4
Sebagai gambaran bagi kita: Ketika seorang bapak yang sudah membuat surat warisan meninggal sebelum anaknya dewasa, maka kedudukan anak itu tidak jauh berbeda dengan kedudukan seorang budak— padahal secara tertulis anak itulah yang mempunyai semua warisan bapaknya itu. Karena selama anak itu belum mencapai umur yang ditentukan oleh bapaknya di dalam surat warisan itu, dia harus taat kepada para pengawas dan pengurus yang sudah ditentukan untuk mengurus segala keperluannya. Begitu juga dengan kita. Selama kita masih belum dewasa secara rohani, kita perlu Hukum Taurat yang menjadi seperti pengawas kita, karena kita masih diperbudak oleh para penguasa gelap yang memerintah di dunia ini. Tetapi tepat pada waktu yang sudah ditentukan Allah Bapa kita di surga, Dia mengutus Anak-Nya ke dunia ini. Dan sesuai dengan rencana Allah, Yesus dilahirkan oleh seorang gadis seperti manusia biasa, dan sejak kelahiran-Nya Dia hidup menaati seluruh Hukum Taurat. Dengan demikian Yesus dipersiapkan untuk bisa menebus dan membebaskan kita yang dulu hidup seperti budak di bawah pengawasan Hukum Taurat. Dan hal itu dilakukan-Nya supaya secara rohani kita diangkat menjadi anak-anak Allah.* diangkat menjadi anak-anak Allah Secara harfiah, dalam bahasa Yunani menggunakan satu kata yang berarti ‘pengangkatan anak-anak laki-laki’. Kata tersebut adalah istilah dalam hukum Romawi yang menunjukkan bahwa ‘pengangkatan’ kita sudah sah secara hukum dan kita semua diumpamakan sebagai laki-laki, karena dalam kebudayaan Romawi hanya anak laki-laki saja yang berhak mendapat warisan. Kata yang sama digunakan dalam Rom. 8:15; 8:23; 9:4 dan Ef. 1:5.
Jadi karena kita adalah anak-anak-Nya, Dia mengutus Roh Anak-Nya ke dalam hati kita masing-masing. Karena itu dengan segenap hati kita berseru kepada Allah, “Ya, Abba, Bapaku,” Abba, Bapaku “Abba” adalah kata dari bahasa Ibrani sehari-hari (bahasa Aram). Seperti ‘Bapa’ dalam bahasa Indonesia, kata itu gampang diucapkan dan dipakai oleh anak-anak kecil. karena kita berdoa sesuai dengan pimpinan Roh Kristus. Hal itu menjadi bukti bagi kita bahwa kita tidak lagi seperti budak, tetapi diterima sebagai anak-anak Allah yang sah. Dan sebagai anak-anak-Nya, kita juga berhak mewarisi semua hal yang dijanjikan kepada anak-anak-Nya.
Paulus merasa seperti seorang bapak yang kuatir sama anak-anaknya
Pada umumnya kalian yang di Galatia bukan orang Yahudi. Jadi sebelum kalian mengenal Allah, kalian sudah menjadi budak dari bermacam-macam tuhan palsu— yaitu berhala dan roh-roh yang disebut ilahi, padahal bukan. Karena itu tidak masuk akal kalian yang sudah mengenal Allah— bahkan yang sudah Dia akui sebagai anak-anak-Nya, berbalik kembali menjadi seperti budak kepada hal-hal yang lemah dan tidak berguna— bahkan kepada para penguasa gelap yang memerintah di dunia ini! 10 Buktinya saya mendengar bahwa kalian sudah mulai melakukan berbagai syarat agama lama tentang hari-hari tertentu, atau perayaan yang berhubungan dengan bulan, musim, atau tahun. hari-hari … tahun Kemungkinan besar “hari, bulan, musim, dan tahun” menunjukkan hal-hal yang termasuk dalam Hukum Taurat atau kebiasaan orang Yahudi. Karena orang Yahudi mempunyai berbagai peraturan dan kebiasaan tentang Hari Sabat, perayaan bulan baru, perayaan musim panen dan musim lain, dan perayaan tahun baru. Maksud Paulus dalam ayat ini bahwa orang-orang Kristen di Galatia sudah mempunyai kedudukan sebagai anak angkat Allah karena sudah bersatu dengan Kristus. Jadi, melakukan aturan-aturan agama Yahudi atau pun agama lama yang lain tidak bisa menambah apa pun kepada kedudukan itu. Dan melakukan berbagai syarat agama lama menjadi ancaman karena bisa saja seseorang berpendapat bahwa dia diselamatkan karena usahanya sendiri. 11 Kalau begitu, saya kuatir tentang kalian! Jangan sampai semua kerja keras saya untuk memenangkan banyak jiwa di antara kalian menjadi sia-sia. 12-13 Jadi Saudara-saudari, saya mohon supaya kalian bebas dari aturan-aturan agama lama itu— sebagaimana saya sudah menyesuaikan diri dan tidak mengikuti semua aturan Yahudi selama saya hidup bersama kalian.
Kalian tentu masih ingat bahwa kunjungan saya yang pertama terjadi karena saya sedang sakit. Tetapi hal itu justru menjadi kesempatan bagi saya untuk memberitakan Kabar Baik kepada kalian. Ingatlah cara kalian menerima saya dengan baik dan tidak pernah mengejek saya. 14 Walaupun tubuh saya begitu menjijikkan, kalian tidak menolak atau menghina saya. Tetapi kalian menerima saya sebagai utusan Allah, seperti menerima malaikat ataupun Kristus Yesus sendiri. 15-16 Tetapi sekarang saya merasa bahwa pendapat kalian tentang saya sudah sangat berubah! Dulu kalian merasa diberkati karena kehadiran saya. Tetapi sekarang mungkin kalian menganggap saya seperti musuh karena saya menulis hal-hal yang benar ini kepada kalian! Saya mengingatkan kalian bahwa dulu kalian begitu sayang kepada saya, sampai kalian bersedia mencabut mata sendiri untuk menggantinya dengan mata saya— kalau hal itu mungkin!§ untuk menggantinya dengan mata saya Secara harfiah, “kalian rela mencabut matamu lalu memberikannya kepada saya.” Paulus tidak langsung berkata bahwa matanya adalah bagian tubuh yang sakit, tetapi banyak penafsir berpikir bahwa karena itulah Paulus menyebut mata di sini. Paulus memang pernah menjadi buta. Lihat Kis. 9:8, 18.
