allah sudah memenuhi bagian ini dari janjiNya. Sebab dalam Injil kita membaca bahwa ribuan tahun setelah zaman Dawud, Allah mengutus seorang malaikat kepada beberapa orang gembala yang sedang menggembalakan dombanya di perbukitan Bethlehem dimana Dawud dulu biasa menggembalakan domba ayahnya. Malaikat Allah berkata kepada para gembala itu,” aku datang membawa kabar baik untuk kalian-kabar yang menggembirakan semua orang. Hari ini di kota Dawud telah lahir Raja penyelamatmu Dialah Almasih.” Raja yang dijanjikan Allah akan mendatangkan generasi yang tak akan pernah berakhir bagi Dawud telah lahir. Sekarang ini, Ia telah kembali ke surga, menantikan hari yang menakutkan dan penuh kemuliaan dimana Dia akan kembali untuk menghakimi dunia ini dalam kebenaran pada hari itu, semua orang akan tahu bahwa janji Allah kepada Dawud mengenai kerajaan yang kekal bukanlah omong kosong. pada hari itu akan dikatakan,”Wah 11: 15”

Kita harus berhenti disini hari ini. Terimakasih sudah mendengerkan siaran kami, insya Allah kita akan melanjutkan kisah tentang raja Dawud dan mendengarkan sebuah peristiwa yang akan membuat telinga anda berdenging. Allah memberkati engkau. Kami tinggalkan anda dengan ayat suci ini Rom 11:33,36.