Jalan Ke Surga Telah Rata

Pelajaran 13

Nabi Nuh

Ass. Wr. Wb saudara dan sahabatku pendengar sekalian... Terimalah salam kami dalam nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Allah yang selalu menginginkan setiap orang mengenali dan bertekun pada Jalan Lurus, jalan menuju surga yang telah dibuat-Nya. Di jalan itu Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ingin setiap orang hidup dan berada dalam restu-Nya. Karena lewat jalan itu, manusia akan sampai kepada-Nya dalam damai yang sejati. Dalam acara Jalan Menuju Surga ini kita akan mendengarkan banyak kisah tentang nabi-nabi Allah, satu demi satu. Kita juga akan bersama-sama menyelidiki kitab-kitab yang ditulis oleh nabi-nabi; yang menjelaskan bahwa ada jalan mulia yang telah Allah tetapkan sehingga umat manusia dapat diperhitungkan sebagai orang benar di hadapanNya.

Kalau kita lihat kembali dalam kitab suci, maka sejauh ini kita telah belajar bahwa waktu Allah menciptakan dunia, segala sesuatu ada dalam keadaan sempurna.Tapi waktu nenek moyang kita Adam tidak mentaati Allah, akibatnya kejahatan masuk ke dalam dunia dan dosa menular ke semua manusia. Kita telah belajar mengenai dua golongan manusia yang berasal dari keturunan Adam, yaitu anak cucu dari Kabil dan anak cucu dari Seth. Anak cucu Kabil adalah golongan manusia yang tidak percaya pada Allah sedang anak cucu Seth adalah golongan manusia yang percaya pada Allah dan sabdaNya. Mereka mempersembahkan kurban darah kepada Allah, dan sebagai akibatnya Allah mengampuni dosa mereka. Salah satu keturunan Seth itu ada yang bernama Idris. Idris adalah orang yang berjalan dengan Allah dalam kekudusan, biar pun kebanyakkan orang pada zaman itu mengikuti jalan setan yang bejat.

Hari ini kita akan mulai belajar tentang orang lain yang juga memilih berjalan dengan Allah di jaman yang rusak dan bejat. Orang itu adalah nabi Nuh, cicit dari nabi Idris. Kita sudah diberi tahu bahwa dulu umur manusia bisa mencapai ratusan tahun. Dan orang yang paling tua umurnya bernama Metusalak, dia berumur 969 tahun waktu dia mati. Metusalakh adalah bapak dari Lamek, dan lamek adalah bapak dari Nuh. Lamek bapak dari Nabi Nuh ini, bukan Lamek cucu Kabil yang membunuh dua orang sepeerti yang telah diceritakan. Nuh, adalah keturunan ke 10 dari Adam. Anak Nuh ada 3 orang, waktu dia berumur 500 tahun. Anak-anaknya bernama Sem, Ham dan Yafet.

Belajar tentang kehidupan nabi Nuh akan sangat berguna bagi kita, karena kehidupan di jaman nabi Nuh, tidak jauh berbeda dengan kehidupan di jaman sekarang. Tentu saja bukan dalam hal teknologi, tapi dalam hal bagaimana manusia memandang hal-hal yang rohani dan suci. Karena di jaman Nuh, dunia ini penuh dengan dosa. Kitab suci berkata bahwa “kebejatan manusia di bumi makin mejadi-jadi, dan setiap pikiran hatinya hanya kejahatan semata-mata.” Hati keturunan Adam dipenuhi hanya dengan pikiran yang jahat, keserakahan, tipu daya, percabulan, iri hati, fitnah, kesombongan, perkelahian, pertengkaran, perzinahan, pencurian dan pembunuhan. Manusia tanpa sadar sedang meghancurkan dunia yang sempurna, yang telah diciptakan Allah untuk mereka. Banyak orang mengaku beragama, tapi sebenarnya ibadah mereka hanya untuk pamer. Kesenangan yang dikejar adalah kesenangan duniawi, malah kesenangan duniawi itulah allah mereka. Jadi pemberontakan mereka terhadap Allah makin lama makin menumpuk.