17 Guru-guru palsu itu berusaha keras mempengaruhi kalian supaya kalian berpihak kepada mereka, tetapi hal itu tidak baik karena tidak dilakukan dengan hati yang tulus. Mereka ingin menjauhkan kalian dari kami, supaya kalian bersemangat hanya untuk mengikuti mereka saja. 18 Memang saya senang kalau kalian bersemangat, tetapi haruslah tentang hal yang baik— baik waktu saya ada maupun tidak ada. 19 Anak-anak saya yang saya kasihi, karena kuatir tentang kalian, perasaan saya seperti seorang ibu yang menderita pada waktu melahirkan anaknya. Memang saya pernah menjadi bapak rohani kalian, tetapi saya merasa sangat terbeban lagi karena kalian belum dewasa dalam hal bersatu dengan Kristus! 20 Yah, karena itu saya sangat rindu bersama kalian lagi! Kalau kita bisa berbicara, saya bisa tahu kalau pikiran kalian untuk mengikuti ajaran yang sesat itu sudah berubah atau tidak. Kalau sudah, berarti saya berhenti mengajak kalian untuk bertobat.
Hagar dan Sara menjadi gambaran tentang kedua perjanjian Allah
21 Sekarang biarlah saya berbicara kepada kalian yang mau berbalik dan hidup lagi di bawah Hukum Taurat: Kapan kalian akan mengerti apa yang tertulis di dalam Kitab Taurat?! 22-23 Karena di situ tertulis, Abraham mempunyai dua anak laki-laki. Anak yang satu— Ismael, anak dari seorang perempuan budak yang bernama Hagar, dan Ismael dilahirkan seperti biasa— sesuai dengan rencana manusia. Sedangkan anak yang satu lagi— Isak, anak dari perempuan yang bukan budak yang bernama Sara. Kelahiran Isak terjadi secara luar biasa— sesuai dengan janji Allah kepada Abraham.
24-25 Kita bisa gambarkan kedua perempuan itu sebagai lambang dari kedua perjanjian Allah— yang lama dan yang baru. Yang pertama— yaitu Hagar, juga bisa digambarkan seperti Gunung Sinai di negeri Arab— di mana Allah memberikan Hukum Taurat kepada Musa. Jadi semua yang masih hidup terikat kepada Hukum Taurat menjadi seperti keturunan Hagar secara rohani— yaitu mereka yang hidup dalam keadaan seperti budak. Dengan gambaran lain, anak-anak Hagar adalah semua orang yang menganggap Yerusalem yang sekarang sebagai ibukota negara mereka. Maksudnya, mereka menganggap diri belum dibebaskan dari ikatan Hukum Taurat. 26 Tetapi ibukota negara kita adalah Yerusalem surgawi!* ibukota kita … Secara harfiah, “Yerusalem … yang adalah ibu kita”— bukan ‘ibukota’. Paulus samakan Hagar dengan Yerusalem duniawi dan Sara dengan Yerusalem surgawi. Supaya gambaran ini menjadi lebih wajar dan lebih mudah dipahami dalam bahasa Indonesia, maka TSI memakai kata “ibukota.” Berarti kita seperti keturunan Sara— yang bukan keturunan budak. 27 Jadi, karena Sara merupakan ibu kita, maka akan terjadi seperti yang dinubuatkan tentang dia dalam Kitab Suci,
“Hai kamu, perempuan yang dulu mandul, bersukacitalah!
Berserulah dengan sukacita, kamu yang tidak pernah mengalami sakit bersalin!
Karena kamu yang dulu tidak pernah mempunyai keturunan
akan mempunyai lebih banyak keturunan dari ibu yang tidak dianggap mandul oleh suaminya.” Yes. 54:1
28 Jadi Saudara-saudari, kita bisa digambarkan sama seperti Isak— yang dilahirkan sesuai dengan janji Allah. Kita juga menjadi keturunan Abraham sesuai dengan perjanjian Allah kepada Abraham, Gal. 3:6-9 dan seperti Isak kita hidup tidak terikat kepada Hukum Taurat. 29 Tetapi seperti sikap yang saling memusuhi yang terjadi di antara Ismael— yang dilahirkan sesuai dengan rencana manusia, dengan Isak— yang dilahirkan sesuai dengan kehendak dan kuasa Roh Allah, begitulah yang terjadi sekarang antara orang-orang yang masih terikat kepada Hukum Taurat dan kita yang dibebaskan oleh Roh Allah. Karena itulah mereka menganiaya kita. 30 Tetapi dengarlah apa yang dikatakan oleh Kitab Suci:
“Usirlah perempuan budak itu dan juga anaknya! Karena anak yang dilahirkan perempuan budak itu tidak boleh sama-sama menerima warisan dengan anak yang dilahirkan oleh ibu yang bukan budak itu.” Kej. 21:10
31 Jadi Saudara-saudari, saya perlu tegaskan: Kita bukanlah seperti keturunan perempuan budak itu yang wajib hidup seperti budak. Tetapi kita seperti keturunan perempuan yang bukan budak itu.