Dengarkanlah apa kata kitab suci taurat dalam kitab kejadian pasal 6: “Allah berkata:’RohKu tidak akan Ku biarkan tinggal pada manusia untuk selama-lamanya. Mulai sekarang umur mereka tidak akan lebih dari 120 tahun. Allah melihat betapa jahatnya manusia di bumi; semua pikiran mereka selalu jahat. Ia pun meneyesal telah menciptakan mereka dan menempatkan mereka di bumi. Ia begitu kecewa, sehingga berkata, “akan kubinasakan manusia yang telah kuciptakan itu, dan juga segala burung dan binatang lainnya, sebab Aku menyesal telah menciptakan mereka.”

Karena kejahatan manusia sudah begitu menyakitkan hati Allah, Allah memutuskan untuk menghancurkan keturunan Adam yaitu dengan menghapuskan mereka dari muka bumi. Biarpun Allah sudah memutuskan untuk membinasakan manusia, Allah yang penuh dengan pengasihan masih bersabar selama 120 tahun. Selama 120 tahun itu Allah memberi kesempatan kepada manusia di jaman Nuh untuk bertobat, supaya mereka tidak harus dibinasakan. Karena jika batas waktu kesabaran Allah tiba, Allah harus menghakimi setiap orang tidak mau bertobat dan menerima jalan kebenaran yang telah ditentukanNya.

Ada yang dapat kita pelajari tentang sifat-sifat Allah dari batas waktu 120 yang diberikanNya kepada manusia di jaman Nuh. Yaitu: Allah sangat sabar terhadap manusia, tapi kesabaranNya ada batasnya. Allah akan bicara dan berusaha keras supaya manusia bisa bertobat, tapi tidak untuk selama-lamanya Allah bersabar. Itu sebabnya di jaman Nuh Allah berkata: “RohKu tidak akan kubiarkan ada pada mereka untuk selama-lamanya. Umur mereka tidak akan lebih dari 120 tahun.” Jadi kita bisa melihat bahwa Allah telah merencanakan untuk bersabar terhadap orang berdosa sampai batas waktu tertentu. Dan setelah itu akan menghakimi mereka, kalau dalam batas waktu itu mereka tidak juga bertobat. Dalam hal ini kita bisa melihat dua sifat Allah yaitu kesabaranNya dan murkaNya. Allah itu baik dan sangat sabar, tapi Allah juga adil dan dapat sangat marah.

Ada orang-orang yang berpikir bahwa Allah itu seperti seorang mandor kejam yang mengawasi manusia dengan tongkat besar, gampang marah dan senang menghukum manusia dengan pukulan tongkatnya. Tapi saudaraku, Allah tidak seperti itu. Ada juga yang berpikir bahwa Allah tidak pernah marah, dan dengan gampang mengampuni dan melupakan dosa-dosa yang dibuat manusia. “Allah itu baik, Allah itu baik, itu ssaja yang mereka tahu. Tapi itu juga tidak benar,

Kitab suci memberitahu pada kita sifat-sifat Allah yang sebenarnya. Allah itu baik dan benar. Allah bisa sabar dan bisa marah. KebaikanNya dan pengasihanNya membuat Allah bersabar terhadap manussa yang melanggar ketentuan hukum-hukumnya. Tapi kebenaran dan kesuciannya membuat Allah murka terhadap mereka yang melawan ketentuan hukum-hukumnya. Allah adalah Penyelamat atau juruselamat dan Hakim. Nabi-nabi menulis berulang-ulang mengenai kesabaran dan murka Allah. Mari dengarkan sebagian kecil dari apa yang dikatakan nabi-nabi.

Ada tertulis: “Allah sama sekali tidak berlambat-lambat mengenai penghukumanNya seperti yang disangka banyak orang, tapi sebenarnya Dia sedang bersabar terhadap mereka yang telah menentang Dia, sebab Allah tidak ingin mereka mati dan masuk neraka, tapi sebaliknya supaya mereka dapat bertobat dan diselamatkan. Meskipun begitu hari penghakiman Allah yang mengerikan akan datang, dan datang dengan tiba-tiba. Dalam kitab suci Zzabur kita membaca: “Allah adalah hakim yang benar, Allah yang menyatakan murkanya setiap hari kepada orang berdosa yang tidak bertobat.” Dalam kitab suci Injil tertulis: Murka Allah sudah nyata dari surga teerhadap segala kedurjanaan dan kekufuran manusia yang meremehkan kebenaran dengan kebejatan mereka. Allah akan menghakimi mereka dan penghakimannya itu benar. Apa engkau menyangka dapat meloloskan diri dari penghakiman Allah? Atau kita bersikap acuh tak acuh karena Dia adalah Allah yang kemurahanNya, pengertianNya dan kesabarannya, begitu besar dan anda tidak menyadari bahwa Allah sedang memimpinmu kepada pertobatan? Tapi karena engkau keras kepala dan keras hati, engkau sedang menimbun murka Allah terhadapmu untuk hari pembalasan Allah, pada waktu penghakimannya yang adil akan dinyatakan. Allah akan mengganjar setiap orang sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya.

Murka Allah tidak seperti kemarahan manusia. Manusia bisa sangat marah, tapi kemarahannya akan hilang perlahan-lahan, bahkan sampai dia dapat melupakan persoalan apa yang telah membuatnya marah. Murka Allah tidak seperti itu. Berlalunya waktu tidak membuat kemarahan Allah surut. Allah adalah Hakim yang benar dan Dia tidak bisa lupa. Murka Allah kepada mereka yang tidak mau bertobat tidak pernah bisa surut. Malah sebaliknya: kemarahannya makin bertambah. Inilah pengertian dari ayat suci yang berbunyi:Karena engkau keras kepala dan keras hati, engkau sedang menimbun murka Allah di atas kepaalamu, untuk hari pembalasanNya yang dahsyat.

Manusia di jaman nabi Nuh, adalah orang-orang yang menimbun murka Allah terhadap diri mereka. Tapi di antara manusia-manusia yang kufur seperti itu, ada satu orang yang tetap mengasihi Allah dengan segenap hatinya, dan percaya pada sabda Allah. Orang itu bernama Nuh. Kitab suci berkata tentang dia seperti ini: “Nuh mendapat pengasihan dari Allah. Nuh tidak berbuat salah, dan dia satu-satunya orang yang tidak berdosa di antara orang-orang pada jamannya dan dia berjalan dengan Allah.”

Kenapa Allah menunjukkan pengasihanNya kepada Nuh? Apakah karena Nuh banyak melakukan perbuatan yang baik? Tidak. Pengasihan Allah atau kasih karunia Allah tidak dapat di beli atau dibayar dengan apa pun, karena kasih karunia Allah punya pengertian bantuan yang tak mungkin dapat dibalas. Kalau Allah menunjukkan kasih karunia yang besar kepada Nuh, dan bukan kepada orang lain, itu karena Nuh percaya kepada Allah, sedangkan orang yang lain tidak. Nuh percaya pada sabda Allah, inilah hal penting yang harus kita ingat. Nuh percaya pada janji Allah untuk mengirimkan seorang Pembebas Agung yang akan datang ke dalam dunia untuk membebaskan orang-orang berdosa. Sama seperti semua keturunan Adam yang lain, Nuh juga pernah melakukan pelanggaran, dan membuat Allah sakit hati.., tapi karena Nuh percaya dan mempersembahkan kurban darah kepada Allah sebagai permohonan supaya dosanya diampuni, seperti yang telah Allah perintahkan, Allah memandang Nuh sebagai orang yang benar di hadapanNya. Karena itu dalam kitab suci tertulis bahwa Nuh tidak berbuat salah, dan dia satu-satunya orang yang tidak berdosa pada jaman itu.”