*4:5 diangkat menjadi anak-anak Allah Secara harfiah, dalam bahasa Yunani menggunakan satu kata yang berarti ‘pengangkatan anak-anak laki-laki’. Kata tersebut adalah istilah dalam hukum Romawi yang menunjukkan bahwa ‘pengangkatan’ kita sudah sah secara hukum dan kita semua diumpamakan sebagai laki-laki, karena dalam kebudayaan Romawi hanya anak laki-laki saja yang berhak mendapat warisan. Kata yang sama digunakan dalam Rom. 8:15; 8:23; 9:4 dan Ef. 1:5.

4:6 Abba, Bapaku “Abba” adalah kata dari bahasa Ibrani sehari-hari (bahasa Aram). Seperti ‘Bapa’ dalam bahasa Indonesia, kata itu gampang diucapkan dan dipakai oleh anak-anak kecil.

4:10 hari-hari … tahun Kemungkinan besar “hari, bulan, musim, dan tahun” menunjukkan hal-hal yang termasuk dalam Hukum Taurat atau kebiasaan orang Yahudi. Karena orang Yahudi mempunyai berbagai peraturan dan kebiasaan tentang Hari Sabat, perayaan bulan baru, perayaan musim panen dan musim lain, dan perayaan tahun baru. Maksud Paulus dalam ayat ini bahwa orang-orang Kristen di Galatia sudah mempunyai kedudukan sebagai anak angkat Allah karena sudah bersatu dengan Kristus. Jadi, melakukan aturan-aturan agama Yahudi atau pun agama lama yang lain tidak bisa menambah apa pun kepada kedudukan itu. Dan melakukan berbagai syarat agama lama menjadi ancaman karena bisa saja seseorang berpendapat bahwa dia diselamatkan karena usahanya sendiri.

§4:15-16 untuk menggantinya dengan mata saya Secara harfiah, “kalian rela mencabut matamu lalu memberikannya kepada saya.” Paulus tidak langsung berkata bahwa matanya adalah bagian tubuh yang sakit, tetapi banyak penafsir berpikir bahwa karena itulah Paulus menyebut mata di sini. Paulus memang pernah menjadi buta. Lihat Kis. 9:8, 18.

*4:26 ibukota kita … Secara harfiah, “Yerusalem … yang adalah ibu kita”— bukan ‘ibukota’. Paulus samakan Hagar dengan Yerusalem duniawi dan Sara dengan Yerusalem surgawi. Supaya gambaran ini menjadi lebih wajar dan lebih mudah dipahami dalam bahasa Indonesia, maka TSI memakai kata “ibukota.”

4:27 Yes. 54:1

4:28 Gal. 3:6-9

4:30 Kej. 21:10