Suatu hari Allah berkata kepada nabi Nuh: “Aku telah memutuskan untuk membinasakan semua manusia karena dunia penuh dengan kebejatan oleh karena kedurhakaan mereka.” Aku akan menghancurkan segala sesuatu yang ada di bumi. Buatlah bagimu sebuah kapal dari kayu. Buatlah kamar-kamar di dalamnya dan lapisi dengan ter (aspal) dari dalam dan dari luar.” Lalu Allah memberitahukan pada Nuh rencanaNya untuk mendatangkan banjir besar di bumi yang akan membinasakan semua orang yang tidak mau bertobat dan percaya pada kebenaran. Allah menyuruh Nuh membuat kapal yang sangat besar supaya bisa lolos dari banjir besar yang akan datang. Panjang kapal itu harus 150 meter, atau kira-kira sepanjang 1 setengah lapangan sepak bola. Lebarnya 22 meeteer dan 13 meter tingginya. Kapal ini akan menjadi tempat Nuh dan keluarganya, berlindung pada saat hukuman Allah datang. Kapal ini juga akan menjadi tempat berlindung buat binatang-binatang dan siapa saja orang lain yang mau percaya pada Sabda Allah tentang penghukuman yang akan membinaskan semua manusia. Allah menyuruh membuat banyak kamar di dalam kapal, tapi hanya ada satu pintu untuk masuk. Jadi pesan Allah terhadap manusia di jaman Nuh adalah Siapa saja yang mau lolos dari penghukuman Allah yang berbentuk banjir besar harus masuk melewati pintu yang cuma satu-satunya itu. Siapa saja yang melewati pintu itu pasti akan diselamatkan. Sebaliknya, siapa pun dia kalau tidak masuk melalui pintu itu, dia akan binasa.

Jadi, mulailah Nuh membangun kapal besar itu. Ini adalah tugas yang berat dan besar. Para pembuat perahu tradisonal Pinisi tahu betul itu. Mulai dari memotong ratusan pohon kayu yang besar-besar, membuat papan dari kayu-kayu itu, melicinkan dan memaku lalu dilapisi dengan ter dari luar dan dari dalam. Tentu saja istri dan anak-anaknya ikut juga membantu membangun kapal. Selama 120 tahun mereka bekerja membangun kapal. Tapi selama 120 tahun itu juga, Nuh tidak hanya berkonsentrasi pada pembangunan kapal, sambil membangun kapal bersama anak-anak ddan istrinya, dia juga menyampaikan pesan Allah kepada orang-orang yang hidup di jaman itu. Mungkin kata-kata seperti ini yang dia bilang pada mereka: Dengar! Allah menyuruh saya memperingatkan kamu sekalian akan murkaNya! Kemarahan Allah sudah mendidih karena dosa-dosamu. Dia telah memutuskan akan mendatangkan banjir ke bbumi ini untuk membinasakan setiap orang yang menolak untuk bertobat. Tapi saya juga mau memberitahukan kepadamu, kabar yang baik. Allah dalam pengasihanNya telah menyuruhku membangun kapal yang akan menjadi perlindungan bagi setiap orang yang bertobat dari dosanya dan menundukkan diri kepada sabda Allah. Siapa saja yang masuk ke dalam kapal akan lolos dari kebinasaan.” Terus menerus Nuh mencoba memperingatkan mereka dan menasehati mereka supaya berbalik dari jalan-jalan mereka yang jahat. Selama 120 tahun dia membangun kapal, selama itu pula dia mencoba menyadarkan orang-orang di jamannya supaya mereka bertobat.

Kira-kira bagaimana tanggapan orang-orang yang mendengar peringatan Nuh itu? Apakah mereka percaya pada pesan Nuh tentang murka Allah yang akan datang untuk membinasakan mereka dalam banjir besar kalau mereka tidak bertobat? Kita akan meneruskan lagi kisah ini pada kali yang akan datang. Insya Alalh, pada siaran yang berikut kita dapat melanjutkan kisah tentang Nuh dan melihat bagaimana Allah membuat perbedaan anatara orang-orang yang percaya pada SabdaNya dengan mereka yang tidak percaya pada sabdaNya. Terimakasih sudah mendengarkan siaran kami dalam acara Jalan ke Surga Telah Rata ini. Kalau anda mempunyai pertanyaan, jangan ragu-ragu untuk menulis surat kepada kami.